Iklim dan Tanah Sosial dan Ekonomi Masyarakat

Kabupaten Jember memiliki luas wilayah 3.293,34 km2 atau 329.333,94 Ha. Dari luas wilayah tersebut dapat dibagi menjadi berbagai kawasan : 1. Hutan : 121.039,61 Ha 2. Perkampungan : 31.877 Ha 3. Sawah : 86.568,18 Ha 4. Tegal : 43.522,84 Ha 5. Perkebunan : 34.590,46 Ha 6. Tambak : 368,66 Ha 7. Rawa : 35,62 Ha 8. Semakpadang rumput : 289,06 Ha 9. Tanah rusaktandus : 1.469,26 Ha 10. Lain-lain : 9.573,30 Ha Jumlah : 329.333,94 Ha Berdasarkan topografinya Jember di wilayah bagian Selatan merupakan dataran rendah yang relatif subur untuk pengembangan tanaman pangan, sedangkan di bagian Utara merupakan daerah perbukitan dan bergunung-gunung yang relatif baik bagi pengembangan tanaman keras dan tanaman perkebunan.

4.1.3 Iklim dan Tanah

Iklim di daerah Jember adalah iklim tropis, angka temperatur berkisar antara 23-31 ˚C, dengan musim kemarau terjadi pada Bulan Mei sampai Bulan Agustus dan musim hujan terjadi pada Bulan September sampai Bulan Januari. Sedangkan curah hujan cukup banyak, yakni berkisar antara 1.969 - 3.394 mm. Wilayah KPH Jember dibagi menjadi tiga yaitu Wilayah Utara Bagian Hutan Lereng Yang Selatan memiliki iklim Tipe B, Wilayah Tengah Bagian Hutan Sempolan beriklim tipe C dan Wilayah Selatan Bagian Hutan Jember Selatan beriklim tipe D. KPH Jember berada pada ketinggian berkisar 10 – 1.500 m dpl, memiliki temperatur 24– 26˚C dengan rata - rata curah hujanth adalah 2.013 mm. Kondisi hidrologi di KPH Jember sangat dipengaruhi oleh air permukaan tanah dangkal, sumber-sumber mata air dan aliran-aliran sungai yang melintasinya. Sungai yang melintasi daerah Jember adalah Sungai Bedadung. Dataran wilayah Jember banyak dibentuk oleh jenis tanah litosol dan regosol coklat kekuningan. Kondisi ini sangat menentukan tingkat kesuburan dan kedalaman efektif tanah, dimana tingkat kesuburan tersebut adalah berkisar di atas 90 cm. Tipe tanah Wilayah Utara adalah vulkanik dan Wilayah Selatan tipe tanah campuran. Adapun kekayaan alam yang terdapat di daerah Jember beserta luasannya adalah sebagai berikut: Young Quartenary Vulcanic Product : 130.240,43 ha Miosen Sedimentary Fasies : 74.177,65 ha Miosen Limentone Fasies : 10.571,88 ha Allumunium : 112.941,88 ha Granite : 1.402,50 ha Selain itu kekayaan alam berupa bahan galian terdapat juga pada wilayah Jember antara lain berupa: Batu gunungvulkanik : terdapat di Kecamatan Pakusari dan Kecamatan Kalisat Mangaan dan batu gamping : terdapat di Kecamatan Puger dan Wuluhan Tanah liat : terdapat di Kecamatan Ledokombo, Arjasa dan Rambipuji. Batu kalipasir : terdapat hampir di seluruh wilayah kecamatan. Batu piring : terdapat di Kecamatan Kalisat dan Pakusari.

