Desa Sidomulyo RPH Garahan

Dengan demikian kasus pencurian kayu yang terjadi di RPH Mumbulsari menjadi sulit ditangani. Kondisi sosial masyarakat yang didukung oleh kekuatan aparat negara yang juga menginginkan hasil hutan kayu, serta tidak ada kerjasama dalam memerangi pencurian kayu menjadi faktor utama pencurian kayu.

5.4.2 Desa Sidomulyo RPH Garahan

Berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara Perum Perhutani KPH Jember dengan LMDH Artha Wana Mulya tentang penjagaan, perlindungan dan pengamanan hutan, kegiatan masyarakat dalam PHBM diantaranya adalah patroli secara aktif dan pasif serta pembuatan gubug kerja. Pembuatan gubug kerja ini digunakan sebagai tempat peristirahat sekaligus tempat untuk menjaga dan mengawasi lahan milik mereka masing-masing. Budidaya yang dikembangkan dalam PHBM oleh LMDH Artha Wana Mulya adalah tanaman kopi dengan pola agroforestry sudah dilakukan sejak tahun 2000. Besar proporsi bagi hasilsharing yang diterima masing-masing pihak berupa kopi OC beras kopi dari produksi tanaman kopi adalah 75 untuk pesanggempetani kopi dan 25 untuk Perhutani. Besar bagi hasil didasarkan pada jumlah pohon dan jumlah produksi kopi per pohon setelah diadakan pendataan ulang kopi yang dipanen. Berdasarkan hasil wawancara responden, 60 masyarakat telah memahami pentingnya PHBM dan 50 dari mereka terlibat aktif dalam kegiatan PHBM. Dari 30 orang responden, 93 masyarakat di desa ini merasakan manfaat yang lebih baik dengan adanya PHBM dibandingkan sebelum adanya PHBM, dan 97 program PHBM dapat mengatasi pencurian kayu di daerah ini, dikarenakan manfaat dan pentingnya PHBM telah dipahami, diterima dan dirasakan dengan baik oleh masyarakat. Desa Sidomulyo merupakan desa ber-PHBM yang sukses. Selain telah mampu menyejahterakan anggota dan warga sekitar hutan, tegakan hutan di sekitar desa pun sangat baik kondisinya. Hal ini diungkapkan oleh ketua LMDH dan warga sekitar hutan. Bapak Saget salah satu warga Desa Sidomulyo mengungkapkan perbedaan yang dirasakan dengan adanya PHBM: “Sebelum ada PHBM, hutane ya enggak bagus nduk. Ya ekonomine mbiyen juga gak sebaik sekarang. Gara-gara kopi ini, ternyata cocok dikembangkan disini, makanya orang-orang di desa ini jadi sejahtera, bisa mencukupi kebutuhan, bisa bangun rumah dan beli motor”. Sebelum adanya PHBM, kondisi hutan sangat buruk dan perekonomian masyarakat pun tidak sebaik sekarang. Setelah ada penanaman kopi ini, ternyata tanaman kopi ini cocok untuk dikembangkan di desa ini. Sekarang dapat dilihat hasilnya, desa ini menjadi sejahtera, untuk memenuhi kebutuhan, membangun rumah dan kendaraan bermotor pun telah mampu.” Tanaman kopi di Desa Sidomulyo merupakan tanaman yang sangat cocok dikembangkan di desa ini. Kehidupan masyarakat di desa ini sebagian besar bergantung penuh pada tanaman ini. Sebagian besar masyarakat di desa ini bermatapencaharian sebagai petani kopi. Tanaman kopi yang tumbuh di hutan dan kebun-kebun milik warga di desa ini tumbuh dengan sangat baik, bahkan para pemilik kopi sampai takut kehilangan kopi mereka jika dicuri. Menurut warga sekitar hutan, saat ini sudah tidak ada lagi pencurian kayu di hutan, tetapi yang mereka takutkan adalah pencurian hasil panen kopi mereka, karena pendapatan dari hasil kopi mereka jauh lebih menguntungkan dibandingkan menjual kayu curian. Kopi di Desa Sidomulyo merupakan produk yang patut dibanggakan, karena kualitas dan rasanya yang mampu menembus pasar baik di dalam maupun luar negeri sehingga kopi Desa Sidomulyo ini pun diangkat menjadi salah satu tanaman produksi khas dari Kabupaten Jember selain dari kakao.

5.4.3 Desa Sukojember RPH Jelbuk

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN (Studi Di Wilayah Perum Perhutani KPH Malang)

1 8 17

Analisis finansial prospek pengelolaan hutan tanaman pinus di KPH Lawu Ds Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 10 111

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Penentuan Daur Optimal dengan Faktor Pencurian Kayu di KPH Bojonegoro Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

1 21 78

Peranan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dalam Upaya Pengendalian Kebakaran Hutan di KPH Cepu, Perum Perhutani Unit I, Jawa Tengah

1 41 109

Pemodelan spasial kerawanan pencurian kayu menggunakan sistem informasi geografis di KPH Madiun Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 9 85

Peran Perempuan dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus RPH Tanjungkerta BKPH Tampomas KPH Sumedang Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten)

0 13 203

Peningkatan Peran Masyarakat dalam Upaya Pengendalian Kebakaran Hutan di KPH Malang Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 14 132

Partisipasi Masyarakat Desa Hutan dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di KPH Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 9 114

Peran Perempuan dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus di Desa Bareng, RPH Alasgung, BKPH Bareng, KPH Bojonegoro Perum Perhutani Unit II Jawa Timur)

0 4 135