B. Pembahasan
1. Pembahasan hasil analisa data
Hasil analisa data menunjukkan bahwa terapi realitas berhasil meningkatkan skor self regulated learning pada 5 orang subjek yang
termasuk dalam
kelompok eksperimen.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dari terapi realitas dalam meningkatkan self regulated learning pada mahasiswa underachiever adalah sebagai
berikut : a. Terapi realitas dibawakan secara berkelompok
American Psychological Association APA dalam situsnya www.apa.org menuliskan
bahwa terapi kelompok menawarkan keuntungan yang tidak didapatkan
dalam terapi individual, yaitu adanya dukungan dari individu-individu yang senasib sehingga setiap anggota
kelompok dapat menyadari bahwa ia bukan satu-satunya orang yang mengalami masalah. Selain itu, terapi
kelompok juga memungkinkan anggota kelompok belajar dari pengalaman anggota kelompok lain yang berhasil
mengatasi masalahnya dengan strategi tertentu. Keuntungan terapi kelompok dirasakan pula oleh
mahasiswa underachiever yang mengikuti terapi realitas.
Universitas Sumatera Utara
Selama mengikuti sesi terapi, para mahasiswa saling mendukung satu sama lain, misalnya saat seorang
mahasiswa menceritakan pengalaman buruknya ketika berhadapan dengan dosen atau teman di kampus,
mahasiswa lainnya yang mendengarkan ikut menimpali dengan menyatakan bahwa merekapun merasakan hal
yang sama. Perasaan senasib yang dirasakan oleh anggota kelompok terapi akhirnya memunculkan kesepakatan
diantara mereka, yaitu akan saling membantu untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
b. Kemampuan subjek penelitian melewati tahap evaluation dalam terapi realitas.
Glasser dan Wubbolding dalam Corey, 1996 menyatakan bahwa inti dari terapi realitas adalah
membantu klien mengevaluasi perilakunya. Saat seorang klien sudah menyadari bahwa perilaku yang ia tunjukkan
saat ini tidak realistis untuk mewujudkan keinginannya, maka di saat itulah seorang klien akan memiliki
kesadaran untuk berubah. Pada terapi realitas yang dibawakan di dalam
penelitian ini, seluruh subjek berhasil melewati tahapan evaluasi dan menyadari bahwa perilaku belajar yang ia
Universitas Sumatera Utara
tunjukkan saat ini tidak realistis untuk mewujudkan keinginannya di bidang akademis. Subjek Bb, Cc, Dd,
dan Ee adalah empat subjek yang langsung menyadari bahwa
perilaku belajarnya
tidak realistis
untuk mewujudkan
keinginannya di
bidang akademis,
sementara subjek Aa membutuhkan bantuan teman- temannya untuk ikut memberikan evaluasi kepada dirinya
hingga ia menyadari bahwa perilaku belajarnya saat ini tidak realistis untuk mewujudkan keinginannya di bidang
akademis. c. Kemampuan subjek membuat perencanaan perubahan
perilaku yang realistis pada tahap planning and commitment
Wubbolding dalam Corey, 1996 menyatakan bahwa rencana perilaku yang baik adalah rencana yang
memperhatikan kemampuan dari masing-masing klien. Suatu rencana perilaku harus sederhana dan realistis
untuk dilaksanakan. Pada pelaksanaan terapi realitas, terlihat bahwa tiga
dari lima orang mahasiswa yaitu Aa, Bb, dan Ee berhasil memenuhi seluruh rencana perilaku yang telah dibuat,
sedangkan dua orang lainnya yaitu Cc dan Dd gagal
Universitas Sumatera Utara
memenuhi beberapa target rencana perilaku. Penyebab kegagalan yang dialami oleh Cc dan Dd berbeda. Cc
mengalami kegagalan memenuhi beberapa rencana perilaku karena berencana untuk menerapkan seluruh
strategi self regulated learning pada seluruh mata kuliah yang sedang diambilnya. Terapis dan teman-teman Cc
sebenarnya sudah
mencoba mengingatkan
bahwa perencanaan tersebut kurang realistis, namun Cc saat itu
menyatakan kesanggupannya.
Akibatnya, saat
pelaksanaan rencana perilaku, Cc mengaku kewalahan melaksanakan seluruh rencananya sehingga beberapa
rencana akhirnya tidak dapat dilaksanakan dengan optimal. Senada dengan Cc, Dd juga tidak mampu
menjalani seluruh
rencananya dengan
optimal dikarenakan kesulitan membagi waktu antara belajar
dengan bekerja. Dd juga mengaku sering merasa kelelahan
setelah bekerja
sehingga tidak
dapat menjalankan seluruh rencananya dengan optimal.
d. Motivasi subjek Lynch 2012 menyatakan bahwa motivasi klien
dalam mengikuti terapi adalah kunci utama yang menentukan keberhasilan dari suatu terapi. Motivasi
Universitas Sumatera Utara
subjek dapat dilihat dari kehadiran subjek pada seluruh sesi terapi dan kemampuan subjek untuk selalu bersikap
kooperatif. Selama pelaksanaan terapi, seluruh mahasiswa yang menjadi anggota kelompok selalu hadir tepat waktu
di setiap pertemuan. Selain itu, mahasiswa juga selalu menunjukkan sikap kooperatif dengan mengikuti seluruh
tata tertib terapi dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan terapis.
Motivasi mahasiswa dalam mengikuti terapi juga terlihat pada saat mahasiswa melaksanakan rencana
perilaku. Subjek Aa, Bb, dan Ee berhasil memenuhi seluruh rencana perilaku yang direncanakan, sementara
subjek Cc dan Dd tidak dapat memenuhi beberapa rencana
perilaku, namun
secara umum
hampir keseluruhan rencana perilaku telah dilakukan.
e. Kemampuan subjek mempelajari perilaku baru Lynch 2012 menyatakan bahwa subjek yang
berhasil meraih kesuksesan adalah subjek yang merasa kondisinya lebih baik setelah mengikuti terapi. Hal ini
ditunjukkan dengan kesediaan dan kemampuan subjek untuk mempelajari perilaku baru.
Universitas Sumatera Utara
Mahasiswa yang mengikuti terapi realitas pada penelitian ini, menunjukkan kemampuan mereka untuk
mempelajari perilaku baru. Hal ini dapat terlihat pada sesi planning and commitment, yaitu ketika mahasiswa
membuat rencana perilaku untuk diri mereka sendiri dan melaksanakan rencana tersebut selama 1 minggu.
Hasilnya, setelah mengikuti terapi mahasiswa berhasil menerapkan seluruh atau beberapa strategi belajar yang
dikemukakan oleh Zimmerman dan Martinez-Pons dalam Purdie, Hattie dan Douglas, 1996 pada beberapa
mata kuliah. Salah satu strategi yang dianggap sulit untuk
dilakukan oleh mahasiswa adalah strategi mencari bantuan sosial, yaitu meminta bantuan dari orang lain
untuk memahami pelajaran. Empat dari lima orang mahasiswa underachiever yang ada di dalam penelitian
ini menyatakan kesulitan menerapkan strategi ini karena tidak dapat meminta bantuan pada mahasiswa yang
dianggap menguasai pelajaran, yaitu mahasiswa dengan IP 3.0. Mahasiswa dengan perolehan IP 3.0 dianggap
hanya mau berdiskusi dan berbagi ilmu dengan sesamanya saja.
Universitas Sumatera Utara
2. Kelemahan penelitian