Tindak Tutur Langsung pada Umpasa Masyarakat Batak Toba Tindak Tutur Langsung Hulahula ‘Pemberi Istri’ dalam Rapat Masyarakat Batak Toba

langsung, 2 tindak tutur literal, dan 3 tindak tutur langsung literal. Ketiga jenis tindak tutur tersebut akan diuraikan pada uraian berikut.

4.3.1. Tindak Tutur Langsung pada Umpasa Masyarakat Batak Toba

dalam Rapat Adat Seperti yang sudah diutarakan pada subbagian 2.3.2, tidak tutur dikatakan tindak tutur langsung Wijana 1996: 29 mengisyaratkan apabila ada kesesuaian antara modus yang digunakan dengan konvensi sintaksis memiliki kesesuaian modus kalimatnya, misalnya modus imperatif untuk perintah, modus deklaratif untuk memberitahukan sesuatu, dan modus interogatif untuk bertanya seperti pada uraian berikut.

4.3.2. Tindak Tutur Langsung Hulahula ‘Pemberi Istri’ dalam Rapat Masyarakat Batak Toba

1 Sai jolo ninangnang do ninna asa ninungnung Sai jolo dipangan do asa sinungkun Terlebih dahulu baik-baiklah bertanya supaya dibisikkan Terlebih dahulu dimakanlah supaya ditanyakan 2 Dia ma nuaeng langkatna dia ma unokna Dia ma hatana dia nidokna Manalah kulitnya manalah isinya Manalah perkataannya manalah maksudnya 3 Bona ni aek puli dolok ni Sitapongan Sai tubu ma di hamu angka na uli, jala sai lam tamba ma pansamotan Sumber air enau di gunung Sitapongan Semoga lahirlah kepada kalian yang bagus dan bertambah penghasilan Tindak tutur umpasa 1, 2, dan 3 di atas 1 dan 3 maknanya sebelum memulai pembicaraan mengenai rapat adat sudah suatu kebiasaan di dalam kebudayaan masyarakat Batak Toba lebih dahulu dimulai makan bersama dan 3 maknanya mendapat keturunan dan semakin bertambah rezeki yang Universitas Sumatera Utara berlimpah yang dituturkan hanya dengan kalimat deklaratif berfungsi untuk menginformasikan sesuatu peristiwa, tanpa ada pretesi untuk mempengaruhi lawan tutur. Adanya kesetaraan dan kesesuaian modus tipe kalimat dengan fungsinya tersebut, tindak tutur-tindak tutur di atas dikategorikan sebagai tindak tutur langsung. Tindak tutur umpasa 2 yang dituturkan dengan kalimat interogatif berfungsi maknanya dipertanyakan oleh hulahula kepada boru datang ke rumah hulahula, benar-benar merupakan sebuah pertanyaan agar dapat diketahui oleh pihak hulahula dan khalayak umum tanpa adanya pretesi untuk membujuk mitra tuturnya dengan maksud-maksud lain. Tindak tutur ini disampaikan pada saat setelah selesai makan. Budaya masyarakat Batak Toba segala sesuatu pekerjaan pada umumnya selalu diawali terlebih dahulu makan bersama serta mendoakan semoga boru mendapat keturunan, rezeki berkelimpahan lalu bertanya hulahula kepada boru maksud tujuannya datang ke rumah supaya diketahui oleh pihak yang hadir. 4 Pitu lili nami paualu jugia nami Na uli do nipi nami ai gohan muna ma hajut nami Tujuh lidi kami, kedelapan manik-manik kami Yang indahlah mimpi kami karena akan kalian penuhi permintaan kami 5 Balintang ma pagabe tumandangkon sitodoan Saut hita jala gabe, ai nungga masipaolo-oloan Kayu yang dijadikan mengapit tiang membelakangi alat bertenun Jadi kita selamat dan berketurunan, karena sudah saling seia-sekata Tindak tutur umpasa 4 dan 5 di atas 4 dan 5 maknanya memerintah boru supaya menyanggupi uang emas kawin yang diminta hulahula dan 5 juga memerintah kepada boru supaya saling kerja sama agar Universitas Sumatera Utara memperoleh keselamatan dan karena sudah saling seia-sekata, tindak tutur- tindak tutur tersebut di atas dikategorikan sebagai tindak tutur langsung dituturkan dengan kalimat imperatif. Pada acara rapat adat marhata sinamot tindak tutur memerintah dalam arti tujuannya meminta patut disampaikan hulahula kepada boru agar memberi uang emas kawin yang banyak kepada hulahula dan hulahula memerintah boru supaya saling kerjasama sehingga mendapat keselamatan bila saling seia-sekata. Dalam budaya Batak Toba hulahula pada aturan adat istiadat yang berazaskan Dalihan Na Tolu posisinya selalu ditempatkan di atas dengan pengertian dihormati, dengan demikian hulahula patut memerintah kepada boru.

4.3.3 Tindak Tutur Langsung Dongan Sabutuha ni Hulahula ‘Kerabat