Latar Belakang Analisis Sistem Usaha Perikanan Tangkap di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Provinsi DI Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Selatan Jawa yang memiliki perairan laut dengan potensi sumberdaya ikan cukup besar yaitu sebesar 320.600 ton per tahun. Provinsi DI Yogyakarta memiliki panjang pantai sekitar 110 km, dengan potensi sumberdaya ikan sebesar 3.400 ton per tahun. Salah satu daerah di DIY yang memiliki potensi perikanan tangkap yang perlu dikembangkan adalah Kabupaten Kulon Progo. Kemampuan nelayan lokal Kulon Progo masih kurang dalam mengeksploitasi sumberdaya ikan, potensi yang baru dimanfaatkan sebesar 439,5 ton per tahun Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo, 2009. Usaha perikanan laut di Kabupaten Kulon Progo mulai berkembang pada tahun 2000 dengan didatangkannya nelayan dari luar daerah, salah satunya berasal dari Cilacap. Upaya ini cukup mampu mendorong masyarakat setempat untuk berusaha di bidang perikanan laut, walaupun dengan sarana dan prasarana yang masih terbatas. Kabupaten Kulon Progo memiliki satu Pangkalan Pendaratan Ikan PPI, yaitu PPI Karangwuni. Selain itu, ada Tempat Pelelangan Ikan TPI, yaitu: TPI Congot, TPI Glagah, TPI Bugel, dan TPI Trisik. Kegiatan perikanan laut di Kulon Progo dilakukan dengan menggunakan alat tangkap berupa jaring eret beach seine untuk daerah pantai. Perkembangan usaha perikanan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir, dimulai dari sisi timur yaitu Pantai Trisik hingga ke sebelah barat yaitu Pantai Congot. Perkembangan kegiatan perikanan dimulai dengan menggunakan perahu motor tempel sebagai sarana penangkapan ikan serta peningkatan jenis-jenis dan jumlah alat tangkap yang digunakan jaring insanggillnet Rustijarno, 2003. Perikanan tangkap di Kabupaten Kulon Progo tergolong kegiatan usaha yang dapat dikategorikan baru. Nelayan yang ada di Kulon Progo pada awalnya bermatapencaharian sebagai petani dan peternak. Namun dengan pendapatan yang kurang mencukupi untuk kebutuhan hidupnya, petani beralih dan mengubah status pekerjaannya menjadi nelayan. Nelayan lokal yang belum memiliki pengalaman melaut, banyak mendapatkan pengetahuan dari nelayan pendatang dari Cilacap. Kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Kulon Progo memiliki kendala utama yaitu musim dan kondisi alam. Pada saat musim tenggara, ditandai dengan angin kencang dan gelombang yang besar, sehingga kegiatan penangkapan ikan dengan perahu tidak dapat dilakukan. Pada musim paceklik nelayan bekerja pada sektor lain atau melakukan perbaikan alat tangkap. Adapula faktor kondisi pantai dengan jalur perairan dangkal yang sempit dan kemudian dengan tajam jatuh pada kedalaman Samudera Hindia yang sering menghambat pengoperasian alat tangkap. Berdasarkan pertimbangan di atas, penelitian ini perlu dilakukan di Kulon Progo, yaitu untuk mengetahui lebih jauh perkembangan kegiatan usaha perikanan di Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan usaha perikanan menurut definisi Undang- Undang No. 31 tahun 2004 merupakan suatu sistem bisnis. Dalam suatu sistem terkait berbagai permasalahan yang kompleks, untuk itu pendekatan permasalahan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan sistem.

1.2 Tujuan Penelitian