Visi, Misi, Tugas, Wewenang dan Struktur Kepolisian Negara Republik

2 Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum 3 Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 4 Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan aau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa 5 Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian 6 Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan 3. Struktur Kepolisian Negara Republik Indonesia 16 Organisasi Polri disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai ke kewilayahan. Organisasi Polri tingkat pusat disebut Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Mabes Polri; sedang organisasi Polri tingkat kewilayahan disebut Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Polda di tingkat provinsi, Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort Polres di tingkat kabupatenkota, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Sektor Polsek di wilayah kecamatan. Unsur pimpinan Mabes Polri adalah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Kapolri. Kapolri berpangkat Jenderal Polisi. Untuk lebih detailnya berikut bagan organisasi Polri. 16 https:www.polri.go.idtentang-struktur.php , diunduh pada tanggal 24 April 2016 Pukul 23.56 WIB

C. Kedudukan Brigade Mobil Dalam Lingkup Kepolisian Negara Republik

Indonesia Brigade Mobil atau sering disingkat Brimob adalah unit korps tertua di dalam Kepolisian Republik Indonesia Polri karena mengawali pembentukan kepolisian Indonesia di tahun 1945, korps ini dikenal sebagai korps baret biru. Brimob pertama kali terbentuk dengan nama Pasukan Polisi Istimewa, kesatuan ini pada mulanya diberikan tugas untuk melucuti senjata tentara Jepang, melindungi kepala negara, mempertahankan ibukota. Brimob turut berjuang dalam pertempuran 10 Novemnber 1945 di Surabaya dibawah pimpinan Inspektur Polisi I Moehammad Jasin, pasukan Polisi Istimewa ini memelopori pecahnya pertempuran 10 November melawan tentara sekutu. 17 Pada 14 November 1946 Perdana Menteri Sutan Sjahrir membentuk Mobile Brigade Mobrig sebagai ganti Pasukan Polisi Istimewa dan ditanggal ini pun ditetapkan sebagai hari jadi Korps Baret Biru. Pembentukan Mobrig ini dimaksudkan sebagai perangkat politik untuk menghadapi tekanan politik dari tentara dan sebagai pelindung terhadap kudeta yang melibatkan satuan – satuan militer. 18 17 Sidney Jones, dkk, Mereformasi Brigade Mobile Polri: Evaluasi Pelatihan Hak Asasi Manusia dan Analisis Permasalahan Utama Reformasi Brimob,Jakarta: Kemitraan Partnership, 2004, h.10 18 Sidney Jones, dkk, Mereformasi Brigade Mobile Polri: Evaluasi Pelatihan Hak Asasi Manusia dan Analisis Permasalahan Utama Reformasi Brimob, h.12 Bantuan taktis Brimob ini adalah dalam rangka penyelenggaraan pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat Binkamtibnas serta operasi keamanan dan ketertiban masyarakat. Disamping itu keberadaan Brimob pun juga sebagai bagian taktis tempur, baik dalam rangka operasi keamanan dalam negeri maupun operasi pertahanan dalam dan luar negeri. Dalam sejarahnya keberadaan Brimob merupakan sebagai suatu kesatuan yang berbeda dari polisi reguler. Brimob juga menjadikan dirinya terkenal dalam usahanya melawan pemberontak di masa-masa awal berdirinya Republik Indonesia. Kedua faktor ini dapat berarti dua hal, yaitu : 19 1. Reformasi dilakukan untuk lebih mengintegrasikan Brimob kedalam Polri 2. Melikuidasi peran lawan insurgensi yang dimiliki brimob selama ini walaupun bertentangan dengan budaya institusional. Pada 14 November 1946, disertai dengan surat perintah Kepala Muda Kepolisian R. Soemarto, No. 121846, dimana berisikan semua unsur dari polisi istimewa dilebur menjadi satu dengan nama baru Mobile Brigade atau disingkat Mobrig. Mobile Brigade dibentuk untuk menggantikan polisi khusus yang sebelumnya sudah berdiri. Struktur organisasi diperbaiki dan terdiri atas Mobile Brigade besar di tingkat provinsi dan pusat, serta satuan Mobile Brigade wilayah di tingkat wilayah. Dibawah unit besar dan wilayah terdapat batalyon, kompi, dan peleton. Mobile Brigade juga memiliki unit detasemen lapis baja yang dilengkapi dengan kendaraan lapis baja pengangkut personil. 19 Sidney Jones, dkk, h.12 Menurut pasal 2 Surat Keputusan Kepala Polri SKEP Kapolri No. Pol. KEP53X2002 mengenai Brimob, “Korps Brimob ditugaskan untuk menjaga keamanan, terutama yang berhubungan dengan penanganan ancaman dengan intensitas tinggi, dalam usahanya untuk mendukung keamanan dalam negeri”. Tugas dan wewenang dari Brimob dijelaskan lebih lanjut dalam pasal-pasal didalam surat keputusan tersebut. 20 Brimob pun hadir hampir setiap peristiwa krisis berintensitas tinggi, keributan massal, dan kecelakaan massal yang membutuhkan pertolongan darurat ditempat yang sulit terjangkau. Selain mengemban tugas kepolisian, kesatuan yang mengenakan baret biru tua ini berfungsi sebagai tenaga pemukul yang efektif bagi Polri. Disamping itu, seorang anggota Brimob harus memiliki lima kemampuan, yaitu sebagai anggota pasukan antiteror, pengendali massa dalam huru-hara, penjinak bahan peledak, reserse mobil, serta Search and Resque SAR. Kemudian seorang anggota Brimob pun juga dituntut untuk memiliki kemampuan khusus seperti menembak tepat dari berbagai posisi, misalnya dari dalam kendaraan yang sedang berjalan cepat atau dalam sudut tembak yang sulit 21 20 Sidney Jones, dkk, Mereformasi Brigade Mobile Polri: Evaluasi Pelatihan Hak Asasi Manusia dan Analisis Permasalahan Utama Reformasi Brimob,Jakarta: Kemitraan Partnership, 2004, h. 19 21 Anton Tabah, Dkk, Kepolisian Negara Republik Indonesia: Indonesian National Police, Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama,1993, h. 54-55

