6.3.9. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tindakan Medik
Lama rawatan rata-rata lansia penderita fraktur rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan tindakan medik dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
Gambar 6.23. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Lansia Penderita Fraktur Rawat Inap Berdasarkan Tindakan Medik di Rumah
Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009
Hasil analisa statistik dengan uji t-test diperoleh nilai p0,05, artinya ada perbedaan yang bermakana antara lama rawatan rata-rata berdasarkan tindakan
medik. Lama rawatan rata-rata lansia penderita fraktur yang dioperasi secara bermakna lebih lama dibanding dengan tanpa operasi.
Lansia penderita fraktur yang memperoleh tindakan medik operasi memerlukan waktu yang lebih lama untuk proses pemulihan baik luka maupun
kondisi fraktur pasca operasi. Oleh karena itu, lama rawatan rata-rata lansia penderita fraktur yang memperoleh tindakan medik operasi lebih lama dibanding tanpa operasi.
14,2 6,03
2 4
6 8
10 12
14 16
Operasi Tanpa Operasi
T in
d a
k a
n M
e d
ik
Lama Rawatan Rata-rata hari
Universitas Sumatera Utara
6.3.10. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Lama rawatan rata-rata lansia penderita fraktur rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Gambar 6.24. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Lansia Penderita Fraktur Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di
Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009
Hasil analisa statistik dengan uji t-test diperoleh nilai p0,05, artinya ada perbedaan yang bermakana antara lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan
sewaktu pulang. Lama rawatan rata-rata lansia penderita fraktur yang pulang sembuhPBJ secara bermakna lebih lama dibanding dengan yang PAPS.
Pasien yang PAPS antara lain dengan alasan lokasi rumah sakit yang terlalu jauh atau akan melakukan pengobatan ke tempat lain. Dengan demikian, mereka
tidak menjalani pengobatan sesuai dengan anjuran dokter dan biasanya pulang lebih awal. Namun, kondisi kesehatan pasien yang PAPS setelah keluar dari rumah sakit
tidak menjadi tanggung jawab pihak rumah sakit. Sementara itu, pasien yang pulang
12,66 5,2
2 4
6 8
10 12
14 Pulang SembuhPBJ
PAPS
K e
a d
a a
n S
e w
a k
tu P
u la
n g
Lama Rawatan Rata-rata hari
Universitas Sumatera Utara
sembuhPBJ menjalani pengobatan dan keluar dari rumah sakit sesuai dengan anjuran dokter. Dokter mengizinkan pasien pulang jika kondisinya telah membaik.
Namun, jika kondisi pasien belum memungkinkan untuk pulang maka dokter tidak memberi izin pulang. Oleh karena itu, lama rawatan rata-rata lansia penderita fraktur
yang PAPS lebih cepat dibanding yang sembuhPBJ. 6.3.11.
Sumber Biaya Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Sumber biaya lansia penderita fraktur rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
Gambar 6.25. Diagram Bar Sumber Biaya Lansia Penderita Fraktur Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit
Haji Medan Tahun 2006 -2009
Berdasarkan gambar 6.25. dapat diketahui bahwa proporsi lansia penderita fraktur yang pulang sembuhPBJ dan PAPS tertinggi bukan menggunakan biaya
sendiri yaitu masing-masing sebesar 73,3 dan 60,0.
26,7 40,0
73,3 60,0
10 20
30 40
50 60
70 80
Pulang SembuhPBJ PAPS
P ro
p o
rs i
Keadaan Sewaktu Pulang
Biaya Sendiri Bukan Biaya sendiri
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisa statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara keadaan sewaktu pulang
berdasarkan sumber biaya. Baik pasien yang pulang sembuhPBJ maupun PAPS lebih banyak bukan
menggunakan biaya sendiri. Pasien yang pulang sembuhPBJ baru akan keluar dari rumah sakit jika dokter telah memberikan izin pulang. Sementara itu, pasien yang
PAPS antara lain dengan alasan lokasi rumah sakit yang terlalu jauh atau akan melakukan pengobatan ke tempat lain. Dengan demikian, sumber biaya bukan
menjadi alasan bagi pasien untuk keluar dari rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
7.1.1. Trend kecenderungan kunjungan lansia penderita fraktur rawat inap di
Rumah Sakit Haji Medan berdasarkan data tahun 2005-2009 menunujukkan peningkatan dengan persamaan garis Y = 22 + 1,6X. Proporsi tertinggi pada
tahun 2007 yaitu 30,0. 7.1.2.
Proporsi lansia penderita fraktur berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada umur 55-60 tahun 32,7; perempuan 57,3; Jawa 31,8; Islam
99,1; pendidikan rendah Tidak sekolahSDSLTP 50,0; tidak bekerja 32,8; berstatus kawin 70,9; berasal dari kota Medan 50,9;
dan menggunakan Askes 61,8. 7.1.3.
Proporsi lansia penderita fraktur berdasarkan sebab fraktur tertinggi karena peristiwa trauma 70,9.
7.1.4. Proporsi lansia penderita fraktur berdasarkan letak fraktur tertinggi pada
panggul 30,9. 7.1.5.
Proporsi lansia penderita fraktur berdasarkan tindakan medik tertinggi adalah operasi single fraktur 60,0.
7.1.6. Lama rawatan rata-rata lansia penderita fraktur adalah 11,30 hari 11 hari.
7.1.7. Proporsi lansia penderita fraktur berdasarkan keadaan sewaktu pulang
tertinggi adalah pulang sembuhPBJ 81,8. 7.1.8.
Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan letak fraktur p=0,259.
Universitas Sumatera Utara