4.3.13. Tindak Tutur Langsung Literal pada Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat
Seperti yang sudah diutarakan pada subbagian 2.3.2, tindak tutur langsung literal adalah tindak tutur yang selain diutarakan dengan modus tuturan
yang sama, juga diutarakan dengan kata-kata yang memiliki makna yang sama dengan muatan semantis leksikalnya. Maksud memerintah disampaikan dengan
kalimat perintah, memberitakan dengan kalimat berita, menanyakan sesuatu dengan kalimat tanya dan sebagainya Wijana: 33 seperti pada uraian berikut.
4.3.14. Tindak Tutur Langsung Literal Hulahula ‘Pemberi Istri’ dalam Rapat Masyarakat Batak Toba
9 Ranting ni bulu jait masijaotan Siangkup ni hata na uli, dia ma nuaeng sitaringotan
Ranting bambu saling berkaitan Kemudian dari perkataan yang baik, apakah sekarang kita bicarakan
12 Marbunga ma lasuna dompak mata ari Atik na maruba do pe roha muna sinungkun jo sahali nari
Berbunga belambang menghadap matahari Apakah masih berubah hati kalian, ditanya sekali lagi
10 Nunga disi talina, disi rompuna Nunga disi daina, disi holpuna
Sudah disitu talinya, disitu kumpulannya Sudah disitu rasanya, disitu pula nikmatnya
11 Hauma na tardas dipaullusullus alogo Molo aek na bagas sai niulakulak do nidodo
Sawah yang datar dihembus-hembus angin Kalau air yang dalam terus menerus diukur dalamnya
Tindak tutur umpasa 9, 12, 10, dan 11 di atas 9 maknanya memiliki makna yang sesuai dengan muatan semantis leksikalnya, juga
dituturkan dengan kalimat bertanya masalah yang akan dibicarakan
Universitas Sumatera Utara
12 dituturkan dengan kalimat bertanya kepada boru masih sanggup menambahi
jumlah uang
emas kawin
yang diminta
hulahula, 10 dituturkan dengan kalimat perintah boru membayar uang emas kawin
diusulkan dongan sabutuha hulahula, dan 11 hulahula memerintah kepada boru menambahi uang emas kawin. Tuturan 9, 12, 10, dan
11 tindak tutur langsung literal memiliki makna yang sesuai dengan muatan semantis leksikalnya, maksudnya sama dengan makna kata-kata
yang menyusunnya. Tindak tutur bertanya dan memerintah yang dituturkan hulahula disampaikan dalam rapat adat setelah makan bersama bertujuan
agar diketahui para rapat adat, kemudian memerintah kepada pihak boru melunasi dan menambahi uang emas kawin yang diminta hulahula. Hal
bertanya dan memerintah melunasi serta menambahi uang emas kawin yang disampaikan hulahula kepada boru selalu disampaikan dalam rapat
adat, budaya meminta untuk menambahi kepada pihak boru adalah wajar dalam budaya Batak Toba, karena boru merupakan tempat mengadu bagi
hulahula. Dengan adanya penambahan yang diminta hulahula, di sini nampak kemampuan dari boru orang yang kaya dan dihormati maka pihak
hulahula juga sangat senang dan bahagia karena hulahula ikut terangkat martabatnya oleh pihak boru.
Universitas Sumatera Utara
4.3.15. Tindak Tutur Langsung Literal Dongan Sabutuha ni Hulahula ‘Kerabat Semarga Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat
Batak Toba
15 Anak ni raja do hamu pinompar ni na mora Molo na manambai hamu ba naeng ma umpola
Anak raja kalianlah, keturunan orang kaya Kalaulah harus kalian menambahi, ya hendaklah lebih lumayan
banyaknya 16 Sapala na mardalani unang holan sahat tu Sigalangan
Sapala menambahi ba unang ma diparang-alangan Kalau harus menjalani, jangan hanya sampai ke Sigalangan
Kalau harus menambahi, ya janganlah setengah-setengah
Tindak tutur umpasa 15 dan 16 di atas 15 dan 16 maknanya memiliki makna yang sesuai dengan muatan semantis leksikalnya
dituturkan dengan kalimat perintah untuk menambahi uang emas kawin jangan setengah-setengah kepada hulahula. Tuturan 15 dan 16 tindak
tutur langsung literal memiliki makna yang sesuai dengan muatan semantis lesikalnya, maksudnya sama dengan kata-kata menyusunnya. Tindak tutur
yang dituturkan dongan sabutuha hulahula sama dengan yang dituturkan hulahula memerintah dalam arti untuk menambahi uang emas kawin jangan
setengah-setengah maksud dan tujuannya agar ditambah sampai penuh. Dalam budaya Batak Toba apabila uang emas kawin menambahi setengah-
setengah akan memperpanjang lamanya acara rapat adat, karena sifat keterbukaan atau keterusterangan dari pihak boru dalam memberi uang
emas kawin banyak maupun sedikit itulah yang diharapkan dari hulahula sehingga rapat adat dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian di sini
terlihat bahwa masyarakat Batak Toba selalu menghargai waktu.
