Nelayan Kulon Progo memiliki kegiatan kelompok yang dilakukan secara rutin setiap bulan. Mereka tergabung ke dalam kelompok nelayan di daerahnya
masing-masing. Nelayan Kulon Progo merupakan nelayan sambilan utama, bukan nelayan penuh. Pekerjaan mereka sebagai petani padi, cabai, dan semangka, serta
peternak. Pada setiap kapal terdiri dari 2-3 nelayan. Kapal dan alat tangkap yang sebagian digunakan untuk melaut, berasal dari pemerintah daerah. Data jumlah
nelayan di Kulon Progo dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Jumlah nelayan laut di Kulon Progo tahun 2004-2008
No. Tahun
Jumlah orang
1. 2004
261 2.
2005 315
3. 2006
343 4.
2007 339
5. 2008
474 Sumber: Dinas Kelautan,Perikanan, dan Peternakan 2009.
Dilihat dari tabel di atas, jumlah nelayan dari tahun 2004 sampai dengan 2006 semakin meningkat. Hal ini karena sebagian besar masyarakat memiliki
keinginan untuk melaut untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada tahun 2007, jumlah nelayan mengalami penurunan. Pada tahun 2008, jumlah nelayan
kembali mengalami peningkatan.
4.2.3 Koperasi dan Kelompok Nelayan
Pada tahun 2001, pemerintah memberikan dana untuk dikelola oleh Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina LEPPM3.
Lembaga tersebut membentuk koperasi untuk membantu para nelayan. Namun dalam menjalankan koperasi tersebut, terdapat kendala yang mengakibatkan kredit
macet. Hal ini karena pada kenyataan di lapangan, banyak terjadi kerusakan mesin, alat tangkap, dan kapal. Kerusakan ini terjadi karena masyakat masih
dalam proses beradaptasi dari petani menjadi nelayan. Pada tahun 2002, Koperasi LEPPM3 terbentuk dengan badan hukum
Koperasi Serba Usaha untuk memperbaharui mekanisme kerja koperasi sebelumnya. Koperasi Swamitra Mina merupakan salah satu unit usaha Koperasi
LEPPM3 yang berbasiskan sistem teknologi perbankan online. Koperasi ini bergerak di bidang unit simpan pinjam untuk masyarakat pesisir. LEPPM3
bekerjasama dengan Bank Bukopin untuk membentuk LKM Lembaga Keuangan Mikro. Koperasi Swamitra Mina mengelola dan memantau pergerakan keuangan
secara transparan. Selain koperasi yang dapat diandalkan, nelayan Kabupaten Kulon Progo
memiliki kelompok nelayan yang cukup aktif. Kelompok nelayan tersebut antara lain, Tani Maju Trisik yang berada di daerah Trisik, Bugel Peni yang berada di
daerah Bugel, Ngudi Rejeki yang berada di Karangwuni Wates, Ngudi Mulyo di daerah Glagah Temon, Arung Samudro yang berada di Sindutan Temon dan
Bogowonto di Congot Temon. Kelompok-kelompok nelayan ini mengadakan pertemuan rutin setiap bulan.
4.2.4 Produksi dan Nilai Produksi
Jenis hasil tangkap di Kabupaten Kulon Progo dapat diklasifikasikan
menjadi dua jenis, yaitu ikan pelagis dan ikan demersal. Pada jenis ikan pelagis, antara lain: tenggiri Scomberomerus sp., kembung Rastrelliger kanagurta,
layur Trichiurus sp., talang-talang Chorinemus tala, dan peperek Leiognathus sp.. Pada ikan demersal, antara lain: bawal Pampus argentus, pari Trigon
sephen, manyung Arius thalassinus, cucut Charcharinus sp., dan tigawaja Johnius dussumieri. Produksi hasil laut lain berupa lobster Panulirus sp..
Hasil laut ini selalu habis terjual pada saat didaratkan. Perkembangan produksi dan nilai produksihasil laut dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Perkembangan produksi dan nilai produksi hasil laut tahun 2004-2008
No. Tahun
Produksi kg Nilai produksi Rp
Rpkg
1. 2004
520.668 2.395.400.400,00
4.600,63 2.
2005 314.063
1.529.287.000,00 4.869,36
3. 2006
335.692 1.958.850.500,00
5.835,26 4.
2007 316.472
2.569.537.900,00 8.119,32
5. 2008
512.082 2.920.132.800,00
5.702,47 Sumber: Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan 2004-2008.
Berdasarkan tabel di atas, jumlah produksi tertinggi terjadi pada tahun 2004 sebesar 520.668 kg, dengan nilai produksi Rp 2.395.400.400,00. Jumlah produksi
terendah terjadi pada tahun 2005 sebesar 314.063 kg, dengan nilai produksi Rp 1.529.287.000,00. Produktivitas hasil tangkapan mengalami fluktuasi dari tahun
ke tahun. Hal ini dikarenakan berkurangnya armada penangkapan pada tahun
2005, sehingga banyak kapal yang tidak melakukan operasi penangkapan ikan dan mengakibatkan produksi ikan menurun.
4.2.5 Daerah Penangkapan Ikan