4.1.4 Sosial dan Ekonomi Masyarakat

Sebagai Daerah Otonom, Kabupaten Jember memiliki batas-batas teritorial, luas wilayah, kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial politik dan sosial budaya, serta sumber daya manusia. Kabupaten Jember pada dasarnya tidak mempunyai penduduk asli, hampir semuanya pendatang. Mayoritas penduduk Kabupaten Jember terdiri atas Suku Jawa dan Suku Madura, selain itu terdapat warga Tionghoa dan Suku Osing, disamping masih dijumpai suku-suku lain serta warga keturunan asing sehingga melahirkan karakter khas Jember yang dinamis, kreatif, sopan, dan ramah tamah. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Jawa dan Madura. Masyarakat Madura lebih banyak menetap di bagian Utara daerah Jember, sedangkan masyarakat Jawa lebih banyak menetap di bagian Selatan daerah Jember. Kebudayaan yang berkembang di Kabupaten Jember merupakan perpaduan Budaya Jawa dan Madura. Tabel 1 Kepadatan penduduk Desa Lampeji, Desa Sidomulyo dan Desa Sukojember. No Desa Luas Daerah ha Jumlah Penduduk orang Kepadatan Penduduk Orangha Laki-laki Perempuan Total 1 Desa Lampeji 592 4.982 5.452 10.434 17,63 2 Desa Sidomulyo 973,9 4.987 5.332 10.319 10,59 3 Desa Sukojember 585,4 3.027 3.099 6.126 10,46 Sumber: Daftar Isian Potensi Desa Lampeji, Desa Sidomulyo dan Desa Sukojember tahun 2010 Berdasarkan data yang diperoleh, masyarakat penduduk Desa Lampeji, Desa Sidomulyo, dan Desa Sukojember mayoritas memiliki pendidikan terendah yaitu tamat SD. Tingkat pendidikan masyarakat dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Tingkat pendidikan penduduk Desa Lampeji, Desa Sidomulyo dan Desa Sukojember. No Tingkat Pendidikan Desa Lampeji Desa Sidomulyo Desa Sukojember Orang Persen Orang Persen Orang Persen 1 Belum sekolah 206 1,97 1132 10,97 75 1,22 2 Tidak pernah sekolah 673 6,45 402 3,90 35 0,57 3 SD tidak tamat 653 6,26 1367 13,25 - - 4 Tamat SD 1594 15,28 1894 18,35 930 15,18 5 SMP 1128 10,81 967 9,37 325 5,31 6 SMA 679 6,51 427 4,14 205 3,35 7 D1 - - 17 0,16 - - 8 D2 - - - - 6 0,10 9 D3 36 0,35 - - - - 10 S1 2 0,02 - - 8 0,13 Sumber: Daftar Isian Potensi Desa Lampeji, Desa Sidomulyo dan Desa Sukojember tahun 2010 Sebagian besar penduduk Desa Lampeji memiliki mata pencaharian sebagai buruh tani sebanyak 3.756 orang 36. Penduduk Desa Sidomulyo mayoritas bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 5.162 orang 50,02. Sebagian besar penduduk Desa Sukojember mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai peternak sebanyak 1.050 orang 17,14. Mata pencaharian masyarakat desa di Desa Lampeji, Desa Sidomulyo dan Desa Sukojember dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Mata pencaharian penduduk Desa Lampeji, Desa Sidomulyo dan Desa Sukojember. No Mata Pencaharian Desa Lampeji Desa Sidomulyo Desa Sukojember Orang Persen Orang Persen Orang Persen 1 Petani 2939 28,17 5162 50,02 450 7,35 2 Buruh taniBuruh 3756 36,00 1413 13,69 725 11,83 3 Karyawan Swasta 1 0,01 30 0,29 - - 4 PNS 38 0,36 74 0,72 6 0,10 5 PedagangPengusaha 40 0,38 675 6,54 10 0,16 6 Peternak 11 0,11 1034 10,02 1050 17,14 7 Montir - - - - 1 0,02 8 TNIPOLRI 2 0,02 1 0,02 9 Penjahit - - 50 0,48 - - 10 Sopir 4 0,04 - - 3 0,05 11 Tukang BatuKayu 2 0,02 417 4,04 - - 12 Tukang Cukur 15 0,14 10 0,10 1 0,02 13 Tukang Ojek 5 0,05 - - 50 0,82 14 Tukang Becak 13 0,12 - - - - 15 TKI 73 0,70 - - - - 16 Pensiunan 5 0,05 103 1,00 1 0,02 Sumber: Daftar Isian Potensi Desa Lampeji, Desa Sidomulyo dan Desa Sukojember tahun 2010 Agama yang dianut mayoritas Islam, yang ditandai dengan berkembangnya pusat-pusat keagamaan khususnya pesantren. Kehidupan beragama pada sebagian masyarakat baru mencapai tataran simbol-simbol keagamaan dan belum sepenuhnya bersifat substansial. Terdapat empat wilayah penyebaran penduduk berdasarkan pengetahuan dan keterampilan bertani-berkebun di Kabupaten Jember : 1 bagian utara ke timur merupakan daerah perbukitan kaki lereng pegunungan dengan variasi dataran untuk persawahan, 2 bagian Tengah merupakan kecamatan kota tempat pusat bisnis atau administrasi, 3 bagian Barat ke Utara merupakan daerah dataran perkebunan tebu hingga lereng kaki pegunungan untuk perkebunan kakao dan kopi serta karet, 4 bagian Barat ke Selatan merupakan dataran untuk pertanian sampai pesisir yang didiami penduduk bermata pencaharian nelayan. Kabupaten Jember merupakan daerah yang mengalami perkembangan sangat pesat khususnya di bidang perdagangan, sehingga memberikan peluang bagi pendatang untuk berlomba-lomba mencari penghidupan di daerah ini. Berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Timur tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Jember mencapai 2.345.851 jiwa, dengan kepadatan penduduk 786 jiwakm2, dengan sebagian besar penduduk berada pada kelompok usia muda. Sehingga kondisi demografi yang demikian menunjukkan bahwa potensi sumberdaya manusia yang dimiliki Kabupaten Jember cukup memadai sebagai potensi penyedia dan penawar tenaga kerja di pasar kerja.

4.2 Lembaga Masyarakat Desa Hutan

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN (Studi Di Wilayah Perum Perhutani KPH Malang)

1 8 17

Analisis finansial prospek pengelolaan hutan tanaman pinus di KPH Lawu Ds Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 10 111

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Penentuan Daur Optimal dengan Faktor Pencurian Kayu di KPH Bojonegoro Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

1 21 78

Peranan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dalam Upaya Pengendalian Kebakaran Hutan di KPH Cepu, Perum Perhutani Unit I, Jawa Tengah

1 41 109

Pemodelan spasial kerawanan pencurian kayu menggunakan sistem informasi geografis di KPH Madiun Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 9 85

Peran Perempuan dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus RPH Tanjungkerta BKPH Tampomas KPH Sumedang Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten)

0 13 203

Peningkatan Peran Masyarakat dalam Upaya Pengendalian Kebakaran Hutan di KPH Malang Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 14 132

Partisipasi Masyarakat Desa Hutan dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di KPH Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 9 114

Peran Perempuan dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus di Desa Bareng, RPH Alasgung, BKPH Bareng, KPH Bojonegoro Perum Perhutani Unit II Jawa Timur)

0 4 135