Universitas Sumatera Utara
4.3.16. Tindak Tutur Langsung Literal Dongan Sahuta Boru ‘Kawan Sekampung Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba
36 Sambil na tartondong dapot sa papaluan Asa denggan martondong unang masipailaan
Jerat yang tertendang, dapatlah dilepaskan Supaya bagus berfamili, jangan saling memalukan
37 Lubuk Siguragura denggan do panjalaa Molo sai mangigil hulahula olat ni na boi tinambaan
Lubuk Siguragura, baik tempat manjala Jikalau masih terus menerus memohon hulahula, dapat diberi sesuai
dengan kesanggupan 38 Sinuan bulu, sibahen nalas
Sinuan partuturan sibahen na horas Ditanam bambu, untuk penghangat
Diciptakan kekeluargaan untuk keselamatan 39 Dolok ni Pangaloan, hatubuan ni hau toras
Halak na masipaolo-oloan, ido na saut horas Gunung Pangaloan, tempat tumbuhnya kayu keras
Orang yang saling seia-sekata, itulah yang memperoleh keselamatan Tindak tutur umpasa 36, 37, 38, dan 39 di atas 36 maknanya
36 dongan sahuta boru memerintah dibuat kesepakatan jangan saling menyalahkan atau memalukan dalam menentukan uang emas kawin,
37 dongan sahuta boru memerintah kepada boru memberi kepada hulahula uang emas kawin yang diminta sesuai dengan kemampuan,
38 dan 39 dongan sahuta boru juga memerintah kepada kedua belah pihak bila sudah berfamili supaya saling menyayangi agar memperoleh
keselamatan. Tindak tutur 36, 37, 38, dan 39 tindak tutur langsung literal memiliki makna yang sesuai muatan semantis lesikalnya, maksudnya
sama dengan kata-kata menyusunnya. Tindak tutur yang dituturkan dongan sahuta boru tujuannya agar kedua belah pihak jangan saling menyalahkan,
Universitas Sumatera Utara
memberi uang emas kawin kepada hulahula sesuai kemampuan boru, dan apabila sudah berfamili harus saling menyayangi. Dalam budaya Batak
Toba hal ini dongan sahuta boru mengisyaratkan bahwa segala kesimpulan yang terjadi dalam rapat adat patut diketahui oleh dongan sahuta boru
maupun dongan sahuta hulahula karena pihak dongan sahuta dari kedua belah pihak akan bekerjasama dalam menjalankan pesta dan mengharapkan
kepada kedua belah pihak boru dan hulahula menjadi keluarga yang berbahagia.
