BAB III BRIMOB SEBAGAI BAGIAN DARI INSTITUSI
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
A. Sejarah Keanggotaan Kepolisian Negara Republik Indonesia
Sesuai dengan Kamus Umum Bahasa Indonesia bahwa Polisi diartikan sebagai berikut:
1
1. Sebagai badan pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan
ketertiban umum seperti menangkap orang yang melanggar undang- undang dsb.
2. Anggota dari badan pemerintah tersebut diatas pegawai Negara yang
bertugas menjaga keamanan dsb.. Berdasarkan pengertian dari Kamus Umum Bahasa Indonesia tersebut
ditegaskan, bahwa kepolisian sebagai badan pemerintah yang diberi tugas memelihara keamanan dan ketertiban umum. Namun apabila mencoba melihat
kebelakang, historis keberada Kepolisian di negara Republik Indonesia sendiri memiliki perjuangan tersendiri.
Untuk mengenal dan memahami Kepolisian Negara Republik Indonesia, terlebih dahulu harus mengenali dan memahami sejarahnya
2
.
1
Sadjijono,Seri Hukum Kepolisian Polri dan Good Governance,Surabaya: Laksbang Mediatama, 2008,h. 52
2
Awaloedin Djamir,Sistem Administrasi Kepolisian Kepolisian Negara Republik Indonesia,Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2011,h.53-74
a. Masa Prakemerdekaan – Masa Kemerdekaan
Dimulai pada zaman kerajaan Majapahit dan kerajaan-kerajaan lainnya di Nusantara menunjukan bahwa fungsi pemolisian sudah berdiri dengan adanya
“kin police” yang sering dirangkap oleh pengawal raja dan terkenal dalam sebutan pasukan bhayangkara yang dipimpin langsung oleh Gajah Mada.
Dilanjutkan pada masa penjajahan Belanda dimulai dari VOC 1602 hingga pemerintah Hindia Belanda 1800-1942. Peran kepolisian pada masa ini
mengikuti kebijakan pemerintah kolonial dengan indirect rule system, dimana sistem ini membedakan jabatan bagi bangsa Eropa dan pribumi, serta membagi
wewenang antara Hoofd van den Dienst der Algemene Politie yang berkantor di Departemen Dalam Negeri, recht politie pada Procureur Generaal pada
Hooggerechtshof Mahkamah Agung Hindia Belanda, dan Resident Assistant Resident yang memiliki wewenang operasional agar lebih mudah untuk meminta
bantuan KNIL untuk menumpas kerusuhan dan lain-lain di daerah.
3
Berlanjut pada periode Jepang 1942-1945, kedudukan kepolisian disesuaikan dengan kepentingan pendudukan militer dan membagi kepolisian
kedalam empat wilayah, yaitu : a
Jawa dan Madura, dengan pusat Jakarta dibawah Rikugun Angkatan Darat
3
Awaloedin Djamir,Sistem Administrasi Kepolisian Kepolisian Negara Republik Indonesia, h.53