ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

21

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Analisis dan Pembahasan Manajemen ini harus dibaca bersama-bersama dengan Ikhtisar Data Keuangan Penting, laporan keuangan Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini dan laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dalam rangka Penawaran Umum. Analisis dan pembahasan di bawah ini, khususnya untuk bagian-bagian yang menyangkut kinerja keuangan Perseroan, disusun berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, serta 1 Januari 201031 Desember 2009. Laporan Keuangan Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio Eny member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 201031 Desember 2009 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio Rekan member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited, akuntan publik independen, sesuai dengan standar auditing yang telah ditetapkan oleh IAPI dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dalam laporannya masing-masing tertanggal 8 November 2013, 22 Maret 2013, 14 Maret 2012, 23 Maret 2011 dan 23 Maret 2010. Laporan auditor independen atas laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 tertanggal 8 November 2013 memuat paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan tahun- tahun sebelumnya yang disebabkan perubahan kebijakan akuntansi atas piutang Murabahah dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan penerbitan kembali laporan keuangan sehubungan dengan penawaran umum saham perdana. Laporan auditor independen atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 tertanggal 23 Maret 2010 memuat paragraf penjelasan mengenai perubahan kegiatan usaha dari bank konvensional menjadi bank umum berdasarkan prinsip syariah serta Perseroan melakukan kuasi-reorganisasi. 1. UMUM Perseroan didirikan di Malang dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja sebagaimana termaktub dalam Akta Perseroan Terbatas ”P.T. Bank Pasar Bersaudara Djaja” No. 12 tanggal 08 Januari 1972 jis. Akta Perubahan Anggaran Dasar “P.T. Bank Pasar Bersaudara Djaja” No. 05 tanggal 03 Oktober 1972, Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 01 tanggal 01 Februari 1979, Laporan Rapat Perseroan Terbatas PT. “Bank Pasar Bersaudara Djaja” No.17 tanggal 11 April 1979, dan Perubahan Anggaran Dasar No. 28 tanggal 30 Agustus 1979 seluruhnya dibuat di hadapan Moeslim Dalidd, Notaris di Malang dan telah memperoleh pengesahan dari Menkumham dengan surat No.Y.A.52844 tanggal 11 Desember 1979, dan telah didaftarkan dalam Buku Register Pengadilan Negeri Malang berturut No.209PPP.N.Mlg VII1980, 210PPP.N.MlgVII1980, 211PPP.N.MlgVII1980, 212PPP.N.MlgVII1980, 213PP P.N.MlgVII1980 tanggal 03 Juli 1980. Catatan: Akta Pendirian ini belum diumumkan secara khusus dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia, namun perubahan anggaran dasar berikutnya yang membuat referensi kepada Akta Pendirian telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia, sehingga secara tidak langsung Akta Pendirian juga telah diumumkan, sehingga tercapai tujuannya yaitu supaya dapat dilihat oleh pihak yang berkepentingan, Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir adalah sebagaimana dinyatakan dalam akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank Panin Syariah No. 74, tanggal 19 Juni 2013, yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menkumham dengan Surat Keputusan No. AHU-34775.AH.01.02 Tahun 2013 tanggal 26 Juni 2013, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0060833.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 26 Juni 2013. Adapun bukti pengumuman dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia belum diperoleh dari Menkumham sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 30 UUPT. 22 Kegiatan usaha utama Perseroan adalah berusaha dalam bidang bank syariah. Perseroan berkedudukan di Gedung Panin Life Center Jl. Let.Jend S. Parman Kav 91, Kelurahan Kota Bambu Utara, Kecamatan Palmerah, Kota Administrasi Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Dalam menjalankan operasionalnya, Perseroan memberikan jasa-jasa dibidang perbankan dengan sistem bagi hasil dan berdasarkan pada prinsip-prinsip Syariah Islam. Sebagai suatu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip agama Islam, Perseroan selain menerapkan prinsip kehati- hatian prudential banking, juga mengacu pada sistem Syariah. Pada sistem ini digunakan pola bagi hasil, sehingga risiko negative spread atau biaya dana yang lebih besar dari pendapatan dana jauh lebih kecil dibanding bank yang beroperasi secara konvensional. Pada sistem ini digunakan pola bagi hasil, sehingga resiko negative spread atau biaya dana yang lebih besar dari pendapatan dana jauh lebih kecil dibanding bank yang beroperasi secara konvensional. Perseroan mempunyai misi untuk menjadi panutan bagi lembaga keuangan syariah di dunia dengan menekankan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan berorientasi pada investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai bagi kepentingan pemegang saham dan masyarakat umum. Kesuksesan dan keberhasilan Perseroan akan menjadi teladan bagi lembaga-lembaga lainnya. Perseroan diharapkan akan berperan dalam peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat serta menjadi fasilitator bagi masyarakat yang ingin melepaskan diri dari sistem riba.

2. Kondisi Perekonomian Indonesia

Kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2012 cukup menggembirakan di tengah perekonomian dunia yang melemah dan diliputi ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada tingkat yang cukup tinggi, yaitu 6,2, dengan inlasi yang terkendali pada tingkat yang rendah 4,3 sehingga berada pada kisaran sasaran inlasi 4,5±1. Di tengah menurunnya kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi lebih banyak ditopang oleh permintaan domestik yang tetap kuat. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi makro dan sistem keuangan yang kondusif sehingga memungkinkan sektor rumah tangga dan sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih baik. Selain itu, kuatnya permintaan domestik di tengah melemahnya kinerja ekspor menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan neraca transaksi berjalan. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 diprakirakan tumbuh lebih tinggi, namun sejumlah risiko dan tantangan perlu diantisipasi. Sejalan dengan membaiknya perekonomian dunia, terutama pada semester II 2013, perekonomian Indonesia diprakirakan akan tumbuh sebesar 6,3-6,8 dengan inlasi tetap terjaga sesuai dengan sasaran Bank Indonesia sebesar 4,5±1. Permintaan domestik diprakirakan tetap menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi. Namun sejumlah tantangan dan risiko perlu diantisipasi untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan. Pertama, konsumsi BBM yang terus meningkat di tengah semakin menurunnya produksi migas dalam negeri akan terus meningkatkan impor migas dan beban subsidi sehingga semakin menambah tekanan terhadap kesinambungan iskal dan deisit transaksi berjalan. Kedua, struktur perekonomian dengan ketergantungan impor yang tinggi khususnya untuk barang modal dan bahan baku, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerentanan terhadap keseimbangan eksternal ketika kegiatan investasi terus mengalami peningkatan. Dengan latar belakang tersebut, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan pada upaya pencapaian keseimbangan internal dan eksternal. Dalam hubungan ini, kebijakan Bank Indonesia diarahkan untuk mencapai sasaran inlasi dan menjaga keseimbangan neraca pembayaran. Arah kebijakan tersebut akan dilakukan melalui lima pilar bauran kebijakan. Pertama, kebijakan moneter akan ditempuh secara konsisten untuk mengarahkan inlasi tetap terjaga dalam kisaran sasaran yang ditetapkan. Kedua, kebijakan nilai tukar akan diarahkan untuk menjaga pergerakan rupiah sesuai dengan kondisi fundamentalnya. Ketiga, kebijakan makroprudensial diarahkan untuk menjaga kestabilan sistem keuangan. Keempat, penguatan strategi komunikasi kebijakan untuk mendukung efektivitas kebijakan Bank Indonesia. Kelima, penguatan koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro dan stabilitas sistem keuangan.