Letak dan Luas Pembagian Wilayah dan Topografi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kesatuan Pemangkuan Hutan Jember

4.1.1 Letak dan Luas

Secara geografis KPH Jember terletak pada 6˚27’29” - 7˚14’35” Bujur T imur dan 7˚59’6” - 8˚33’56” Lintang Selatan berbentuk dataran ngarai yang subur pada bagian Tengah dan Selatan, dikelilingi pegunungan yang memanjang sepanjang batas Utara dan Timur serta Samudera Indonesia. Luas KPH Jember adalah 71.556,34 ha, yang terbagi ke dalam 3 wilayah, yakni wilayah Lereng Yang Selatan LYS 24.725,54 ha, bagian Hutan Sempolan 18.305,8 ha dan wilayah Jember Selatan 28.525,0 ha. Hutan tersebut terbagi lagi atas tiga kelas perusahaan, yaitu Kelas Perusahaan Pinus, Kelas Perusahaan Jati dan Kelas Perusahaan Mahoni. Secara administratif seluruh wilayah hutan KPH Jember berada di Kabupaten Jember. Batas-batas KPH Jember adalah: Sebelah Timur : KPH Banyuwangi Barat dan Selatan Sebelah Barat : KPH Probolinggo Sebelah Utara : KPH Bondowoso Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

4.1.2 Pembagian Wilayah dan Topografi

Wilayah KPH Jember terbagi ke dalam 7 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan BKPH dan terbagi lagi atas 23 Resort Pemangkuan Hutan RPH. Rincian luas kawasan hutan per BKPH : 1. BKPH Lereng Yang Barat : 10.008,7 Ha 2. BKPH Lereng Yang Timur : 14.610,9 Ha 3. BKPH Sempolan : 11.072,4 Ha 4. BKPH Sumberjambe : 7.107,2 Ha 5. BKPH Mayang : 9.355,5 Ha 6. BKPH Ambulu : 13.053,6 Ha 7. BKPH Wuluhan : 6.085,3 Ha Jumlah : 71.293,6 Ha Kabupaten Jember memiliki luas wilayah 3.293,34 km2 atau 329.333,94 Ha. Dari luas wilayah tersebut dapat dibagi menjadi berbagai kawasan : 1. Hutan : 121.039,61 Ha 2. Perkampungan : 31.877 Ha 3. Sawah : 86.568,18 Ha 4. Tegal : 43.522,84 Ha 5. Perkebunan : 34.590,46 Ha 6. Tambak : 368,66 Ha 7. Rawa : 35,62 Ha 8. Semakpadang rumput : 289,06 Ha 9. Tanah rusaktandus : 1.469,26 Ha 10. Lain-lain : 9.573,30 Ha Jumlah : 329.333,94 Ha Berdasarkan topografinya Jember di wilayah bagian Selatan merupakan dataran rendah yang relatif subur untuk pengembangan tanaman pangan, sedangkan di bagian Utara merupakan daerah perbukitan dan bergunung-gunung yang relatif baik bagi pengembangan tanaman keras dan tanaman perkebunan.

4.1.3 Iklim dan Tanah

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN (Studi Di Wilayah Perum Perhutani KPH Malang)

1 8 17

Analisis finansial prospek pengelolaan hutan tanaman pinus di KPH Lawu Ds Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 10 111

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Penentuan Daur Optimal dengan Faktor Pencurian Kayu di KPH Bojonegoro Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

1 21 78

Peranan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dalam Upaya Pengendalian Kebakaran Hutan di KPH Cepu, Perum Perhutani Unit I, Jawa Tengah

1 41 109

Pemodelan spasial kerawanan pencurian kayu menggunakan sistem informasi geografis di KPH Madiun Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 9 85

Peran Perempuan dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus RPH Tanjungkerta BKPH Tampomas KPH Sumedang Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten)

0 13 203

Peningkatan Peran Masyarakat dalam Upaya Pengendalian Kebakaran Hutan di KPH Malang Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 14 132

Partisipasi Masyarakat Desa Hutan dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di KPH Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 9 114

Peran Perempuan dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus di Desa Bareng, RPH Alasgung, BKPH Bareng, KPH Bojonegoro Perum Perhutani Unit II Jawa Timur)

0 4 135