I LEM BAGA KEPOLI SI AN N ASI ON AL
N OM OR 2 TAH UN 2 0 0 2 TEN TAN G
KEPOLI SI AN N EGARA REPUBLI K I N D ON ESI A
I . UM UM
Perat uran perundang- undangan yang m enj adi dasar pelaksanaan t ugas Kepolisian Negara Republik I ndonesia sebelum Undang- Undang ini berlak u adalah Undang-
Undang Nom or 28 Tahun 1997 t ent ang Kepolisian Negara Republik I ndonesia Lem baran Negara Tahun 1997 Nom or 81, Tam bahan Lem baran Negara Nom or
3710 sebagai penyem purnaan dari Undang- Undang Nom or 13 Tahun 1961 t ent ang Ket ent uan- Ket ent uan Pokok Kepolisian Negara Lem baran Negara Tahun 1961
Nom or 245, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2289 . Undang- Undang Nom or 28 Tahun 1997 t ent ang Kepolisian Negara Republik
I ndonesia t elah m em uat pokok- pokok m engenai t uj uan, kedudukan, peranan dan t ugas sert a pem binaan profesionalism e kepolisian, t et api rum usan ket ent uan yang
t ercant um di dalam nya m asih m engacu kepada Undang- Undang Nom or 20 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- Ket ent uan Pokok Pert ahanan Keam anan Negara Republik
I ndonesia Lem baran Negara Tahun 1982 Nom or 51, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3234 sebagaim ana t elah diubah dengan Undang- Undang Nom or 1 Tahun
1988 Lem baran Negara Tahun 1988 Nom or 3, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3368 , dan Undang- Undang Nom or 2 Tahun 1988 t ent ang Praj urit Angkat an
Bersenj at a Republik I ndonesia Lem baran Negara Tahun 1988 Nom or 4, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3369 sehingga wat ak
m ilit ernya m asih t erasa sangat dom inan yang pada gilirannya berpengaruh pula kepada sikap perilaku pej abat kepolisian dalam pelaksanaan t ugasnya di lapangan.
Oleh karena it u, Undang- Undang ini diharapkan dapat m em berikan penegasan wat ak Kepolisian Negara Republik I ndonesia sebagaim ana dinyat akan dalam Tri Brat a dan
Cat ur Prasat ya sebagai sum ber nilai Kode Et ik Kepolisian yang m engalir dari falsafah Pancasila.
Perkem bangan kem aj uan m asyarakat yang cukup pesat , seiring dengan m erebaknya fenom ena suprem asi hukum , hak asasi m anusia, globalisasi, dem okrat isasi,
desent ralisasi, t ransparansi, dan akunt abilit as, t elah m elahirkan berbagai paradigm a baru dalam m elihat t uj uan, t ugas, fungsi, w ewenang dan t anggung j aw ab Kepolisian
Negara Republik I ndonesia yang selanj ut nya m enyebabkan pula t um buhnya berbagai t unt ut an dan harapan m asyarakat t erhadap pelaksanaan t ugas Kepolisian Negara
Republik I ndonesia yang m akin m eningkat dan lebih berorient asi kepada m asyarakat yang dilayaninya.
Sej ak dit et apkannya Perubahan Kedua Undang- Undang Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945 Bab XI I t ent ang Pert ahanan dan Keam anan Negara,
Ket et apan MPR RI No. VI MPR 2000 dan Ket et apan MPR RI No. VI I MPR 2000, m aka secara konst it usional t elah t erj adi perubahan yang m enegaskan rum usan t ugas,
fungsi, dan peran Kepolisian Negara Republik I ndonesia sert a pem isahan kelem bagaan Tent ara Nasional I ndonesia dan Kepolisian Negara Republik I ndonesia
sesuai dengan peran dan fungsi m asing- m asing. Undang- Undang ini t elah didasarkan kepada paradigm a baru sehingga diharapkan
dapat lebih m em ant apkan kedudukan dan peranan sert a pelaksanaan t ugas Kepolisian Negara Republik I ndonesia sebagai bagian int egral dari reform asi
m enyeluruh segenap t at anan kehidupan bangsa dan negara dalam m ewuj udkan m asyarakat m adani yang adil, m akm ur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan
Undang- Undang Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945. Sesuai dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945
Perubahan Kedua, Ket et apan MPR RI No. VI MPR 2000 dan Ket et apan MPR RI No. VI I MPR 2000, keam anan dalam negeri dirum uskan sebagai form at t uj uan Kepolisian
Negara Republik I ndonesia dan secara konsist en dinyat akan dalam perincian t ugas pokok yait u m em elihara keam anan dan ket ert iban m asyarakat , m enegakkan hukum ,
sert a m elindungi, m engayom i, dan m elayani m asyarakat . Nam un, dalam penyelenggaraan fungsi kepolisian, Kepolisian Negara Republik I ndonesia secara
fungsional dibant u oleh kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bent uk- bent uk pengam anan swakarsa m elalui pengem bangan asas subsidiarit as dan asas
part isipasi. Asas legalit as sebagai akt ualisasi paradigm a suprem asi hukum , dalam Undang-
Undang ini secara t egas dinyat akan dalam perincian kewenangan Kepolisian Negara Republik I ndonesia, yait u m elakukan penyelidikan dan penyidikan t erhadap sem ua
t indak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan perat uran perundang- undangan lainnya.
Nam un, t indakan pencegahan t et ap diut am akan m elalui pengem bangan asas prevent if dan asas kewaj iban um um kepolisian, yait u m em elihara keam anan dan
ket ert iban m asyarakat . Dalam hal ini set iap pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia m em iliki kewenangan diskresi, yait u kew enangan unt uk bert indak dem i
kepent ingan um um berdasarkan penilaian sendiri. Oleh karena it u, Undang- Undang ini m engat ur pula pem binaan profesi dan kode et ik
profesi agar t indakan pej abat Kepolisian Negara Republik I ndonesia dapat dipert anggungj awabkan, baik secara hukum , m oral, m aupun secara t eknik profesi
dan t erut am a hak asasi m anusia. Begit u pent ingnya perlindungan dan pem aj uan hak asasi m anusia karena
m enyangkut harkat dan m art abat m anusia, Negara Republik I ndonesia t elah m em bent uk Undang- Undang Nom or 5 Tahun 1998 t ent ang rat ifikasi Konvensi
m enent ang penyiksaan dan perlakuan at au penghukum an lain yang kej am , t idak m anusiawi at au m erendahkan m art abat m anusia, Undang- Undang Nom or 39 Tahun
1999 t ent ang Hak Asasi Manusia dan Undang- Undang Nom or 26 Tahun 2000 t ent ang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Set iap anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia
waj ib m em pedom ani dan m enaat i ket ent uan Undang- Undang di at as. Di sam ping m em perhat ikan hak asasi m anusia dalam set iap m elaksanakan t ugas
dan wewenangnya, set iap anggot a Kepolisian Negara Republik I ndonesia waj ib pula m em perhat ikan perundang- undangan yang berkait an dengan t ugas dan
w ew enangnya, ant ara lain Undang- Undang Nom or 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana, ket ent uan perundang- undangan yang m engat ur ot onom i khusus,
sepert i Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Papua sert a perat uran perundang- undangan lainnya yang m enj adi dasar hukum pelaksanaan t ugas dan