Biaya Operasional Analisis Kelayakan Finansial dengan Kondisi Tanpa Pengambangan

66 Rp 8.300.000,00 digunakan untuk mengganti tower, pompa dan bak yang mencapai empat set serta timbangan, gunting cukur dan sapu lidi. Tahun ke-7 reinvestasi untuk mengganti barang yang berumur satu tahun, dua tahun tiga tahun dan lima tahun dengan total reinvestasi sebesar Rp 12.935.000,00. Tahun ke-8 reinvestasi sama dengan tahun ke-2, tahun ke-9 nilai dan barang reinvestasinya sama dengan tahun ke-3 dan tahun ke-10 nilai dan barang reinvestasi yang dilakukan sama dengan tahun ke-4.

B. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara berkala selama pelaksanaan usaha. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Ada tujuh komponen biaya tetap yang dikeluarkan Peternakan Domba Tawakkal setiap tahunnya antara lain gaji karyawan, biaya listrik dan air, THR karyawan, biaya komunikasi, dana kegiatan sosial, pembelian ampas tahu, Pajak Bumi dan Bangunan dan biaya penyusutan. Besaran biaya tetap yang dikeluarkan setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 16. Biaya Tetap pada Peternakan Domba Tawakkal Tanpa Pengembangan Bisnis No Biaya Tetap Biaya per Tahun Rp 1-10 1 Listrik 4.200.000 2 THR Karyawan 5.100.000 3 Komunikasi 1.200.000 4 Kegiatan Sosial 7.500.000 5 PBB 744.000 Total 18.744.000 Listrik dikeluarkan dengan besaran Rp 350.000 per bulan yang digunakan untuk membiayai penerangan dan menghidupkan mesin pompa air di peternakan. Untuk THR karyawan dibayarkan sebesar Rp 300.000,00 per tahun bagi masing- masing karyawan untuk bonus hari raya Idul Fitri. Untuk kegiatan pemasaran tiap bulan dikeluarkan biaya untuk pembelian pulsa sebesar Rp 100.000,00 per bulan. Untuk kegiatan sosial Haji Bunyamin memberikan bingkisan sebesar Rp 50.000,00 kepada 150 kepala keluarga disekitar Peternakan Domba Tawakkal yang dilakukan setiap tahun pada bulan Ramadhan. Komponen biaya tetap terakhir yaitu pajak bumi dan bangunan sebesar Rp 744.000 per tahun. Komponen biaya tetap yang dikeluarkan jumlahnya konstan setiap tahun. 67 Biaya variabel yang yang dikeluarkan antara lain Vitamin B12, biaya Perawatan Domba, baterai, Oxytetracyclin, Kalbazen-SG, Betadyne, karung, EnteroshepDiaform, transportasi, ampas tahu, pembelian pakan hijauan dan pembelian jantan. Daftar biaya variabel yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 17 . Biaya Variabel Yang Dibutuhkan Kondisi Tanpa Pengembangan No Biaya variabel Biaya per Tahun Rp 1 1 Vitamin B12 1.692.299 2 Biaya Perawatan Domba 39.690 3 Baterai 600.000 4 Oxytetracyclin 180.000 5 Kalbazen-SG 170.000 6 Betadyne 45.000 7 Karung 470.103 8 Enteroshep Diaform 37.180 9 Transportasi 10.800.000 10 Ampas Tahu 20.595.556 11 Pakan hijauan 87.427.721 12 Pembelian jantan 260.000.000 Total 382.057.548 Vitamin B 12 digunakan sebagai penambah vitamin untuk domba yang menyusui dan diberikan setelah domba betina melahirkan anakan. Vitamin B 12 diberikan selama tiga bulan ketika domba anakan masih menyusui. Biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 170,00 per hari. Biaya perawatan dikeluarkan untuk membeli sabun ketika memandikan domba, dengan biaya yaitu sebesar Rp 30,00 per ekor dengan frekuensi sebanyak tiga kali memandikan dalam setahun. Pembelian baterai digunakan untuk penerang bagi piket jaga malam dengan alokasi biaya sebesar Rp 50.000 per bulan. Oxytetracyclin adalah obat tetes mata yang diberikan kepada domba yang terserang penyakit Pink Eye dengan biaya sebesar Rp 1.500,00 per ekor. Kalbazen-SG diberikan kepada domba yang terserang penyakit cacingan. Biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 170.000,00 per tahun. Betadyne digunakan untuk obat luar bagi domba yang terserang Orf ataupun penyakit luka luar lainnya dengan biaya sebesar Rp 45.000,00 per tahun. Karung yang dibeli yaitu karung kotoran dengan ukuran 20 kg. Karung ini digunakan sebagai tempat kotoran agar kotoran tidak banyak tertumpuk dibawah kandang. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian karung didapatkan dari harga 68 karung yaitu Rp 750,00 per lembar karung dikalikan dengan populasi domba yang ada di kandang. Apabila domba terkena penyakit mencret maka Peternakan Domba Tawakkal memberikan Enterosheep kepada domba dengan biaya sebesar Rp 500,00 per ekor. Biaya transportasi yaitu pembelian bensin dengan biaya sebesar Rp30.000,00 per hari yang digunakan untuk transportasi pencarian rumput, penjemputan ampas tahu dan mengantar domba kepada pembeli. Pengeluaran untuk ampas tahu yaitu sebesar Rp 50,00 per kg untuk konsumsi dua kg per ekor per hari untuk memenuhi kebutuhan nutrisi domba. Pakan hijauan yang dibeli seharga Rp.105,00 per kg. Pembelian jantan dilakukan setiap tahun untuk mengisi kekosongan kandang. Peternakan Domba Tawakkal belum mampu menghasilkan anakan yang cukup untuk penggemukan sehingga jantan yang akan digemukkan didatangkan dari sekitar peternakan ataupun dari luar daerah Bogor. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian jantan yaitu sebesar Rp 650.000,00 per ekor. 2 Analisis Manfaat Inflow Manfaat merupakan seluruh kondisi yang mendorong tercapainya suatu tujuan usaha yaitu keuntungan. Manfaat yang diterima dari Peternakan Domba Tawakkal berasal dari penjualan domba jantan, domba betina dan hasil sampingan yang merupakan kotoran domba. Nilai sisa untuk barang-barang investasi setelah mengalami penyusutan juga dimasukkan sebagai pemasukan diakhir tahun umur usaha. Manfaat yang dihasilkan dibagi dalam dua bagian yaitu manfaat dari unit pembbibitan berupa anakan domba jantan, domba betina dan kotoran. Unit penggemukan menghasilkan domba jantan dan kotoran. Domba jantan dijual denga harga Rp 1.200.000,00 anakan domba jantan dijual dengan harga Rp 650.000,00 per ekor, domba betina seharga Rp 500.000,00 dan kotoran domba seharga Rp 6.000,00 perkarung. Anakan domba yang dihasilkan pada unit pembibitan dijual kepada unit penggemukan ketika domba telah berumur tujuh bulan lepas sapih. Domba yang telah dijual ke unit penggemukan akan digumukkan dengan perlakuan yang sama dengan domba dewasa lainnya. Perlakuan yang sama meliputi jumlah dan jenis pakan yang diberikan dan perawatan yang yang dengan domba dewasa lainnya. 69 Manfaat yang diterima Peternakan Domba Tawakkal dari penjualan domba dan produk sampingannya dengan kondisi tanpa pengembangan dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 18. Penerimaan Penjualan Domba pada Kondisi Tanpa pengembangan di Peternakan Domba Tawakkal Rp Tahun Breeding Fattening Jantan Betina Kotoran Jantan Kotoran 1 30.000.000 23.360.775 529.200.000 102.000.000 2 76.050.000 27.500.000 18.434.625 546.000.000 114.200.000 3 39.650.000 30.500.000 30.703.875 553.200.000 114.200.000 4 39.650.000 30.500.000 30.703.875 553.200.000 114.200.000 5 79.950.000 30.500.000 24.569.250 553.200.000 136.600.000 6 79.950.000 49.000.000 27.023.100 613.200.000 148.800.000 7 27.950.000 67.500.000 21.501.938 613.200.000 145.200.000 8 52.000.000 37.000.000 17.204.625 613.200.000 148.800.000 9 39.650.000 33.500.000 28.860.413 591.600.000 152.400.000 10 39.650.000 119.500.000 11.070.000 782.400.000 34.200.000 Pada tahun ke-1 belum ada penjualan anakan jantan karena umur anakan yang dilahirkan belum mencukupi untuk dijual ke unit penggemukan. Domba betina yang dikawinkan pada tahun pertama menghasilkan anakan sebanyak 110 ekor. Pada tahun pertama dihasilkan sebanyak 55 ekor anakan jantan dan 55 ekor anakan betina. Pembelian domba jantan dari luar peternakan untuk digemukkan sebanyak 400 ekor. Jumlah domba yang dijual pada tahun pertama yaitu 441 ekor domba jantan dari unit penggemukan dan 60 ekor domba betina dari unit pembibitan. Jumlah kotoran yang dihasilkan pada tahun pertama didapatkan yaitu sebesar Rp 125.360.775,00. Anakan jantan yang dijual ke unit penggemukan untuk