BAB IV PENGAMANAN DEMONSTRASI DALAM KASUS KENAIKAN HARGA

BAHAN BAKAR MINYAK BBM MARKAS KOMANDO BRIGADE MOBIL RESIMEN II PELOPOR Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada hasil pelaksanaan tugas pengamanan unjuk rasa penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak dan kenaikan upah buruh di Polda Metro Jaya oleh Detasemen C Satuan II Pelopor Markas Komando Brigade Mobil ditemukan beberapa hal pokok berikut : 1

A. Bentuk Pelayanan Dalam Pengamanan Demonstrasi Kenaikan Harga

Bahan Bakar Minyak BBM oleh Satuan Brigade Mobil Resimen II Pelopor Penelitian ini memberikan ruang pada bentuk pertanyaan seperti, bagaimana bentuk pengamanan yang dilakukan oleh anggota Satuan Brimob Resimen II Pelopor dalam kasus kenaikan harga bahan bakar minyak yang selanjutnya disingkat menjadi BBM dimana pelaksanaan tugas ini merupakan hasil pengamanan demonstrasi yang dilakukan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia KSPI dan gabungan buruh yang mengajukan beberapa tuntutan yang salah satu tuntutannya adalah menuntut penolakan kenaikan harga BBM. Bentuk demonstrasi dirasa perlu dilakukan pengamanan oleh Sat Brimob Resimen II Pelopor karenadianggap dapat menimbulkan potensi gangguan yang dapat mengakibatkan terjadinya ancaman gangguan AG dan gangguan nyata 1 Wawancara Pribadi dengan Antonius Dwi Haryanto, Jakarta, 20 November 2015 GN jika tidak segera ditangani secara cepat dan profesional. 2 Dimana bentuk dari ancaman gangguan dan gangguan nyata berdasarkan Protap Kapolri Nomor : Protap01X2010 tanggal 8 Oktober 2010 tentang Penanggulangan Anarki adalah sebagai berikut : 1. Ancaman Gangguan AG Bentuk-bentuk perbuatan yang merupakan AG dapat dikatakan belum menjadi anarki, antara lain : a Membawa senjata api, tajam; b Membawa bahan berbahaya padat, cair dan gas; c Membawa senjatabahan berbahaya lainnya ketapel, kejut; dan d Melakukan tindakan provokatif menghasut 2. Gangguan Nyata GN Bentuk-bentuk perbuatan yang merupakan GN anarki, antara lain: a Perkelahian massal; b Pembakaran; c Perusakan; d Pengancaman; e Penganiayaan; f Pemerkosaan; 2 Ambang Gangguan AG merupakan kondisi gangguan kamtibmas yang jika dibiarkan tidak ada tindakan kepolisian dapat meningkat menjadi gangguan nyata, Gangguan Nyata GN merupakan gangguan keamanan berupa kejahatan atau pelanggaran yang terjadi dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat berupa jiwa raga ataupun harta benda.