diberikan boru ‘penerima istri’. Tindak tutur paman boru ‘penerima istri’ dituturkan kepada hulahula ‘pemberi istri’ agar dapat menerima uang emas
kawin yang diberi boru. Dalam pola pemikiran Batak Toba ada falsafah otik sungkup, godang hurang yang artinya sedikit cukup, banyak menjadi
kurang, jadi dalam hal ini adalah mengutamakan kebersamaan dan juga mengutamakan kesepakatan dalam pola pikir. Umpasa ini memuat pesan
moral yang menjadi bekal dihari yang akan datang dalam bentuk menyelesaikan masalah atau pekerjaan pada budaya Batak Toba.
4.2.16. Makna Perlokusi Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat
Seperti yang sudah diutarakan di depan, makna perlokusi lebih berorintasi pada penutur atau dampak yang ditimbulkan dari sebuah tuturan.
Secara eksplisit dapat dikatakan bahwa makna perlokusi merupakan dampak atau akibat yang diharapkan dari makna tindak ilokusi. Wijana 1996: 19-20
mengisyaratkan sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang sering mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau
daya pengaruh ini dapat secara sengaja dikreasikan oleh penuturnya seperti pada uraian berikut.
4.2.17. Tindak Perlokusi Raja ni Hulahula BoruTulang ‘Paman Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba
42 Tuat raja martua, marabit tiga bolit Anggo tu hulahula, tung so boi do mangkolit
Turun raja bertuah, berpakaian dan berikat kepala tiga warna Kalau kepada hulahula, tidak dapat memberi terlalu pelit
43 Bona ni aek Puli di dolok ni Sitapongan Ingkon saut ma hita dapotan uli molo masipaolo-oloan
Mata air Puli enau dari gunung Sitapongan Pasti dapat kita peroleh yang baik, jikalau kita saling seia-sekata
Universitas Sumatera Utara
Makna tindak tutur umpasa di atas memohon dan menasehati paman boru ‘
penerima istri’ kepada boru-nya ‘penerima istri’ supaya jangan pelit jikalau memberi kepada hulahula ‘pemberi istri’. Tindak tutur paman boru
‘ penerima istri’ dituturkan kepada boru-nya agar memberi kepada hulahula
jangan sedikit atau pelit. Budaya Batak Toba bila memberi kepada hulahula merupakan kewajiban dari pihak boru dan sangat senang dan
bahagia hulahula sehingga terangkat martabatnya oleh pihak boru. Bila kepada hulahula terlalu pelit efek yang ditimbulkan adalah tidak mendapat
pasupasu ‘berkat’ atau rejekinya’. Demikian juga dengan kebersamaan bila sudah saling bersatu agar seia-sekata sehingga mendapat berkat.
Masyarakat Batak Toba mempunyai sistem adat istiadat yang berazaskan dalihan na tolu, jadi pada posisi ini hulahula adalah yang paling dihormati
dan dihargai kedudukannya dan hulahula yang memberi pasupasu ‘berkat’ kepada pihak boru ‘penerima istri’.
4.2.18. Tindak Perlokusi Raja ni HulahulaTulang ‘Paman Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba
50 Nidurung situma laos dapot pora-pora Molo buas iba tu hula-hula na pogos hian iba gabe mamora
Ditangkap ikan situma, dapat juga ikan kepras Kalau kita dermawan kepada hulahula, yang miskin kian tadinya kita
menjadi kaya Makna tindak tutur umpasa di atas paman memohon kepada boru
‘ penerima istri’ supaya dikabulkan apa yang diminta dari boru-nya
‘ pemberi istri’. Tindak tutur paman hulahula ‘pemberi istri’ yang
dituturkan pada rapat adat marhat sinamot kepada pihak boru ‘penerima
Universitas Sumatera Utara
istri’ untuk meminta kepada pihak boru agar lebih banyak memberi kepada hulahula. Apabila uang emas kawin diberikan banyak itu berarti pihak
boru adalah orang kaya dan hulahula merasa dihormati oleh pihak boru sehingga pasupasu ‘berkat’ yang diterima pihak boru sama nilainya dengan
pemberian yang diberikan pihak boru. Anggapan seperti inilah yang masih berlaku sampai sekarang dalam budaya Batak Toba sehingga pihak boru
lebih banyak memberi kepada hulahula. Jadi efeknya kalau permintaan hulahula ‘pemberi istri’ tidak diberikan maka bisa jadi pasupasu ‘berkat’,
yang diberi hulahula tidak memberkati pihak boru. 51 Marasarmaail ditarui bulung singkoru
Sai naeng ma nian sihar panaili horhonon ni tuhor ni boru Bersaranglah babi hutan, dihantarnya daun jelai
Semoga gembiralah hendaknya, disebabkan uang emas kawin putri Makna tindak tutur umpasa di atas paman memohon pihak kepada boru-
nya ‘pihak pemberi istri’ supaya menerima uang emas kawin atau uang mahar yang diberi boru. Tindak tutur paman hulahula yang disampaikan
kepada boru-nya ’pemberi istri’ pada rapat adat tujuannya adalah untuk membuka pola pikir dari boru-nya agar menerima uang emas kawin yang
diberi pihak boru ‘penerima istri’ walaupun pemberian pihak boru ‘
penerima istri’ tidak banyak.Dalam hal ini pada budaya Batak Toba, raja hulahulatulang ‘paman pemberi istri’ dapat memberi pandangan kepada
boru-nya. Jadi efeknya haruslah selaku hulahula ‘pemberi istri’ dapat berlapang dada menerima uang emas kawin yang tidak banyak jumlahnya.
Universitas Sumatera Utara
52 Panggu marlatang amporik marlipik Gabe do partuhor na godang laos gabe do partuhor na otik
Cangkul yang berdentang, burung emprit berciap Jadilah pembeli yang banyak, jadi juga pembeli yang sedikit
Makna tindak tutur umpasa di atas paman mengesahkan uang emas kawin atau uang mahar yang sedikit maupun yang banyak. Tindak tutur paman
pemberi istri yang disampaikan pada rapat adat kepada boru-nya ‘pemberi istri’ bertujuan mengesahkan atau membenarkan uang emas kawin yang
sudah diterima dari pihak boru ‘penerima istri’. Dalam hal ini pada budaya
Batak Toba
raja hulahulatulang ‘
paman pemberi
istri’ dapat
membenarkan atau mengesahkan uang emas kawin yang diterima boru-nya dari pihak boru ‘penerima istri’. Jadi efeknya bila sudah diterima uang
emas kawin banyak atau sedikit supaya jangan ada lagi penyesalan
di belakang hari nantinya.
4.3 Jenis Tidak Tutur Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat