2. Faktor Gaya Hidup Life Style

Kemungkinan jarak tempat tinggal dari garis khatulistiwa berkaitan dengan risiko patah tulang. Misalnya, wanita kulit putih yang memiliki warna kulit terang dan tinggal jauh dari garis khtulistiwa di negara-negara seperti Swedia atau Norwegia memiliki risiko patah tulang yang tinggi. Sebaliknya, wanita Afrika yang berkulit gelap memiliki risiko patah tulang yang cukup rendah. Sebuah survei yang dilakukan oleh The United States National Health and Nutrition Survey NHANES tahun 2000 menunjukkan, prevalens osteoporosis pada wanita Amerika non-Hispanik kulit putih adalah 27 50-59 tahun, 32 60-69 tahun, dan 41 ≥ 70 tahun. Penelitian sebelumnya yang dialakukan Rochester pada tahun dan tempat yang sama menunjukkan prevalens yang lebih rendah pada wanita kulit hitam, yakni 14,8 umur 50-59 tahun, 21,6 umur 60-69 tahun, 38,5 70-79 tahun, dan 70 ≥ 80 tahun. 26

a.2. Faktor Gaya Hidup Life Style

27 a.2.1. Merokok: Tembakau dapat meracuni tulang dan juga menurunkan kadar estrogen. Wanita yang merokok dapat mengalami menopause dini 5 tahun lebih awal daripada yang bukan perokok. 26 Penelitian Scane et al 1999 di Amerika dengan desain Case Control memperlihatkan pria yang mengalami patah tulang belakang memiliki kebiasaan merokok 2,8 kali lebih besar dibanding pria yang tidak mengalami patah tulang belakang Odds Ratio [OR]: 2,8; 95 CI: 1,2-6,7. a.2.2. Mengkonsumsi Alkohol: Konsumsi alkohol yang berlebihan selama bertahun- tahun mengakibatkan berkurangnya massa tulang. Pada wanita pasca menopause, jumlah massa tulang yang berkurang akan semakin besar 28 Universitas Sumatera Utara demikian juga dengan tulang yang patah. Alkohol dapat secara langsung meracuni jaringan tulang atau mengurangi massa tulang melalui nutrisi yang buruk karena peminum berat biasanya tidak mengkonsumsi makanan yang sehat dan mendapatkan hampir seluruh kalori dari alkohol. 26 Konsumsi lebih dari 4 unit alkoholhari dapat melipatgandakan risiko patah tulang panggul. 25 Alkohol yang berlebihan juga meningkatkan risiko jatuh yang bisa mengakibatkan patah tulang. a.2.3. Aktivitas Fisik: Latihan beban ringan akan menekan rangka tulang yang menyebabkan tulang berkontraksi sehingga merangsang pembentukan tulang. Sebaliknya, ketidakaktifan karena istirahat di tempat tidur yang berkepanjangan dapat mengurangi massa tulang. Wanita berusia lanjut yang berdiri kurang dari 5 jam sehari memiliki risisko patah tulang panggul hampir 2 kali lebih besar dari wanita yang lebih aktif. 26 a.2.4. Pemasukan Kalsium dan Vitamin D: pemasukan kalsium dan vitamin D yang rendah mengakibatkan berkurangnya massa tulang. Menurut Recommended Dailiy Allowance RDA, jumlah kalsium yang dibutuhkan untuk memelihara atau melindungi massa tulang setelah menopause bertambah dari 800 menjadi 1000-1500 mghari. Sebuah penelitian yang dilakukan pada penghuni panti wreda yang berusia 80 tahunan mendapati bahwa suplemen vitamin 500 mghari ditambah 800 IU International Unit vitamin D setiap hari mengurangi risiko patah tulang panggul dan patah tulang lainnya dalam sepertiga dari periode perawatan selama 18 bulan. 26 26 Universitas Sumatera Utara

a.3. Faktor Genetika Sejarah Keluarga