11 yang masih baik, memiliki daya larut yang baik yaitu 95-97, dan mempunyai nilai gizi yang tinggi
Buckle et al. 1987. Kadang-kadang  susu  yang  dikeringkan  secara  penyemprotan  dapat  menyebabkan  keracunan
makanan karena Staphylococcus aureus dan Salmonella, dimana sumber pencemaran terjadi sesudah pemanasan  awal  yaitu  proses  pasteurisasi.    Dalam  hal  ini,  bakteri  yang  tergolong  ke  dalam  famili
Enterobacteriaceae  merupakan  bakteri  indikator  sanitasi  pengolahan  pangan.    Bakteri Enterobacteriaceae  ini  hidup  di  usus  makhluk  hidup,  sementara  bakteri  indikator  sanitasi  lainnya
seperti  Proteus  dan  Serattia  hidup  pada  lingkungan  yang  lebih  luas  Jay  2000.    Dalam  hal  ini penerapan  sistem  pengawasan  higiene  bahan  baku,  proses  produksi,  dan  penyimpanan  produk
diperlukan untuk menjamin keamanannya.
2.7 Zat Penstabil
Zat penstabil stabilizer digunakan secara luas dalam industri pangan karena kemampuannya dalam mengubah berbagai sifat penting dalam sistem pangan, sepert Water Holding Capacity WHC,
laju evaporasi, sifat reologi, sifat interfasial yang mempengaruhi stabilitas emulsi, buih, dan suspensi partikel tidak larut.  Tujuan utama penggunaan zat penstabil di dalam pembuatan yogurt adalah untuk
meningkatkan  viskositas  atau  memperbaiki  karakteristik  yogurt  seperti  tekstur,  viskositas, penampakan, dan mouthfeel.  Zat penstabil sering digolongkan sebagai hidrokoloid dengan dua fungsi
dasar,  yaitu  mengikat  air  dan  meningkatkan  viskositas.    Dengan  demikian  fungsi  hidrokoloid  pada yogurt  yaitu  sebagai  zat  pengental  gelling  atau  thickening  agent  dan  sebagai  zat  penstabil
stabilizing.  Pada umumnya zat penstabil larut pada suhu 50-85°C, kecuali agar-agar yang larut pada suhu  90-95°C  dan  natrium  karaginan  yang  dapat  larut  pada  suhu  yang  lebih  rendah  Tamime  dan
Robinson 2007.
2.8 Karaginan
Karaginan  adalah  polisakarida  berantai  lurus  dari  D-galaktosa  dan  3.6-anhidro-D-galaktosa yang  mengandung  sulfat  yang  diekstrak  dari  berbagai  rumput  laut  merah  Fardiaz  1989.    Menurut
Nussinovitch  1997,  karaginan  dihasilkan  dari  rumput  laut  yang  diekstraksi  dengan  air  atau  larutan alkali  panas  yang  diikuti  proses  dekolorisasi  dan  pengeringan.    Karaginan  diekstrak  dari  spesies
tertentu  kelas  Rhodophyceae  alga  merah,  umumnya  terdiri  dari  marga  Eucheuma,  yaitu  Eucheuma cottonii,  Eucheuma  spinosum,  dan  Chondrus  crispus.    Menurut  Mukti  1987,  karaginan  terdapat
dalam dinding sel rumput laut atau matriks intraselulernya dan karaginan merupakan bagian penyusun yang terbesar dari berat kering rumput laut dibandingkan dengan komponen lain.
Karaginan yang boleh diaplikasikan dalam makanan adalah ekstrak dari Rhodophyceae dengan kandungan  ester  sulfat  sebanyak  sama  atau  leb
ih  dari  20,  dengan  ikatan  α-1.3  dan  β-1.4 glikosidik  Nussinovitch  1997.    Karaginan  serta  garam-garamnya  diklasifikasikan  dalam  kategori
GRAS  21  CFR  182.7255  dan  telah  disetujui  oleh  FDA  Food  and  Drug  Administration  sebagai bahan  tambahan  pangan  21.CFR.172.620.    Karaginan  ini  digunakan  pada  taraf  GMP  Good
Manufacturing  Practice  yaitu  suatu  jumlah  yang  ditambahkan  ke  dalam  makanan  tidak  lebih  dari jumlah yang dibutuhkan untuk mendapat pengaruh yang diinginkan Nussinovitch 1997.  Karaginan
terutama  terdiri  dari  ester-ester  kalium,  natrium,  magnesium,  kalsium,  dan  amonium  sulfat  dari polimer  galaktosa  dan  3.6-anhidrogalaktosa.    Heksosa-heksosa  ini  secara  bergantian  terikat  dalam
polimer melalui ikatan α-1.3 dan β-1.4 Fardiaz 1989.  Food Chemical Codex III 1981 menyatakan
12 syarat mutu karaginan seperti yang tercantum pada Tabel 5.  Karaginan yang diekstrak dari berbagai
spesies  rumput  laut  merah  secara  prinsipil  berbeda  satu  sama  lainnya  dalam  jumlah  3.6-anhydro-D- galaktosa  3.6-AG  yang  dikandung,  serta  nomor,  dan  posisi  grup  ester  sulfat.    Berdasarkan  hal
tersebut, karaginan terbagi menjadi 3 fraksi yaitu kappa, iota, dan lambda karaginan.  Sifat-sifat ketiga fraksi karaginan ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 5. Syarat mutu karaginan
Kandungan Batas
Arsenik As Tidak boleh lebih dari 3 ppm 0.0003
Abu tidak larut asam Tidak lebih dari 1.0
Abu total Tidak lebih dari 35.0
Logam berat Pb Tidak boleh lebih dari 40 ppm 0.004
Timah hitam Tidal boleh lebih dari 10 ppm 0.001
Kehilangan pada pengeringan Tidak lebih dari 12
Sulfat Antara 18 dan 40 berat kering
Kekentalan dari larutan 1.5 Tidak kurang dari 5 cps pada 75°
Sumber: Food Chemical Codex III 1981
Tabel 6. Sifat-sifat karaginan
Sifat Fraksi Karaginan
Kappa- Iota-
Lambda- Pembentukan gel
Kasar Elastis
- Efek terhadap kation
Gel kuat dengan K
+
Gel kuat dengan Ca
++
Tidak membentuk gel Shear reversible gel
Tidak Ya
- Sineresis
Ya Tidak
- Freeze thaw stable
Tidak Ya
Ya Stability in acid
Hidrolisis larutan didukung panas; gelnya stabil Hidrolisis
Sineresis dengan pati Tidak
Ya Tidak
Reaktivitas protein Spesifik
dengan kappa-kasein
- Interaksi kuat saat asam
Salt tolerance Tidak
Ya Ya
Susu dingin 20°C dengan TSPP
Thickensgels Thickensgels
Meningkatkan pengentalan
Air dingin 20°C Ka
+
dan Ca
2+
mengembang, sukar
larut pada Na
+
Ca
2+
membentuk  sol thixotropic, larut Na
+
Larut dalam air
13 Air hangat 80°C
Larut Larut
Larut Sumber: Imeson 2000
Kandungan rata-rata grup ester sulfat dan 3.6-anhidrogalaktosa pada kappa karaginan berturut- turut  adalah  25  dan  34,  sedangkan  untuk  iota  karaginan  berturut-turut  adalah  32  dan  30
Imeson  2000.    Kappa  karaginan  mempunyai  ikatan  glikosidik  α-1.3-D-galaktosa-4-sulfat  yang berikatan  dengan  β1.4-3.6-anhydro-D-galaktosa.    Iota  karaginan  mempunyai  ikatan  α-1.3-D-
galaktosa-4- sulfat yang berikatan dengan β1.4-3.6-anhydro-D-galaktosa-2-sulfat.
Lambda  karaginan  mempunyai  ikatan  α-1.3-D-galaktosa-2-sulfat  yang  berikatan  dengan β1.4-D-galaktosa-2.6-disulfat Glicksman 1969.  Lambda karaginan merupakan tipe karaginan yang
tidak dapat  membentuk gel dari ketiga tipe karaginan Fardiaz 1989.   Semua  karaginan larut dalam air panas, sedangkan dalam air dingin dan larutan garam Na, hanya kappa- dan iota-karaginan.  Iota-
karaginan  peka  terhadap  ion-ion  kalsium  dan  membentuk  dispersi  thixotropic,  yang  membuatnya sangat baik sebagai pensuspensi Glicksman 1969.
Menurut  Guiseley  et  al.  1980,  jenis  fraksi  karaginan  yang  biasa  digunakan  pada  produk yogurt  susu  fermentasi  adalah  kappa-karaginan  ditambahkan  dengan  lokus  bean  gum  dengan
konsentrasi  penggunaan  berkisar  antara  0.2-0.5.    Larutan  karaginan  bersifat  viscous  dan viskositasnya  tergantung  pada  konsentrasi,  suhu,  adanya  molekul-molekul  lain,  tipe  karaginan,  dan
berat molekulnya.
2.9 Kultur Starter