Susu Skim TINJAUAN PUSTAKA
9
Tabel 3 . Komposisi rata-rata dan kisaran normal susu sapi
Komposisi Rata-rata
Kisaran normal
Air 87.25
89.50-84.00 Lemak
3.80 2.60-6.00
Protein 3.50
2.80-4.00 Laktosa
4.80 4.50-5.20
Mineral 0.65
0.60-0.80 Sumber: Muchtadi dan Sugiyono 1989
Komponen protein dalam susu sapi segar terdiri dari kasein 80, laktalbumin 18, dan laktoglobulin 0.05-0.07. Komponen laktosa merupakan disakarida dan memiliki kemanisan 16 kali
kemanisan sukrosa. Komponen mineral dalam susu mengandung potasium, kalsium, magnesium klorida, fosfor, dan sulfur dalam jumlah yang relatif besar. Besi, tembaga, seng, alumunium, mangan,
kobalt, dan yodium berada dalam jumlah kecil. Silikon, boron, titanium, vanadium, rubidium, litium, dan strontium terdapat dalam jumlah yang sangat kecil Muchtadi dan Sugiyono 1989.
Berat jenis susu sapi segar rata-rata 1.032 atau berkisar antara 1.027-1.035. Semakin tinggi kandungan lemak susu maka semakin rendah berat jenisnya, sedangkan semakin tinggi presentase
bahan padat bukan lemak, maka semakin besar berat jenis susu tersebut. Titik beku susu sapi segar - 0.55°C dengan kisaran suhu yang umum adalah -0.50°C - -0.61°C. Pembekuan mempengaruhi
citarasa susu. Setelah pembekuan dan susu mencair kembali, maka susu akan memberikan rasa seperti air, bentuk globula lemak tidak beraturan, terjadi pemecahan globula, dan pembebasan
beberapa asam lemak bebas. Titik didih susu sapi segar lebih tinggi daripada air yaitu 100.17°C. Hal ini dikarenakan berat jenis susu lebih tinggi daripada air Muchtadi dan Sugiyono 1989.
Citarasa susu sapi segar rasanya agak amis, citarasa yang khas dari susu mempunyai hubungan dengan kandungan laktosa yang tinggi dan klorida yang relatif rendah. Laktosa yang rendah dan
klorida yang tinggi mungkin akan menyebabkan citarasa garam. Warna susu putih kebiruan disebabkan pemantulan cahaya oleh globula lemak yang terdispersi, kalsium kaseinat, dan fosfat
koloidal. Warna karoten yang menyebabkan warna kuning pada lemak susu sapi segar. Latokrom dan riboflavin yang terdapat pada larutan susu terlihat pada whey yang memperlihatkan warna
kehijau-hijauan Muchtadi dan Sugiyono 1989. Susu segar yang akan digunakan biasanya diolah dengan metode pasteurisasi yang bertujuan
memusnahkan sel-sel vegetatif dari mikroba patogen pembentuk toksin dan pembusuk. Untuk produk susu terdapat tiga metode pasteurisasi yang umum dipakai di industri susu, meliputi long time
pasteurization yang menggunakan suhu 62.8 -65.6°C selama 30 menit, High Temperature Short Time Pasteurization HTST yang menggunakan suhu 73° selama 15 detik, dan Flash Pasteurization yang
menggunakan suhu 85-95°C selama 2-3 detik Tamime dan Robinson 2007.