tahun ke-2 yaitu sebanyak 55 ekor yang diperoleh dari 55 ekor anakan jantan pada tahun ke-1. Domba betina yang dijual sebanyak 55 ekor juga didapat dari anakan betina yang dilahirkan pada tahun pertama. Penjualan domba jantan merupakan domba yang dibeli sebanyak 400 ekor tahun ke-1 untuk digemukkan dan pembelian 55 ekor anakan domba dari unit pembibitan dijual pada bulan September. Manfaat lain yang diperoleh yaitu dari penjualan kotoran domba sebesar Rp 132.634.625,00 yang didapat dari unit penggemukan dan unit pembibitan. Pada tahun ke-2, sebanyak 400 ekor domba jantan dibeli untuk digemukkan dan dijual pada tahun berikutnya. 70 Pada tahun ke-3, domba beranak sebanyak dua kali yaitu pada bulan ke-2 dan bulan ke-11 yang menghasilkan 246 ekor anakan domba dengan 123 ekor anakan jantan dan 123 ekor anakan betina. Pada tahun ke-3, jumlah anakan domba jantan yang dijual dari unit pembibitan yaitu 61 ekor dan sebanyak 61 ekor domba betina. Domba yang dijual dari unit penggemukan yaitu sebanyak 461 ekor yaitu jantan yang telah siap jual yang dibeli dari unit pembibitan dan pembelian domba dari luar Peternakan Domba Tawakkal pada tahun sebelumnya. Pembelian 400 ekor domba untuk unit penggemukan yang dibeli dari luar peternakan dilakukan pada bulan ke-10. Total pendapatan dari penjualan kotoran dari unit pembibitan dan penggemukan yaitu sebesar Rp 144.903.875,00. Tahun ke-6 dilakukan penjualan domba betina yang sudah afkir yaitu sebanyak 37 ekor yang merupakan domba yang dijadikan indukan dengan kondisi telah melahirkan dua kali pada tahun-1. Jumlah domba betina yang dijual pada tahun ke-6 yaitu 98 ekor dengan pendapatan sebesar Rp 49.000.000,00. Penjualan domba jantan dari unit pembibitan sebesar Rp 27.950.000,00 dan Domba jantan dari unit penggemukan memberikan pendapatan sebesar Rp 613.200.000,00. Penjualan domba betina afkir pada tahun ke-7 sebanyak 74 ekor ditambah 61 ekor domba betina yang dilahirkan pada tahun ke-5 dengan penjualan yang dihasilkan sebesar Rp 67.500.000,00. Anakan domba yang dilahirkan pada tahun ke-7 sebanyak 122 ekor yang merupakan 61 ekor anakan jantan dan 61 ekor anakan betina. Pendapatan dari penjualan anakan jantan dari unit pembibitan sebesar Rp 27.950.000,00 dan dari unit penggemukan sebesar Rp 613.200.000,00. Pada tahun ke-10, diasumsikan merupakan akhir tahun proyek sehingga pembelian domba jantan dari luar peternakan tidak dilakukan. Pembelian domba jantan untuk penggemukan hanya berasal dari unit penggemukan. Pendapatan unit pembibitan dari penjualan anakan domba jantan yaitu sebesar Rp 39.650.000,00, penjualan domba betina sebesar Rp 119.500.000,00. Pendapatan dari unit penggemukan berupa penjualan domba jantan yaitu sebesar Rp 782.400.000,00. Penjualan kotoran pada tahun ke-10 memberikan pendapatan sebesar Rp 45.270.000,00. Pada penelitian ini, nilai sisa yang terdapat dalam Peternakan Domba Tawakkal menjadi tambahan manfaat di akhir usaha yaitu tahun ke-9. Nilai sisa 71 diperoleh dari nilai suatu barang yang belum habis umur ekonomisnya selama umur usaha dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 19. Nilai Sisa Investasi pada Peternakan Domba Tawakkal No Investasi Nilai Umur Biaya Tahun Ke Ekonomis Penyusutan 10 1 Selang 1.625.000 3 541.667 541.667 2 Garu 90.000 3 30.000 30.000 3 Gergaji 300.000 3 100.000 100.000 4 Drigen 10.000.000 3 3.333.333 3.333.333 5 Cangkul 120.000 3 40.000 40.000 8 Sekop 150.000 3 50.000 50.000 9 Sabit rumput 390.000 3 130.000 130.000 10 Tanah 300.000.000 - - 300.000.000 Total 304.225.000 Tabel 18 menunjukkan total nilai sisa yang diperoleh pada akhir umur usaha adalah Rp 304.225.000,00 tidak semua barang investasi memiliki nilai diakhir tahun umur usaha, hal tersebut dikarenakan umur ekonomis barang-barang investasi relatif lebih pendek ataupun sudah habis umur ekonomisnya tepat pada tahun terakhir.

6.2.2. Analisis Finansial Dengan Pengembangan Bisnis