3. Faktor Genetika Sejarah Keluarga Agent Environment

a.3. Faktor Genetika Sejarah Keluarga

Faktor genetika juga memilki kontribusi terhadap massa tulang dan dapat membuat rentan atau melindungi kita dari risiko patah tulang. Anak perempuan dari wanita yang mengalami patah tulang osteoporosis rata-rata memiliki massa tulang yang lebih rendah dari normal usia mereka 3-7 lebih rendah. Sejarah patah tulang karena osteoporosis dalam keluarga sangat penting dalam menentukan risiko seseorang mengalami patah tulang. Dalam sebuah studi epidemiologi di Amerika dengan desain Kohort menunjukkan pasien dengan ayah yang memiliki sejarah osteoporosis berisiko mengalami patah tulang 2,16 kali lebih besar dibandingkan pasien dengan ayah yang tidak memiliki sejarah osteoporosis Relative Risk [RR]: 2,16; 95 CI: 1,38-3,37. 26

b. Agent

27 Fraktur dapat terjadi akibat: 21, 29 b.1. Peristiwa Trauma Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba atau berlebihan. Kekuatan tersebut dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau penarikan. Bila terkena kekuatan langsung, tulang dapat patah pada tempat yang terkena. Bila terkena kekuatan tak langsung, dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu. b.2. Patologik, yang terdiri dari kelelahan atau tekanan dan kelemahan abnormal pada tulang. Pada kelelahan atau tekanan, retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam atau benda lain akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini Universitas Sumatera Utara paling sering ditemukan pada tibia, fibula, atau metatarsal, terutama pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak jauh. Sementara itu, pada kelemahan abnormal tulang, fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal jika tulang tersebut lemah. Beberapa penyebab penting dari fraktur patologis ini adalah penyakit metabolisme tulang seperti osteoporosis dan osteomalasia; penyakit Paget tulang sangat rapuh; dan kista atau displasia- displasia.

c. Environment

Kecelakaan merupakan penyebab jatuh yang utama 30-50 kasus jatuh lansia. Sekitar 70 kasus jatuh pada lansia terjadi di rumah, 10 terjadi di tangga, dengan kejadian jatuh pada saat turun tangga lebih banyak dibanding saat naik, yang lainnya terjadi karena tersandung atau menabrak sesuatu. 5 Kejadian murni kecelakaan misalnya terpeleset atau tersandung. Gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan akibat proses menua misalnya karena mata kurang awas, benda-benda yang ada di rumah tertabrak kemudian jatuh. Faktor-faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kejadian kecelakaan pada lansia antara lain alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil, atau berada di bawah; WC yang rendahjongkok; tempat berpegangan yang tidak kuattidak mudah dipegang; lantai yang tidak datar atau menurun; karpet yang tidak direkatkan dengan baik, keset yang tebalmenekuk pinggirnya dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser; lantai yang licin atau basah; penerangan yang tidak baik kurang atau menyilaukan; alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya. Universitas Sumatera Utara

2.6. Komplikasi Fraktur