2. Hasil Analisis Data Skor Seluruh Subjek Penelitian
Hasil analisis individual terhadap data pretest, post test, dan follow up menunjukkan bahwa seluruh subjek mengalami
peningkatan skor self regulated learning. Tabel 11 menunjukkan bahwa seluruh subjek Aa, Bb, Cc, Dd, dan Ee mengalami
peningkatan self regulated learning dari kategori rendah menjadi kategori sedang dan tinggi antara sebelum pre test dengan setelah
post test diberikan terapi realitas.
Tabel 13. Rangkuman Skor Self Regulated Learning setiap Subjek
Eksperimen
Subjek Pretest
Post test Follow Up
Skor Kategori
Skor Kategori
Skor Kategori
Aa 111
Rendah 178
Sedang 176
Sedang Bb
119 Rendah
186 Tinggi
187 Tinggi
Cc 110
Rendah 161
Sedang 159
Sedang Dd
114 Rendah
168 Sedang
161 Sedang
Ee 118
Rendah 200
Tinggi 195
Tinggi
Dua subjek penelitian mengalami peningkatan skor dari kategori rendah
– tinggi, sedangkan tiga orang lainnya mengalami peningkatan skor dari kategori rendah-sedang. Dua orang subjek yang mengalami
peningkatan skor dari rendah-tinggi adalah subjek Bb dan Ee. Selama terapi berlangsung, subjek Bb adalah subjek yang paling pendiam
dibandingkan subjek lainnya. Subjek Bb tidak banyak bertanya dan juga berkomentar, hanya saja saat terapis mendatanginya untuk
memeriksa tugasnya lembar tugas 2, subjek Bb banyak bertanya
Universitas Sumatera Utara
mengenai self regulated learning. Subjek Bb juga berhasil menuliskan rencana perilakunya dengan spesifik. Tidak seperti subjek
lainnya, subjek Bb memilah pelajaran-pelajarannya dan memasukkan strategi self regulated learning berdasarkan kebutuhan pelajaran
tersebut, misalnya, subjek Bb secara spesifik menyebutkan, mana pelajaran yang perlu dirangkum, mana yang tidak, mana pelajaran
yang perlu dibaca saja, mana yang perlu berlatih mengerjakan soal, dan seterusnya. Pemilahan pelajaran seperti ini tidak ditemukan pada
subjek lainnya. Sedangkan subjek Ee, adalah satu-satunya subjek berjenis kelamin wanita di dalam kelompok. Ia adalah salah satu
subjek yang paling aktif bertanya dan berkomentar saat terapi berlangsung. Subjek Ee mengaku tidak kesulitan dalam melakukan
rencana perilakunya, karena berbeda dengan empat subjek lainnya, subjek Ee mengaku sudah cukup sering melakukan 8 strategi self
regulated learning, meskipun ia tidak rutin melakukannya. Subjek Ee juga satu-satunya subjek yang mengaku tidak mengalami kesulitan
dalam mencari bantuan sosial untuk membantunya belajar. Tiga orang subjek lainnya Aa, Cc, dan Dd adalah subjek yang
mengalami perubahan skor self regulated learning dari rendah- sedang. Subjek Cc dan Aa adalah dua orang subjek yang dianggap
tidak realistis oleh subjek lainnya dalam menuliskan rencana perilaku. Subjek Cc dianggap menuliskan rencana perilaku secara berlebihan,
Universitas Sumatera Utara
dimana ia bertekad menerapkan strategi self regulated learning untuk seluruh mata pelajaran. Akibatnya, saat follow up, beberapa target di
dalam rencana perilakutidak berjalan dengan sesuai. Sedangkan subjek Aa justru kebalikannya, ia berencana hanya menerapkan
strategi self regulated learning pada satu pelajaran saja. Ia menyatakan bahwa hal tersebut memang tidak realistis dan tidak
dapat menunjang harapannya yakni ingin mendapatkan IP yang bagus, hanya saja Aa bersikeras untuk membuat rencana tersebut
dengan alasan sulit merubah diri karena selama ini tidak pernah belajar. Subjek lainnya, yaitu Dd, sebenarnya tidak memiliki kesulitan
dalam mengerjakan tugas yang diberikan selama terapi, hanya saja Dd mengeluh mengalami kesulitan dalam melaksanakan rencana aksinya
karena ia selalu kelelahan bekerja. Setelah satu minggu follow up efek terapi realitas juga tetap
bertahan yakni skor seluruh subjek tetap berada di kategori yang sama sebagaimana kategori skor saat post test.
3. Hasil Analisa Data Kelompok