Risiko Pasar Risiko Likuiditas

66

VI. RISIKO USAHA

Investasi dalam saham Perseroan mengandung risiko. Calon investor harus mempertimbangkan dengan cermat faktor-faktor risiko berikut ini, serta informasi-informasi lainnya yang disebutkan di dalam Penawaran Umum, sebelum melakukan investasi dalam saham Perseroan. Risiko-risiko yang dijelaskan dibawah ini bukan satu-satunya risiko yang dapat mempengaruhi nilai saham Perseroan. Pada saat Prospektus ini diterbitkan Perseroantidak mengetahui adanya risiko lain atau risiko lain dianggap tidak mengganggukegiatan usaha, arus kas, hasil usaha, kondisi keuangan atau prospek usaha Perseroan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya Perseroan tidak terlepas dari berbagai macam risiko yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan yang pada gilirannya dapat berpotensi mempengaruhi hasil investasi yang diperoleh para calon investor dari membeli saham Perseoran. Risiko-risiko berikut merupakan risiko usaha yang bersifat material yang dihadapi Perseroan yang telah disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko terhadap kinerja Perseroan sebagai berikut:

A. RISIKO USAHA PERSEROAN 1. Risiko Pembiayaan

Dalam konteks perbankan Syariah, istilah pembiayaan inancing lebih sering digunakan untuk menggantikan istilah kredit credit. Risiko pembiayaan adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Perseroan sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Termasuk dalam kelompok risiko pembiayaan adalah risiko konsentrasi pembiayaan. Risiko konsentrasi pembiayaan merupakan risiko yang timbul akibat terkonsentrasinya penyediaan dana kepada 1 satu pihak atau sekelompok pihak, industri, sektor, danatau area geograis tertentu yang berpotensi menimbulkan kerugian cukup besar yang dapat mengancam kelangsungan usaha Perseroan. Sektor ekonomi pembiayaan terbesar Perseroan per posisi 30 Juni 2013 pada sektor jasa usaha. Dampak terhadap kegiatan usaha Perseroan apabila aktivitas pemberian pembiayaan tidak dikelola secara hati- hati dapat menimbulkan risiko pembiayaan bermasalah yang dapat menurunkan tingkat kesehatan dan pendapatan Perseroan.

2. Risiko Pasar

Risiko Pasar adalah risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan. Risiko Pasar meliputi antara lain, risiko nilai tukar, risiko komoditas, dan risiko ekuitas. Risiko nilai tukar adalah risiko akibat perubahan nilai posisi trading book dan banking book yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar valuta asing atau perubahan harga emas. Risiko komoditas adalah risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi trading book dan banking book yang disebabkan oleh perubahan harga komoditas. Risiko ekuitas adalah risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi trading book yang disebabkan oleh perubahan harga saham. Selain itu Perseroan menghadapi risiko pasar terkait dengan portofolio surat-surat berharga jenis available for sale AFS yang dimiliki. Dampak terhadap kegiatan usaha Perseroan akibat perubahan harga surat-surat berharga akibat adanya perubahan imbal hasil di pasar dapat mempengaruhi ruang gerak ekspansi bisnis melalui perhitungan permodalan Perseroan. Sebagian portfolio pembiayaan yang dimiliki Perseroan berdasarkan perjanjian jual beli dengan menggunakan harga jual yang tetap. Oleh karena itu, apabila terjadi kenaikan suku bunga pasar, maka Perseroan tidak diperkenankan untuk melakukan perubahan harga jual yang telah disepakati. Meskipun demikian, karena Perseroan beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, hal tersebut tidak mengakibatkan Perseroan mengalami negative spread. Dampak suku bunga pasar yang terlalu tinggi juga dapat berpengaruh negatif pada kemampuan Perseroan dalam melakukan penghimpunan Dana Pihak Ketiga. 67

3. Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas danatau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perseroan. Risiko itu timbul akibat adanya ketidaksepadanan jatuh waktu antara kewajiban dan tagihan atau pembiayaan yang dimiliki Perseroan. Hal ini dikarenakan pada umumnya Perseroan memiliki pendanaan dalam jangka pendek dan menyalurkannya ke dalam pembiayaan dengan jangka waktu yang lebih panjang. Ketidaksesuaian antara jangka waktu penghimpunan dana dari masyarakat dan jangka waktu penempatan dana tersebut menyulitkan Perseroan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban kepada nasabah dan pihak lainnya. Dampak terhadap kegiatan usaha perseroan apabila likuiditas Perseroan tidak dikelola dengan benar dan ketidakmampuan Perseroan dalam memenuhi komitmennya pada nasabah atau pihak lain akan menyebabkan turunnya kepercayaan nasabah maka dapat terjadi penarikan dana dalam jumlah yang besar, selain itu apabila iklim politik dan keamanan yang kurang mendukung, dapat menyebabkan Perseroan mengalami kesulitan likuiditas dan dapat berdampak negatif terhadap kegiatan dan prospek usaha tersebut. Apabila terjadi dalam jumlah yang cukup material akan berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan operasional sampai dengan penghentian kegiatan operasional Perseroan oleh Bank Indonesia.

4. Risiko Operasional