Menteri Sutan Sjahrir membentuk Mobile Brigade Mobrig sebagai ganti pasukan Polisi Istimewa dan tanggal ini pula ditetapkan sebagai hari jadi
Korps Baret Biru.
28
Dalam kapasitasnya ini Mobrig telah banyak menghadapi berbagai gejolak didalam negeri, diantaranya menumpas pelaku Peristiwa Madiun di
Madiun dan Blitar Selatan dakam Operasi Trisula, Penumpasan DITII di Jawa Barat yang dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo dan di Sulawesi Selatan
dan Aceh dipimpin oleh Kahar Muzakar dan Daud Beureh, APRA ditahun 1950, Penumpasan Andi Azis ditahun 1950, PRRI ditahun 1953 dan Operasi
Mena pada 11 Maret 1958.
29
2. Perubahan Mobile Brigade menjadi Brigade Mobil Polri
Sesuai dengan perkembangan keadaan saat peringatan HUT Mobrig tangal 14 November 1961 saat itu, sebutan Korps Mobile Brigade telah
diganti sendiri oleh Presiden Soekarno selaku Kepala Negara dengan sebutan Korps Brigade Mobil berdasar kepada Ejaan Bahasa Indonesia yang baku .
Dan pada saat itu pula Korps Brimob P olri mendapat Penghargaan “Nugraha
Sakanti Jana Utama” berdasar kepada sikap bakti dan berdama guna kepentingan tugas kepolisian selama 15 tahun sejak didirikannya sehingga
sebagai kesatuan yang terpercaya patut menjadi tauladan yang dapat
28
Hari Supriyadi, Satuan II Pelopor : Pengawal Setia yang Tangguh dan Dapat Diandalkan, h. 40-41
29
Hari Supriyadi, h. 42
memajukan sifat-sifat Kepolisian Sejati Surat Keputusan Presiden RI no. 591 Tahun 1961. Dengan penghargaan ini Korps Brimob adalah satu-satunya
kesatuan yang pertama mendapatkan penghargaan dari pemerintah.
30
Peristiwa penting yang telah dilewati Brimob adalah Peristiwa Trikora Brimob mempersiapkan sejumlah Resimen Tim Pertempuran RTP di pulau-
pulau Provinsi Maluku yang terdekat dengan Irian Barat sebagai respon atas perintah Presiden Soekarno untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda.
31
3. Brimob di Wilayah Kedunghalang Bogor
Keberadaan Mobrig di wilayah Kedunghalang Bogor Jawa barat berawal dari peristiwa pemberontakan APRA yang dipimpin oleh Kapten
Raymond Westerling. Peristiwa kudeta APRA merupakan peristiwa yang terjadi pada 23 Januari 1950 dimana segerombolan orang bersenjata dibawah
Kapten KNIL Raymond Westerling yang juga mantan komandan pasukan khusus Korps Speciaale Troepen, masuk menyerbu kota Bandung dan
membunuh semua orang berseragam TNI yang mereka temui.
32
Aksi gerombolan ini telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling dan bahkan telah diketahui oleh pimpinan tertinggi militer
Belanda. Sebanyak 94 anggota TNI tewas dalam pembantaian tersebut
30
Hari Supriyadi, h. 52
31
Hari Supriyadi, h. 53
32
Hari Supriyadi, h. 54