Efektivitas Terapi Realitas untuk Meningkatkan Self Regulated Learning

evaluasi akhir semester II, IV, VI, dan VIII tidak dapat mengumpulkan SKS yang lulus masing-masing sekurang-kurangnya 22 SKS, 45 SKS, 72 SKS, dan 96 SKS dengan bobot nilai sekurang-kurangnya C.

F. Efektivitas Terapi Realitas untuk Meningkatkan Self Regulated Learning

pada Mahasiswa Underachiever di Universitas Sumatera Utara Salah satu penyebab putus studi pada mahasiswa USU adalah ketidakmampuan mahasiswa dalam mengumpulkan jumlah SKS yang sesuai dengan yang telah ditentukan pada saat evaluasi akhir semester II, IV, VI, dan VIII. Ketidakmampuan mengumpulkan jumlah SKS yang sesuai berkaitan dengan ketidakmampuan mahasiswa dalam meraih nilai yang memadai, dimana nilai rendah yang diperoleh mahasiswa untuk setiap SKS akan berdampak pada rendahnya angka indeks prestasi IP yang diperoleh, dan semakin rendah IP yang diperoleh maka semakin rendah pula beban SKS yang diizinkan untuk diambil pada semester berikutnya. Putus studi akibat ketidakmampuan mahasiswa dalam memperoleh nilai yang memadai dan perolehan IP yang rendah tentu merupakan hal yang sangat disayangkan mengingat proses penerimaan mahasiswa USU yang dilakukan dengan cukup ketat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Biro Akademik USU, seluruh mahasiswa USU masuk melalui jalur seleksi yang ketat, baik melalui jalur seleksi tertulis seperti pada jalur SNMPTN dan mandiri maupun melalui seleksi berdasarkan prestasi akademik terbaik Universitas Sumatera Utara semasa SMA seperti pada jalur undangan dan Bidik Misi. Mahasiswa yang telah melewati jalur seleksi adalah mahasiswa yang diprediksi dapat memperoleh prestasi akademik baik pada saat duduk di bangku kuliah. Oleh karena itu, mahasiswa yang prestasi akademiknya tidak baik terlihat dari indeks prestasi yang tidak memuaskan IP 2.0 dan tidak mampu mengumpulkan jumlah SKS sesuai dengan yang telah ditentukan dapat dinyatakan memiliki angka prestasi yang berada jauh dibawah yang diprediksi. Kondisi ini dikenal dengan sebutan underachiever, sebagaimana yang dikemukakan oleh Whitmore 1985 underachiever adalah suatu kondisi dimana prestasi akademis seorang peserta didik berada di bawah prediksi prestasi akademisnya. Peneliti telah melakukan preliminary research terhadap tiga orang mahasiswa underachiever di USU yang mengalami hambatan dalam meraih prestasi yang memadai. Kesimpulannya, mahasiswa underachiever di USU yang dilibatkan dalam preliminary research ternyata tidak mampu mengatur dirinya sendiri dalam menghadapi situasi akademis, yang dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah self regulated learning yaitu sebuah konsep mengenai bagaimana seorang peserta didik menjadi regulator atau pengatur bagi belajarnya sendiri Zimmerman dan Martinez-Ponz dalam Schunk dan Zimmerman, 1998 Maharani dan Rachmawati 2008 mengemukakan bahwa mahasiswa yang tidak memiliki pengaturan diri yang baik dalam belajar self regulated Universitas Sumatera Utara learning jika tidak segera diantisipasi maka dapat menghambat proses studi yang dilakukan. Bahkan jika mahasiswa tidak dapat memenuhi ketentuan nilai yang ditetapkan oleh perguruan tinggi, mahasiswa tersebut terpaksa drop out. Oleh karena itu, penelitian ini bermasud untuk memberikan intervensi berupa terapi realitas Glasser dalam Corey, 2009 guna meningkatkan self regulated learning pada mahasiswa underachiever. Pelaksanaan terapi realitas dalam penelitian ini disusun berdasarkan prosedur terapi realitas yang dikemukakan oleh Glasser dan Wubbolding dalam Corey, 1996 yaitu WDEP. WDEP adalah singkatan dari wants, direction and doing, evaluation, dan planning and commitment. WDEP merupakan suatu prosedur sistematis dan terpadu, dimana terapis akan membawakan terapi yang dimulai dari wants dan diakhiri dengan planning and commitment. Pada penelitian ini, prosedur WDEP dimulai dari tahapan wants, dimana terapis akan mengeksplorasi seluruh keinginan individu dalam bidang akademis, baik keinginannya terhadap perolehan prestasi, dosen, teman, maupun hal lainnya yang berkaitan dengan akademis. Tahapan selanjutnya adalah direction and doing dimana terapis akan mengeksplorasi bagaimana gambaran self regulated learning individu selama ini. Evaluation adalah satu kegiatan dimana terapis akan membantu individu untuk memahami adanya keinginan dan perilaku yang tidak realistis, dimana self regulated learning individu termasuk rendah sehingga tidak dapat mewujudkan keinginannya dalam bidang akademis, dan terakhir adalah planning and commitment yaitu Universitas Sumatera Utara suatu kegiatan dimana individu diarahkan untuk membuat rencana aksi yang berisikan perilaku baru dan jadwal pelaksanaan strategi self regulated learning yang perlu dilakukan individu untuk mewujudkan keinginannya dalam bidang akademis. Universitas Sumatera Utara Bagan 1. Paradigma Penelitian Langkah terapi realitas WDEP: Hasil preliminary research terhadap mahasiswa underachiever di USU menemukan bahwa mereka memiliki self regulated learning yang rendah. Dilakukan upaya meningkatkan self regulated learning dengan memberikan terapi realitas yang efektivitasnya diukur melalui studi pretest-posttest control group design Kelompok Kontrol : 5 orang Kelompok Eksperimen : 5 orang Pretest : Pengukuran skor self regulated learning sebelum perlakuan Pretest : Pengukuran skor self regulated learning sebelum perlakuan Tidak mendapatkan perlakuan Mendapatkan perlakuan : terapi realitas Posttest : Pengukuran skor self regulated learning setelah perlakuan Posttest : Pengukuran skor self regulated learning setelah perlakuan  W : eksplorasi harapan mahasiswa dalam bidang akademis  D : identifikasi perilaku belajar mahasiswa saat ini  E : Evaluasi terhadap kesesuaian antara harapan dengan perilaku mahasiswa  P : Pembentukan perilaku belajar baru dengan berpedoman pada 10 strategi self regulated learning Strategi Self Regulated Learning 1. Evaluasi terhadap kemajuan tugas 2. Mengatur materi pelajaran 3. Membuat rencana dan tujuan belajar 4. Mencari informasi 5. Mencatat hal penting 6. Mengatur lingkungan belajar 7. Konsekuensi setelah mengerjakan tugas 8. Mengulang dan mengingat 9. Mencari bantuan sosial 10. Meninjau kembali catatan, tugas, tes sebelumnya, buku catatan Analisa hasil posttest untuk melihat apakah ada perbedaan skor self regulated learning pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Universitas Sumatera Utara

G. Hipotesis Penelitian