Analisis kebutuhan merupakan awal mula dalam pengkajian suatu sistem. Dalam melakukan analisa ini dapat dinyatakan dengan kebutuhan-kebutuhan yang
ada, kemudian dilakukan tahap pengembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dapat dideskripsikan. Analisis ini harus dilakukan secara hati-hati terutama
dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan dari semua orang dan institusi yang dapat dihubungkan dengan sistem yang telah ditentukan.
Analisis kebutuhan berkaitan dengan interaksi antara respon yang timbul dari seorang pengambil keputusan terhadap jalannya sistem. Analisis ini dapat
meliputi suatu survei, pendapat seorang ahli, diskusi, observasi lapang, dan sebagainya.
2 Formulasi masalah Formulasi masalah merupakan definisi suatu masalah yang spesifik,
sehingga masalah tersebut mencapai sesuatu individualitas yang memungkinkan dapat dilaksanakannya usaha ke arah pemecahan. Formulasi masalah didasarkan
pada penentuan informasi yang terperinci yang dihasilkan selama identifikasi sistem sebagai pernyataan sistem harus bekerja agar output dapat terpenuhi.
3 Identifikasi sistem Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari
kebutuhan-kebutuhan, dengan pernyataan khusus dari masalah yang perlu dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Identifikasi sistem
dapat digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab-akibat causal loop. Interpretasi dari diagram sebab-akibat adalah konsep kotak gelap black box.
Dalam menyusun kotak gelap perlu diketahui jenis informasi yang dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu: 1 peubah input, 2 peubah output, 3 parameter-
parameter yang membatasi struktur sistem.
2.4 Pengembangan Perikanan Tangkap
Pengembangan perikanan perlu dirancang agar dapat menghadapi tantangan masa depan. Hal ini menuntut kemampuan pendugaan kemungkinan
pengembangan baik di sistem produksi maupun sistem konsumen pasar, bahkan perubahan pada potensi sumberdaya. Berdasarkan hal tersebut, tantangan
pengembangan perikanan terletak pada transformasi sistem produksi yang bersifat
subsistem dan sederhana menjadi sistem produksi komersial yang lebih kompleks Muchsin et al, 1987 yang dikutip oleh Kristiawan, 2007.
Seleksi teknologi dapat dilakukan melalui pengkajian-pengkajian aspek “bio-technico-socio-economic-approach”. Oleh karena itu, ada empat aspek yang
harus dipenuhi oleh suatu jenis teknologi penangkapan ikan yang akan dikembangkan, yaitu: 1 bila ditinjau dari segi biologi, tidak merusak atau
mengganggu kelestarian sumberdaya; 2 secara teknis efektif untuk digunakan; 3 dari segi sosial dapat diterima masyarakat nelayan; 4 secara ekonomi teknologi
tersebut bersifat menguntungkan. Adapula aspek tambahan yang tidak dapat diabaikan yaitu adanya izin dari pemerintah berupa kebijakan dan peraturan
pemerintah Haluan dan Nurani, 1988. Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai identifikasi dari kemungkinan
kondisi dan pengembangan, antara lain: 1 Penangkapan ikan;
2 Sumberdaya perikanan; 3 Sumberdaya manusia;
4 Prasarana atau infrastruktur. Elemen-elemen tersebut menggambarkan suatu perencanaan dan
pengembangan serta tahapan dari perikanan tangkap secara nasional. Apabila keempat elemen tersebut sudah diperoleh datanya, maka hal tersebut akan
menentukan spesifikasi skala tujuan dan skala prioritas. Kaitan pengembangan perikanan tangkap, baik yang memang pada tingkatan pengadaan yang baru, atau
pengembangan dari keadaan yang sudah ada sebelumnya Haluan, 2002.
2.5 Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan gugusan kriteria perilaku sistem yang kemudian dievaluasikan. Dalam beberapa hal, analisis sistem dapat diartikan sebagai semua
hal yang relevan terhadap peubah-peubah yang ditetapkan input terkontrol dan peubah rancangan yang dianggap sebagai sesuatu yang mempengaruhi kelakuan
sistem, keadaankondisi lingkungan dimana sistem berjalan, sehingga output yang tidak diharapkan dapat dihindari Eriyatno, 1998.
Pada tahapan analisis terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan, antara lain:
1 Identify, yaitu mengidentifikasi masalah. 2 Understand, yaitu memahami kinerja dari sistem yang ada.
3 Analyze, yaitu menganalisis sistem. 4 Report, yaitu membuat laporan hasil sistem Jogiyanto, 1989.
Menurut Winardi 1989, terdapat tiga macam sumber untuk mempelajari fakta-fakta dalam analisis sistem, yaitu:
1 Sistem yang ada; 2 Sumber-sumber intern lainnya;
3 Sumber-sumber ekstern. Adapun aspek-aspek yang akan dikaji pada suatu sistem dalam
pengembangan sumberdaya perikanan seperti dijabarkan pada bagian berikut:
2.5.1 Analisis penetapan jenis ikan unggulan
Komoditas unggulan perikanan untuk sumberdaya ikan demersal dan pelagis dapat memenuhi beberapa kriteria penting, yaitu diminati banyak
konsumen, rata-rata harga, kekontinyuan produksi, jumlah produksi, dan nilai produksi dari komoditas tersebut lebih tinggi daripada keseluruhan ikan ekonomis
penting yang didaratkan di suatu wilayah pelabuhan perikanan Rahardjo, 1999 yang dikutip oleh Aryadi, 2007.
2.5.2 Analisis produktivitas usaha
Filosofi produktivitas sebenarnya telah ada sejak awal peradaban manusia. Produktivitas adalah keinginan will dan upaya effort manusia untuk selalu
meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan di segala bidang Argener dalam Pelenkahu, 1987 yang dikutip oleh Manurung, 2006.
Nilai produktivitas suatu unit penangkapan ikan akan menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi unit penangkapan tersebut selama produksi atau
penangkapan ikan di laut. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui unit penangkapan ikan yang paling efektif untuk dikembangkan yang dilihat dari
perolehan nilai produktivitas yang paling tinggi dari keseluruhan jenis unit penangkapan ikan yang beroperasi Manurung, 2006.
2.5.3 Analisis aspek teknis
Aspek teknis berkaitan dengan faktor-faktor teknis dari pengoperasian penangkapan ikan seperti kapal, alat tangkap, dan metode pengoperasian secara
deskriptif. Aspek teknis dapat dilihat melalui proses produksi, karakteristik produksi, sistem produksi, sistem usaha dan lokasi unit produksi Wahyudi,
2004.
2.5.4 Analisis aspek sosial
Aspek sosial dilakukan untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat, khususnya nelayan yang terkait dengan kegiatan perikanan di Kabupaten Kulon
Progo. Analisis sosial dilakukan dengan cara wawancara dan mengamati langsung keadaan sosial masyarakat nelayan Kabupaten Kulon Progo. Kondisi sosial ini
dapat dilihat berdasarkan tingkat pendapatan nelayan dari usaha perikanan laut Kabupaten Kulon Progo Wahyudi, 2004.
2.5.5 Analisis aspek finansial
Analisis finansial memiliki peranan yang penting dalam memperhitungkan insentif bagi orang-orang yang turut serta dalam menyukseskan pelaksanaan
kegiatan perikanan tangkap. Pelaksanaan kegiatan perikanan tangkap harus memperhatikan keadaan para nelayan yang menjalankan aktivitas produksi
tersebut Kadariah, 1976. Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui apakah perikanan laut di
Kabupaten Kulon Progo layak untuk diusahakan atau tidak. Analisis finansial yang dilakukan meliputi analisis keuntungan, analisis revenue cost ratio, dan
analisis payback period.
2.6 Analisis Strategi Pengembangan Perikanan Tangkap
Menurut Nurani 2008, strategi merupakan perencanaan induk yang komprehensif yang menjelaskan bagaimana perusahaan atau organisasi akan
mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah ditentukan sebelumnya. Strategi pengembangan adalah strategi yang digunakan
untuk dapat membangun bidang kelautan dan perikanan yang mantap dan berkesinambungan.
Menurut Rangkuti 2006, analisis SWOT digunakan karena memiliki kelebihan
seperti sederhana, fleksibel, menyeluruh, menyatukan, dan berkolaborasi. Hal tersebut dapat menghasilkan kemungkinan alternatif strategis.
SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strength dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats, analisis SWOT membandingkan
antara faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman dengan faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Peluang merupakan situasi
yang diinginkan atau disukai dalam lingkungan organisasi dan ancaman adalah situasi yang paling tidak disukai dalam lingkungan organisasi. Disamping itu,
kekuatan merupakan suatu kelebihan khusus yang memberikan keunggulan komparatif di dalam suatu industri yang berasal dari organisasi dan kelemahan
berupa keterbatasan dan kekurangan dalam hal sumberdaya, keahlian dan kemampuan yang secara nyata menghambat aktivitas keragaan organisasi.
Berdasarkan dari analisis tersebut dapat diketahui keterkaitan antara faktor eksternal dan internal.
Analisis SWOT ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman threats. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi,
dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis strategic planner harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman dalam kondisi yang ada saat ini Rangkuti, 2006.
Analisis SWOT dapat diterapkan paling sedikit dalam tiga hal untuk membuat keputusan yang bersifat strategis, yaitu: 1 analisis SWOT
memungkinkan para pengambil keputusan kunci dalam suatu perusahaan menggunakan kerangka berpikir yang logis, identifikasi, dan analisis berbagai
alternatif yang layak untuk dipertimbangkan dan pada akhirnya dapat menjatuhkan pilihan pada alternatif yang diperkirakan ampuh; 2 pembandingan
secara sistematik antara peluang dan ancaman eksternal di satu pihak dan kekuatan dan kelemahan di lain pihak; 3 setiap orang yang sudah memahami dan
pernah menggunakan analisis SWOT pasti menyadari bahwa tantangan utama
dalam penerapan analisis SWOT terletak pada identifikasi dari posisi sebenarnya suatu satuan bisnis Siagian, 2007.
2.7 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif QSPM