Perumusan Masalah Analisis Kelayakan Pengembangan Bisnis Domba (Studi Kasus : Peternakan Domba Tawakkal Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor)

10 sampingan dan cabang usaha dan umumnya masih terintegrasi dengan kegiatan usahatani di pedesaan. Faktor pendorong pengembangan domba adalah permintaan pasar terhadap domba makin meningkat, ketersediaan tenaga kerja besar, adanya kebijakan pemerintah yang mendukung upaya pengembangan domba, hijauan pakan dan limbah pertanian tersedia sepanjang tahun, dan usaha peternakan domba tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi global. Berkaitan dengan berbagai permasalahan tersebut maka pemanfaatan bahan pakan lokal perlu dioptimalkan sehingga dapat menekan biaya pakan tanpa mengganggu produktivitas ternak. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah memelihara dan menggunakan input secara optimal. Dengan upaya tersebut diharapkan seluruh sumberdaya yang dialokasikan dapat digunakan seoptimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Perubahan fungsi lahan dari wilayah sumber hijauan pakan menjadi areal tanaman pangan atau kawasan permukiman dan industri juga mengganggu penyediaan hijauan pakan ternak yang menyebebkan ketersediaan padang penggembalaan menurun. Ada dua faktor yang menyebabkan lambannya perkembangan domba di Indonesia. Pertama, sentra utama produksi domba di Pulau Jawa yang menyumbang 57,04 persen terhadap produksi domba nasional sulit untuk dikembangkan. Kedua, berkurangnya areal penggembalaan, kualitas sumberdaya rendah, akses ke lembaga permodalan sulit, dan penggunaan teknologi rendah Sutama Budiarsana 2009. Usaha ternak domba sudah saatnya menjadi usaha ternak komersial pada skala yang memenuhi economic of scale serta dikelola secara profesional dengan memperhatikan breeding, feeding dan managemen. Peternakan domba yang bersifat subsisten dapat menjadikan ternaknya sebagai usaha pokok yang menguntungkan, salah satunya adalah Peternakan Domba Tawakkal yang terletak di Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

1.2. Perumusan Masalah

Kecamatan Caringin menghasilkan 2,11 persen dari total populasi domba yang ada di Kabupaten Bogor Lampiran 1. Menurut data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor populasi domba di Kecamatan Caringin pada tahun 11 2010 mencapai 5.927 ekor dan 1200 ekor dihasilkan oleh Peternakan Domba Tawakkal. Peternakan Domba Tawakkal adalah salah satu peternakan yang berada di Desa Cimande Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Usaha Ternak domba ini dimulai pada tahun 1993 oleh Bapak Bunyamin. Peternakan Domba Tawakkal memiliki 5 kandang domba dengan total populasi yang mencapai 1200 ekor. Konsumen domba pak Bunyamin ini antara lain rumah makan yang berada di daerah Ciawi hingga daerah Puncak dan juga para pembeli yang datang langsung untuk membeli domba. Buku data peternakan Kabupaten Bogor 2010 menyebutkan bahwa Peternakan Domba Tawakkal merupakan peternak domba dengan kapasitas dan populasi domba terbesar di Kabupaten Bogor. Data peternak di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Daftar Usaha Peternak Kambing dan Domba di Kabupaten Bogor Tahun 2009 No Nama Perusahaan Perorangan Lokasi Komoditi Kapasitas Ekor Desa Kecamatan 1 Peternakan Domba Tawakkal Cimande Caringin Domba 1.200 2 PT Caprito A.P Cariu Cariu Kambing Domba 350 350 3 Duafa Pasir Buncir Caringin Domba 500 4 drg.Jajang S Pekan Sari Cibinong Domba 250 5 Budi Susilo Tegal Waru Ciampea Domba 250 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2010 Peternakan Domba Tawakkal merupakan peternakan yang bergerak di bidang penggemukan fattening dan pembibitan breeding domba. Persyaratan yang harus diperhatikan dalam menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan domba yaitu sistem manajemen pemeliharaan dan manajemen pemasaran yang baik dan benar. Perusahaan peternakan dapat dikatakan berhasil, jika semua manajemen yang diterapkan perusahaan untuk memajukan usahanya berjalan dengan baik. Adanya permintaan domba setiap hari memberikan peluang bisnis bagi usaha penggemukan domba. Untuk daerah Bogor dan sekitarnya permintaan terhadap Peternakan Domba Tawakkal akan daging domba mencapai 15 ekor per 12 hari untuk kebutuhan pedagang sate atau restoran, sedangkan kemampuan untuk memenuhi permintaan hanya sampai dua ekor per hari. Pada hari-hari besar tertentu juga terjadi peningkatan permintaan yang signifikan terhadap domba. Lebaran Idul Adha adalah masa panen buat pengusaha peternakan domba, seperti Haji Bunyamin. Sebab, pada Hari Raya Idul Adha itu seluruh isi kandangnya akan terjual habis. Bahkan, 20 hari menjelang lebaran Idul Adha, seluruh dombanya sudah bukan menjadi milik Haji Bunyamin karena sudah dipesan oleh berbagai pembeli. Hal berarti setengah dari isi kandangnya, sudah dipastikan berpindah tangan ke konsumen. Untuk memanfaatkan peluang bisnis dan untuk memenuhi permintaan tersebut, Haji Bunyamin berencana melakukan pengembangan bisnis dengan cara penambahan investasi dalam bentuk kandang dan tanah. Rencana penambahan investasi ini akan menambah jumlah populasi domba yang akan digemukkan. Penambahan investasi yang direncanakan yaitu kandang penggemukan fattening sebanyak dua unit, kandang pembibitan breeding sebanyak satu unit dan tanah seluas 3000 m 2 dengan rencana penambahan kapasitas domba sebanyak 900 ekor. Permasalahan tersebut diatas menarik bagi penulis untuk mengkaji studi kelayakan pengembangan bisnis domba pembibitan dan penggemukan. Terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini antara lain : 1. Bagaimana kelayakan usaha pengembangan bisnis pembibitan dan penggemukan domba Peternakan Domba Tawakkal berdasarkan aspek non- finansial dilihat dari aspek pasar, manajemen, teknis, sosial dan lingkungan ? 2. Bagaimana kelayakan pengembangan bisnis pembibitan dan penggemukan domba Peternakan Domba Tawakkal berdasarkan aspek finansial ? 3. Bagaimana nilai pengganti switching value pengembangan bisnis pembibitan dan penggemukan domba terhadap kelayakan usaha ?

1.3. Tujuan Penelitian