Penilaian Terhadap Faktor Proil Risiko

58 Penetapan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan PERINGKAT FAKTOR FINANSIAL PERINGKAT FAKTOR MANAJEMEN 5 4 3 2 1 A PK 5 PK 4 PK 3 PK 2 PK 1 B PK 5 PK 4 PK 3 PK 2 PK 1 C PK 5 PK 4 PK 3 PK 3 PK 2 D PK 5 PK 4 PK 4 PK 3 PK 3 Secara keseluruhan untuk periode 31 Desember 2012, hasil penilaian terhadap Faktor Finansial mendapat peringkat 2 sedangkan Faktor Manajemen mendapat peringkat B, sehingga menghasilkan penetapan Peringkat Komposit composite rating tingkat kesehatan Bank pada predikat PK 2 BAIK.

2. Penilaian Terhadap Faktor Proil Risiko

Penilaian terhadap faktor proil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko yang dilakukan terhadap 8 delapan risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi.

a. Penilaian Risiko Inheren

Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis Perseroan, baik yang dapat dikuantiikasi maupun yang tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan Perseroan. Karakteristik risiko inheren Perseroan ditentukan oleh faktor internal maupun eksternal, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktvitas Perseroan, industri dimana Perseroan melakukan kegiatan usaha serta kondisi makro ekonomi. Parameter yang digunakan dalam perhitungan risiko inheren masing-masing risiko adalah sebagai berikut: i. Risiko Kredit • Komposisi portofolio aset dan tingkat konsentrasi; • Kualitas penyediaan dana dan kecukupan pencadangan; • Strategi penyediaan dana dan sumber timbulnya penyediaan dana; dan • Faktor eksternal. Kualitas pembiayaan Perseroan saat ini tergolong sehat, tercermin dari Rasio Pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan Non Performing FinanceNPF berada pada posisi kurang dari 1 dan jumlah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang telah dibentuk oleh Perseroan telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 100 dari jumlah yang wajib dibentuk. Selain melakukan seleksi awal, review komprehensif pembiayaan, ilterisasi dan seleksi dengan menggunakan perangkat Risk Acceptance Criteria RAC, proses pengendalian Risiko Kredit juga dilakukan melalui pra Komite dan mekanisme review komite pembiayaan yang melibatkan unit kerja bisnis, review pembiayaan, unit kerja manajemen risiko dan support pembiayaan. Komite pembiayaan secara independen mengevaluasi proposal pembiayaan guna mengevaluasi kualitas calon nasabah dan upaya mitigasi risikonya, guna memperoleh nasabah yang sesuai dengan kriteria dan standard yang ditetapkan Bank pada umumnya. Secara keseluruhan Risiko Inheren Pembiayaan Perseroan dikategorikan pada peringkat rendah. ii. Risiko Pasar • Volume dan komposisi portofolio; • Kerugian potensial potential loss Risiko Suku Bunga dan Banking Book Interest Rate Risk in Banking Book; dan • Strategi dan Kebijakan Bisnis. 59 iii. Risiko Likuiditas • Komposisi dari aset, kewajiban dan transaksi rekening administratif; • Konsentrasi dari aset dan kewajiban; • Kerentanan pada kebutuhan pendanaan; dan • Akses pada sumber-sumber pendanaan. Selama ini tidak terdapat kegagalan dalam hal Perseroan memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada nasabah maupun kepada pihak-pihak lainnya, sehingga Risiko Likuiditas yang dihadapi oleh Perseroan dikategorikan low to moderate. iv. Risiko Operasional • Sumber daya manusia; • Teknologi informasi dan infrastruktur pendukung; • Fraud, baik internal maupun eksternal; dan • Kejadian eksternal Perseroan telah menetapkan langkah-langkah untuk mencegah dan mengurangi peristiwa yang berdampak pada Risiko Operasional, termasuk pencegahan terjadinya fraud dan respon terhadap tindakan korektifnya juga cukup baik. Karakteristik dan kompleksitas bisnis tidak berpotensi berisiko tinggi, demikian halnya aspek sumber daya insani dan IT beserta infrastruktur pendukungnya, tergolong berjalan normal dan tidak terdapat hal-hal signiikan yang dapat mengganggu proses dan sistem operasional Perseroan. Peristiwa terkait ’fraud’ dan kejadian eksternal tidak terjadi pada Perseroan, hal ini menjadikan proil Risiko Operasional Perseroan tergolong rendah. v. Risiko Kepatuhan • Jenis dan signiikansi pelanggaran yang dilakukan; • Frekuensi pelanggaran yang dilakukan atau track record ketidakpatuhan Perseroan; dan • Pelanggaran terhadap ketentuan atau standar bisnis yang berlaku umum untuk transaksi Tidak terdapat pelanggaran unsur kepatuhan dan Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia, Undang-Undang, standar etika bisnis yang berlaku maupun prinsip-prinsip syariah. Dengan demikian Risiko Kepatuhan dikategorikan Rendah. vi. Risiko Hukum • Faktor litigasil • Faktor kelemahan perikatan; dan • Faktor ketiadaan perubahan peraturan perundang-undangan. Sampai dengan saat ini Perseroan tidak memiliki outstanding permasalahan hukum, baik yang terkait dengan Perseroan sebagai institusi maupun yang terkait kepada karyawan Perseroan, sehingga predikat proil Risiko Hukum Perseroan tergolong rendah. vii. Risiko Reputasi • Pengaruh reputasi negatif dari pemilik dan perusahaan terkait; • Pelanggaran etika bisnis; • Kompleksitas produk dan kerjasama bisnis; Sampai dengan saat ini Perseroan tidak terdapat publikasi negatif mengenai Perseroan dan seluruh pengaduan nasabah dapat diselesaikan sesuai target waktu yang ditetapkan, sehingga predikat Risiko Reputasi dikategorikan rendah. viii. Risiko Stratejik • Kesesuaian strategi bisnis Perseroan dengan lingkungan bisnis; • Strategi berisiko rendah dan berisiko tinggi; • Posisi bisnis Perseroan; dan • Pencapaian rencana bisnis Perseroan. Bila dibandingkan dengan rencana bisnis bank pada umumnya, beberapa indikator utama keuangan dari realisasi bisnis Perseroan sampai dengan semester pertama tahun 2013, pencapaiannya tergolong baik. Demikian pula bila dibandingkan dengan rata-rata perbankan syariah, beberapa indikator Perseroan tergolong lebih baik. Sehingga predikat proil Risiko Stratejik Perseroan dikategorikan rendah. 60 ix. Frekuensi, materialitas dan eksposur pemberitaan negatif; dan • Frekuensi dan materialitas keluhan nasabah. Penetapan tingkat risiko inheren untuk masing-masing jenis risiko dikategorikan ke dalam peringkat 1 low, peringkat 2 low to moderate, peringkat 3 moderate, peringkat 4 moderate to high, dan peringkat 5 high.

b. Penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko

Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko merupakan penilaian terhadap kecukupan sistem pengendalian risiko yang bertujuan untuk mengevaluasi efektiitas penerapan manajemen risiko Perseroan. Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko dilakukan terhadap 4 empat aspek yang saling terkait yaitu: i. Tata Kelola risiko, mencakup evaluasi terhadap: • Perumusan tingkat risiko yang akan diambil risk appetite dan toleransi risiko risk tolerance; • Kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi termasuk pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi. ii. Kerangka Manajemen Risiko, mencakup evaluasi terhadap: • Strategi manajemen risiko yang searah dengan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko; • Kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung terlaksananya manajemen risiko secara efektif termasuk kejelasan wewenang dan tanggung jawab; dan • Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit. iii. Proses Manajemen Risiko, Kecukupan Sumber Daya Manusia dan Kecukupan Sistem Informasi Manajemen • Proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko; • Kecukupan sistem informasi manajemen risiko; dan • Kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam mendukung efektivitas proses manajemen risiko. iv. Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko • Kecukupan sistem pengendalian intern; dan • Kecukupan kaji ulang oleh pihak independent independent review baik oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR maupun oleh Satuan Kerja Audit Intern SKAI. Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko dilakukan terhadap 8 delapan jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi. Tingkat kualitas penerapan manajemen risiko untuk masing-masing risiko dikategorikan dalam 5 lima peringkat yakni: peringkat 1 strong, peringkat 2 satisfactory, peringkat 3 fair, peringkat 4 marginal dan peringkat 5 unsatisfactory.

c. Penetapan Peringkat Faktor Proil Risiko

Penetapan peringkat faktor proil risiko dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: i. Penetapan tingkat risiko inheren dan tingkat kualitas penerapan manajemen risiko untuk masing-masing risiko; ii. Penetapan tingkat risiko inheren komposit dan tingkat kualitas penerapan manajemen risiko komposit, dengan memperhatikan signiikansi masing-masing risiko terhadap proil risiko secara keseluruhan; iii. Penetapan peringkat faktor Proil Risiko Perseroan secara keseluruhan. 61 Penetapan peringkat faktor Proil Risiko terdiri dari 5 lima peringkat yaitu Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5. Urutan peringkat faktor Proil Risiko yang lebih kecil mencerminkan semakin rendahnya Risiko yang dihadapi Perseroan. Peringkat 1: ● Kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit tergolong sangat rendah selama periode waktu tertentu di masa mendatang. ● Kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit sangat memadai. Meskipun terdapat kelemahan minor, tetap kelemahan tersebut dapat diabaikan. Peringkat 2: ● Kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu di masa datang ● Kualitas penerapan manajemen risiko komposit memadai. Meskipun terdapat kelemahan minor, tetapi kelemahan tersebut perlu mendapatkan perhatian manajemen. Peringkat 3: ● Kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit tergolong cukup tinggi selama periode waktu tertentu di masa datang ● Kualitas penerapan manajemen risiko komposit cukup memadai. Meskipun persyaratan minimum terpenuhi, terdapat beberapa kelemahan yang membutuhkan perhatian manajemen dan perbaikan. Peringkat 4: ● Kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit tergolong tinggi selama periode waktu tertentu di masa datang ● Kualitas penerapan manajemen risiko komposit kurang memadai. Terdapat kelemahan signiikan pada berbagai aspek manajemen risiko yang membutuhkan tindakan korektif segera. Peringkat 5: ● Kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit tergolong sangat tinggi selama periode waktu tertentu di masa dating ● Kualitas penerapan manajemen risiko komposit tidak memadai. Terdapat kelemahan signiikan pada berbagai aspek manajemen risiko dimana tindakan penyelesaiannya di luar kemampuan manajemen. Per 30 Juni 2013, faktor Proil Risiko Perseroan berada pada peringkat 2 low to moderate dengan peringkat masing-masing risiko sebagai berikut: Jenis Risiko Peringkat Risiko Inheren Peringkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Peringkat Proil Risiko Risiko Kredit Low to Moderate Acceptable Low to Moderate Risiko Pasar Low Acceptable Low to Moderate Risiko Likuiditas Moderate Acceptable Low to Moderate Risiko Operasional Low Acceptable Low to Moderate Risiko Hukum Low Acceptable Low to Moderate Risiko Stratejik Low Acceptable Low to Moderate Risiko Kepatuhan Low Acceptable Low to Moderate Risiko Reputasi Low Acceptable Low to Moderate Peringkat Komposit Low Acceptable Low to Moderate

3. Penilaian Terhadap Faktor Good Corporate Governance GCG