Komplikasi Fraktur Proses Penyembuhan Fraktur

2.6. Komplikasi Fraktur

Komplikasi Fraktur dapat dibagi menjadi komplikasi segera, komplikasi dini, dan komplikasi lambatkemudian. Komplikasi segera terjadi pada saat terjadinya patah tulang atau segera setelahnya. Komplikasi dini terjadi dalam beberapa hari setelah kejadian patah tulang. Komplikasi lambatkemudian terjadi lama setelah patah tulang. 22 Penyulit segera dan setempat merupakan kerusakan yang langsung disebabkan oleh trauma di samping patah tulang dan dislokasi. Penyulit dini dapat berupa nekrosis dan gangguan penyembuhan. Sementara itu, penyulit lambatkemudian merupakan komplikasi dini dari fraktur atau dislokasi tetapi efek-efek klinik dan radiologi tidak terlihat sampai beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan kemudian.

2.7. Proses Penyembuhan Fraktur

Proses penyembuhan fraktur adalah proses biologis alami yang akan terjadi pada setiap patah tulang. Secara umum proses penyembuhan fraktur ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yakni sebagai berikut : 22 a. Hematom segera setelah cedera Pada permulaan akan terjadi perdarahan di sekitar patahan tulang yang disebabkan oleh terputusnya pembuluh darah pada tulang dan periost. Fase ini disebut fase hematoma. Universitas Sumatera Utara b. Pembentukan kalus Hematom ini kemudian akan menjadi medium pertumbuhan sel jaringan fibrosis dan vaskuler hingga hematom berubah menjadi jaringan fibrosis dengan kapiler didalamnya. Jaringan ini yang menyebabkan fragmen tulang saling menempel. Fase ini disebut fase jaringan fibrosis dan jaringan yang menempelkan fragmen patahan tulang disebut kalus fibrosa. c. Penyatuan tulang Pada tahap selanjutnya terjadi penulangan atau osifikasi. Kesemuanya ini menyebabkan kalus fibrosa berubah menjadi kalus tulang. Pada foto Roentgen proses ini terlihat sebagai bayangan radiopak tetapi bayangan garis patah tulang masih terlihat. Fase ini merupakan fase penyatuan klinis. d. Konsolidasi dan proses swapugar Selanjutnya terjadi penggantian sel tulang secara berangsur-angsur oleh sel tulang yang mengatur diri sesuai dengan garis tekanan dan tarikan yang bekerja pada tulang. Akhirnya sel tulang ini mengatur diri secara lamellar seperti sel tulang normal. Kekuatan kalus ini sama dengan kekuatan tulang biasa. 2.8. Pencegahan Fraktur 2.8.1. Pencegahan Primordial