4.3.17. Tindak Tutur Langsung Literal Raja ni Hulahula BoruTulang ‘Paman Penerima Istri’ Dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba
40 Tuat raja martua, marabit tiga bolit Anggo tu hulahula, tung so boi do mangkolit
Turun raja bertuah, berpakaian dan berikat kepala tiga warna Kalau kepada hulahula, tidak boleh pelit
41 Ndada ala ni godangna umbahen na nieahon Ndada ala ni otikna umbahen na tindingkon
Bukan karena banyaknya, untuk jadi dipaksakan Bukan karena sedikitnya, untuk jadi tidak diterima
42 Amporik marlipik, habang-habang tingki haleon Na godang do na otik, asal las roha mangalehon
Burung pipit, terbang ke sana-sini sewaktu paca kelik Banyak maupun sedikit, asal senang hati memberikannya
43 Bona ni aek Puli di dolok ni Sitapongan Ingkon saut ma hita dapotan uli molo masipaolo-oloan
Mata air Puli enau dari gunung Sitapongan Pasti dapat kita peroleh yang baik, jikalau kita saling seia-sekata
Tindak tutur umpasa 40, 41, 42, dan 43 di atas 40 maknanya paman pihak boru ‘penerima istri’ memerintah kepada boru-nya ‘penerima
istri’ bila memberi kepada hulahula ‘pemberi istri’ jangan terlalu pelit,
Universitas Sumatera Utara
41 paman boru ‘penerima istri’ memohon kepada hulahula ‘pemberi istri’ mau menerima uang emas kawin atau uang mahar yang diberi boru
‘ penerima istri’, 42 memohon kepada paman pihak hulahula ‘pemberi
istri’ mau menerima uang emas kawin yang diberi boru ‘penerima istri’ merupakan
kesimpulan dari
paman boru
‘ penerima
istri’, dan
43 memohon kepada hulahula ‘pemberi istri’ bila seia-sekata dalam memusyawarahkan uang emas kawin akan mendapat berkat. Tindak tutur
40, 41, 42, dan 43 tindak tutur langsung literal makna yang sesuai muatan semantis leksikalnya, maksudnya sama dengan kata-kata
menyusunnya. Tindak tutur yang dituturkan tulang ‘paman’ dari pihak boru memerintah pada rapat adat bertujuan untuk memberi pandangan
kepada boru-nya supaya jangan pelit apabila memberi kepada hulahula agar dapat berkat diterima boru dari hulahula. Hal ini patut disampaikan
paman kepada boru-nya. Dalam budaya Batak Toba peranan paman boru pada acara adat dapat menjadi penengah apabila uang emas kawin tidak
ada kesepakatan dari kedua belah pihak, paman boru memohon kepada hulahula sehingga terjadi keharmonisan dari kedua belah pihak. Apabila
sudah ada kesepakatan dalam memusyawarahkan uang emas kawin paman boru memohon kepada hulahula agar seia-sekata sehingga memperoleh
berkat.
Universitas Sumatera Utara
4.3.18. Tindak Tutur Langsung Literal Raja ni HulahulaTulang ‘Paman Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba
49 Nidurung situma laos dapot pora-pora Molo buas iba tu hula-hula na pogos hian iba gabe mamora
Ditangkap ikan situma, dapat juga ikan kepras Kalau kita dermawan kepada hulahula, yang miskin kian tadinya kita
menjadi kaya 50 Marasar ma aili ditarui bulung singkoru
Sai naeng ma nian sihar panaili horhonon ni tuhor ni boru Bersaranglah babi hutan, dihantarnya daun jelai
Semoga gembiralah hendaknya, disebabkan uang emas kawin putri 51 Lam godang niula tano lam godang mapanganhononho
Lam godang sinamot jinalo lam godang ma sisarihononho Semakin banyak tanah yang dikerjakan semakin banyaklah diperoleh hasil
Semakin banyak uang emas kawin diterima semakin banyaklah yang
dipikirkan 52 Panggu marlatang amporik marlipik
Gabe do partuhor na godang laos gabe do partuhor na otik Cangkul yang berdentang, burung emprit berciap
Jadilah pembeli yang banyak, jadi juga pembeli yang sedikit
Tindak tutur umpasa 49, 50, 51, dan 52 di atas 49 maknanya paman hulahula ‘pemberi istri’ menyuruh boru ‘penerima istri’ supaya
menyanggupi uang emas kawin yang diminta hulahula ‘pemberi istri’, 50 paman hulahula berterima kasih kepada boru-nya telah menerima uang
emas kawin yang telah disepakati semoga dapat dipergunakan dengan baik, 51 menyuruh kepada boru-nya ‘selaku pemberi istri’ supaya menerima
dengan lapang dada yang diberi boru ‘penerima istri’ uang emas kawin yang sudah disepakati, 52 menyuruh kepada boru-nya ‘selaku pemberi
istri’ menyetujui dan menerima uang emas kawin yang sedikit maupun yang banyak yang diberi boru ‘penerima istri’. Tindak tutur 49, 50,
Universitas Sumatera Utara
51, dan 52 tindak tutur langsung literal makna yang sesuai muatan semantis
leksikalnya, maksudnya
sama dengan
kata-kata yang
menyusunnya. Tindak tutur yang dituturkan paman hulahula menyuruh boru ‘penerima istri’ supaya memenuhi uang emas kawin yang diminta
hulahula ‘pemberi istri’ yang merupakan keharusan boru kepada hulahula, paman berterima kasih kepada boru-nya ‘selaku pemberi istri’ telah
menerima uang emas kawin dari boru ‘penerima istri’ sedikit maupun banyak yang telah disepakati semoga dapat dipergunakan dengan baik.
4.4. Fungsi Tindak Tutur Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat