pengalaman melaut, banyak mendapatkan pengetahuan dari nelayan pendatang dari Cilacap.
Kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Kulon Progo memiliki kendala utama yaitu musim dan kondisi alam. Pada saat musim tenggara, ditandai dengan
angin kencang dan gelombang yang besar, sehingga kegiatan penangkapan ikan dengan perahu tidak dapat dilakukan. Pada musim paceklik nelayan bekerja pada
sektor lain atau melakukan perbaikan alat tangkap. Adapula faktor kondisi pantai dengan jalur perairan dangkal yang sempit dan kemudian dengan tajam jatuh pada
kedalaman Samudera Hindia yang sering menghambat pengoperasian alat tangkap.
Berdasarkan pertimbangan di atas, penelitian ini perlu dilakukan di Kulon Progo, yaitu untuk mengetahui lebih jauh perkembangan kegiatan usaha perikanan
di Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan usaha perikanan menurut definisi Undang- Undang No. 31 tahun 2004 merupakan suatu sistem bisnis. Dalam suatu sistem
terkait berbagai permasalahan yang kompleks, untuk itu pendekatan permasalahan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan sistem.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1 Menentukan usaha perikanan tangkap yang tepat di wilayah Kabupaten Kulon
Progo; 2 Menentukan faktor-faktor yang berperan penting untuk keberhasilan usaha
perikanan tangkap di wilayah Kabupaten Kulon Progo; 3 Menentukan alternatif strategi dalam mengembangkan usaha perikanan
tangkap di wilayah Kabupaten Kulon Progo.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo. Selain itu,
dapat menjadi sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka mengembangkan usaha dan potensi perikanan tangkap di perairan
Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perikanan Tangkap sebagai Sebuah Sistem
Berdasarkan UU No.31 tahun 2004, perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan
lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Perikanan
tangkap adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau pengumpulan binatang dan tanaman air, baik di laut maupun di perairan umum secara bebas.
Kegiatan ini dibedakan dengan perikanan budidaya, dimana pada perikanan tangkap, binatang atau tanaman air masih belum merupakan milik seseorang
sebelum binatang atau tanaman air tersebut ditangkap atau dikumpulkan. Pada perikanan budidaya, komoditas tersebut telah merupakan milik seseorang atau
kelompok yang melakukan budidaya tersebut. Menurut Monintja 1989, pelaksanaan kegiatan di bidang penangkapan
ikan ini dihadapkan pada beberapa karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh sistem eksploitasi sumberdaya pertanian lainnya. Beberapa karakteristik khusus
tersebut, antara lain: 1 Sumberdaya pada umumnya tidak terlihat invisible.
2 Sumberdaya merupakan milik umum common property. 3 Eksploitasi sumberdaya melibatkan resiko yang besar high risk.
4 Produk sangat mudah rusak highly perishable. Selanjutnya, dapat dikatakan bahwa karakteristik itulah yang menyebabkan
lebih sulitnya proses pemanfaatan sumberdaya perikanan dibandingkan dengan sumberdaya lainnya. Untuk itu perangkat ilmu-ilmu perikanan sangat diperlukan
untuk memungkinkan pemanfaatan sumberdaya ini, yang meliputi aspek biologi, teknologi, sosial, dan ekonomi. Adapun komponen utama dari perikanan tangkap
adalah unit penangkapan, yang terdiri dari perahu atau kapal, alat tangkap, dan tenaga kerja atau nelayan yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama
lainnya Monintja, 1989. Pengertian nelayan menurut UU Perikanan No.31 Tahun 2004 adalah orang
yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Adapula definisi
lainnya mengenai nelayan, yang didefinisikan sebagai orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan atau binatang air lainnya.
Orang yang hanya melakukan pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut alat atau perlengkapan ke dalam perahu atau kapal tidak termasuk ke dalam kategori
nelayan.
Konsep sistem perikanan menurut Nurani 2008, mencakup tiga subsistem yaitu subsistem kegiatan usaha perikanan, subsistem pelabuhan perikanan:
fungsionalitas dan aksesibilitas, serta subsistem kebijakan dan kelembagaan. Dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Kulon Progo lebih
difokuskan pada subsistem kegiatan usaha perikanan. Kegiatan usaha perikanan mencakup kegiatan dari proses untuk menghasilkan produksi ikan yang dilakukan
nelayan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya ikan yang ada, selanjutnya Gambar 1 Struktur sistem pengembangan perikanan berbasis karakteristik
spesifik potensi daerah Nurani, 2008.
Usaha Perikanan - Jenis SDI
- Jenis teknologi - Jumlah SDI
- Nelayan - Daya dukung
- Kelayakan lingkungan
teknis dan -
Koefisien finansial
pertumbuhan Ketersediaan
Sumberdaya Ikan SDI
Unit Penangkapan
Ikan
- Peningkatan keuntungan usaha
- Peningkatan kesejahteraan nelayan
- Penyerapan tenaga kerja
- Peningkatan PAD atau devisa
- Perlembagaan perekonomian dan
pembangunan daerah Pelabuhan Perikanan,
Fungsionalitas, dan Aksesibilitas
Kebijakan dan Kelembagaan
Perikanan manajemen
Pengelolaan Sumberdaya
Perikanan manajemen
manajemen
mendukung kebutuhan
kebutuhan mendukung
dilakukan proses penanganan, pendistribusian, dan pemasaran dengan tujuan akhir adalah memperoleh nilai manfaat atau keuntungan.
2.2 Definisi Sistem