BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Trend Lansia Penderita Fraktur Rawat Inap Berdasarkan Data Tahun
2005-2009
Distribusi lansia penderita fraktur berdasarkan data tahun 2005-2009 rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
Gambar 6.1. Grafik Garis Trend Lansia Penderita Fraktur Rawat Inap di Rumah Haji Medan Berdasarkan Data Tahun 2005-2009
Berdasarkan gambar 6.1. dapat diketahui bahwa proporsi lansia penderira fraktur rawat inap tertinggi pada tahun 2007 30,0 dan terendah tahun 2008
9,1. Kecenderungan lansia penderita fraktur rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan berdasarkan data tahun 2005-2009 menunjukkan peningkatan dengan
14 24
33
10 29
18,8 20,4
22 23,6
25,2
5 10
15 20
25 30
35
2005 2006
2007 2008
2009 Y= 17,2+1,6X
Universitas Sumatera Utara
persamaan garis Y = 17,2 + 1,6X. Frekuensi kasus meningkat 15 kasus dengan simple ratio 2,1 kali dan persentase 51,7.
Peningkatan kasus fraktur pada lansia ini dapat dikaitkan dengan peningkatan jumlah lansia di Indonesia dan fraktur sebagai salah satu masalah kesehatan yang
dialami lansia. Peningkatan jumlah lansia terjadi baik di negara maju maupun negara sedang
berkembang. Gejala menuanya struktur penduduk ageing population juga terjadi di Indonesia. Jika pada tahun 1990 jumlah penduduk lansia di Indonesia sekitar 11 juta
maka pada tahun 2010 diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 17 juta dan sekitar 29 juta pada tahun 2020. Penurunan fungsi organ menyebabkan lansia rawan
terhadap gangguan kesehatan.
2
Fraktur merupakan salah satu masalah kesehatan utama pada lansia. Sejalan dengan bertambahnya usia, terdapat peningkatan
hilangnya massa tulang secara linear. Tingkat hilangnya massa tulang ini sekitar 0,5- 1 per tahun dari berat tulang wanita pasca menopause dan pria lebih dari 80 tahun.
5
6.2. Deskriptif
6.2.1. Distribusi Proporsi Berdasarkan Sosiodemografi
Sosiodemografi lansia penderita fraktur di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 terdiri dari umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, daerah asal, dan sumber biaya.
Universitas Sumatera Utara
a. Umur dan Jenis Kelamin
Proporsi lansia penderita fraktur yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
Gambar 6.2. Diagram Bar Distribusi Proporsi Lansia Penderita Fraktur Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Haji
Medan tahun 2005-2009
Berdasarkan gambar 6.2. dapat diketahui bahwa proporsi lansia penderita fraktur tertinggi pada kelompok umur 55-60 tahun sebesar 32,7 laki-laki 13,6
dan perempuan 19,1 dan terendah 85-90 tahun sebesar 1,8 laki-laki 0,0 dan perempuan 1,8 dan 91-96 tahun sebesar 1,8 laki-laki 0,9 dan perempuan
0,9. Distribusi proporsi jenis kelamin adalah laki-laki 42,7 dan perempuan 57,3 dengan sex ratio 1 :1,34.
Massa tulang pria maupun wanita berkurang ketika mereka semakin tua. Perbedaannya adalah jumlah massa tulang dan tingkat pengurangannya.
26
Kehilangan
13,6 11,8
10,0 4,6
1,8 0,0
0,9
19,1 13,7
7,3 10,9
3,6 1,8
0,9
20 15
10 5
5 10
15 20
25
Proporsi Umur Tahun
Laki-laki Perempuan
91-96 tahun 85-90 tahun
79-84 tahun 73-78 tahun
67-72 tahun 61-66 tahun
55-60 tahun
Universitas Sumatera Utara
massa tulang pada wanita lebih besar dibandingkan pria. Hal ini disebabkan karena pada masa menopause wanita mengalami kehilangan massa tulang yang lebih besar
dibanding pria pada usia yang sama.
24
Banyaknya kehilangan massa tulang pada wanita, selain disebabkan pertambahan usia dihubungkan juga dengan penurunan
kadar estrogen dalam darah karena penurunan fungsi ovarium. Salah satu fungsi estrogen adalah mempertahankan tingkat pembentukan
tulang yang normal. Ketika tingkat estrogen menurun, tingkat reasorbsi tulang menjadi lebih tinggi daripada pembentukan tulang. Akibatnya, massa tulang juga
berkurang.
6
26
Seperti halnya wanita, massa tulang pria juga berkurang dan dapat mengalami fraktur. Namun, kondisi ini terjadi lebih lambat. Massa tulang pria berkurang sekitar
1 per tahun dari berat tulangnya mulai usia 70 tahun hingga seterusnya. Dengan demikian, menopause pada lansia wanita menjadi salah satu
faktor risiko terjadinya fraktur.
26
Universitas Sumatera Utara
b. Suku