sudah menurun. Upaya untuk menghambat penyerapan tulang dan meningkatkan pembentukan tulang akan memerlukan waktu lama sampai perbaikan secara klinik
dicapai. Pengobatan yang lama ini berpengaruh pada ketaatan pasien dalam berobat.
33
6.3. Analisa Statistik
6.3.1. Umur Berdasarkan Letak Fraktur
Umur lansia penderita fraktur rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan letak fraktur dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 6.15. Diagram Bar Umur Lansia Penderita Fraktur Rawat Inap Berdasarkan Letak Fraktur di Rumah Sakit Haji Medan Tahun
2005-2009
Berdasarkan gambar 6.15. dapat diketahui bahwa proporsi lansia penderita fraktur pada rangka aksial tertinggi umur 65-70 tahun 35,8 dan pada rangka
apendikular umur 55-64 tahun 49,3. Hasil analisa statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p0,05, artinya
tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan letak fraktur.
32,1 49,3
35,8 23,4
32,1 27,3
10 20
30 40
50 60
Rangka Aksial Rangka Apendikular
P ro
p o
rs i
Letak Fraktur
55-64 tahun 65-70 tahun
70 tahun
Universitas Sumatera Utara
6.3.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Letak Fraktur
Jenis kelamin lansia penderita fraktur rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan letak fraktur dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 6.16. Diagram Bar Jenis Kelamin Lansia Penderita Fraktur Rawat Inap Berdasarkan Letak Fraktur di Rumah Sakit Haji Medan
Tahun 2005-2009
Berdasarkan gambar 6.16. bahwa proporsi lansia penderita fraktur pada rangka aksial dan apendikular tertinggi adalah perempuan yaitu masing-masing
64,3 dan 55,8. Hasil analisa statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p0,05, artinya
tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin berdasarkan letak fraktur.
35,7 44,2
64,3 55,8
10 20
30 40
50 60
70
Rangka Aksial Rangka Apendikular
Laki-laki Perempuan
Universitas Sumatera Utara
6.3.3. Sebab Fraktur Berdasarkan Letak Fraktur
Sebab fraktur lansia penderita fraktur rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan letak fraktur dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 6.17. Diagram Bar Sebab Fraktur Lansia Penderita Fraktur Rawat Inap Berdasarkan Letak Fraktur di Rumah Sakit Haji Medan
Tahun 2005-2009
Hasil analisa statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p0,05, artinya ada perbedaan proporsi yang bermakna antara sebab fraktur berdasarkan letak fraktur.
Proporsi lansia penderita fraktur pada rangka aksial tertinggi disebabkan karena patologik sedangkan pada rangka apendikular karena peristiwa trauma.
Rangka aksial terdiri dari 80 tulang yang meliputi tulang belakang; kerangka toraks rangka iga yang terdiri dari tulang iga dan sternum; dan tulang tengkorak
yang terdiri dari tulang kranial, tulang wajah, enam tulang auditori telinga, dan tulang hioid yang menyangga lidah dan laring. Rangka apendikular terdiri dari 126
tulang yang membentuk lengan, tungkai, tulang pktoral, dan pelvis.
16
35,7 81,2
64,3
18,2 10
20 30
40 50
60 70
80 90
Rangka Aksial Rangka Apendikular
P ro
p o
rs i
Letak Fraktur
Peristiwa Trauma Patologik
Universitas Sumatera Utara
Sekitar 80 tulang terdiri dari tulang kortikal yang kuat dan padat sedangkan 20 lainnya terbentuk dari tulang trabekular yang terbuat dari jaringan molekul
halus. Pada tulang punggung dan iga, hampir semuanya terdiri dari tulang trabekular. Sebaliknya, tulang panjang pada kaki dan lengan, hampir semuanya terbentuk dari
tulang kortikal. Ketika tingkat estrogen dan testosteron turun tingkat reabsorbsi tulang lebih tinggi dari pembentukan tulang sehingga massa tulang berkurang. Bagian
yang sangat terpengaruh dengan kondisi ini adalah tulang trabekular karena tingkat reasorbsi yang tinggi, tulang ini menjadi sangat rentan terhadap pengeroposan tulang.
Akibatnya, tulang trabekular menjadi tipis dan akhirnya berlubang atau terlepas dari jaringan sekitarnya. Ketika cukup banyak tulang yang terlepas, tulang trabekular
melemah dan rentan terhadap fraktur. Patah tulang panggul pada lansia biasanya diakibatkan oleh jatuh ketika
berdiri.
26
26
Sementara itu, penyebab lazim untuk fraktur tungkai bawah dan tungkai atas adalah benturan langsung atau jatuh dari ketinggian.
21
Universitas Sumatera Utara
6.3.4. Jenis Kelamin Berdasarkan Sebab Fraktur