26
c. Kadar protein Sediaoetama 1996
Sejumlah 0.1 –0.15 g sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Kjedahl,
ditambahkan 1.9 g campuran K
2
SO
4
40 mg HgO, dan 2 ml H
2
SO
4
pekat, kemudian didihkan dalam digestion system hingga larutan menjadi jernih. Labu didinginkan dan ditambahkan
sedikit H
2
O. Larutan hasil destruksi dituang ke dalam alat distilasi, ditambahkan 10 ml NaOH 60. Destilat ditampung dalam 5 ml asam borat yang telah dicampur dengan lima tetes
indikator MB:MM. Destilasi dilakukan selama 15 menit atau sampai volume penampung mencapai 50 ml. Larutan dititrasi dengan HCl 0.02 N.
d. Kadar lemak Sediaoetama 1996
Contoh sebanyak 10 g ditambahkan air panas sebanyak 45 ml dan HCL 25 sebanyak 55 ml. Sampel dipanaskan selama 15 menit. Sesudah dipanaskan, disaring dengan
menggunakan kertas saring dan dikeringkan dalam oven 105°C selama 3 jam. Analisis dilanjutkan dengan metode soxhlet, dimana sampel dimasukkan ke labu
soxhlet dan diisi dengan ± 30 ml heksan, lalu direfluks 5 –6 jam. Setelah itu dipanaskan pada
oven 105°C selama 30 menit atau sampai dengan pelarut pada labu lemak menguap semua. Labu lemak didinginkan dalam desikator dan ditimbang beratnya.
Kadar Lemak b.b = b
1
– b x 100
a Dimana:
a = bobot contoh g b
= bobot kosong labu lemak g b
1
= bobot labu lemak berisi lemak g
e. Kadar karbohidrat
Kadar karbohidrat sampel dihitung dengan mengurangi 100 kandungan gizi sampel dengan kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar lemak by difference. Nilainya dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
27
f. Total padatan AOAC 1995
Penentuan total padatan didasarkan pada penetapan kadar air. Sebanyak 5 g bahan ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot kosongnya, kemudian
dikeringkan dalam oven bersuhu 105°C dan beratnya ditimbang hingga konstan.
3.3.4 Analisis Mikrobiologi
a. Total bakteri asam laktat Fardiaz 1987
Sebanyak 1 ml sampel diencerkan dalam 9 ml larutan garam fisiologis NaCl 0.85 hingga pengenceran 10
-8
kemudian dipipet sebanyak 1 ml atau 0.1 ml sampel yang telah diencerkan ke dalam cawan petri steril pemupukan dari tingkat pengenceran 10
-7
dilakukan duplo, ditambahkan dengan 15-20 ml MRSA cair steril. Kemudian cawan petri digoyangkan
secara mendatar agar sampel menyebar rata. Setelah agar membeku, diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu 37°C selama 2-3 hari. Jumlah koloni yang tumbuh dihitung dengan metode
SPC dan dinyatakan dalam satuan CFUml atau log CFUml.
b. Total kapang-khamir Fardiaz 1987