Perkembangan self regulated learning

lingkungan belajar bila ada topik yang tak dimengerti. Orang dewasa yang dimaksud dalam hal ini adalah orang yang lebih berpengalaman. j. Meninjau kembali catatan, tugas atau tes sebelumnya dan buku pelajaran review record Peserta didik dalam strategi ini meninjau kembali catatan pelajaran sehingga tahu topik apa saja yang akan diuji. Selanjutnya peserta didik meninjau kembali tugas atau tes sebelumnya review testwork yang meliputi soal-soal ujian terdahulu tentang topik-topik tertentu, juga tugas- tugas yang telah dikerjakan sebagai sumber informasi untuk belajar. Peserta didik juga membaca ulang buku pelajaran review text book yang merupakan sumber informasi yang dijadikan penunjang catatan sebagai sarana belajar. Berdasarkan uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa strategi self regulated learning terdiri atas 10 strategi, yaitu evaluasi terhadap kemajuan tugas, mengatur materi pelajaran, membuat rencana dan tujuan belajar, mencari informasi, mencatat hal penting, mengatur lingkungan belajar, konsekuensi setelah mengerjakan tugas, mengulang dan mengingat, mencari bantuan sosial, dan meninjau kembali catatan, tugas, atau tes sebelumnya dan buku pelajaran.

3. Perkembangan self regulated learning

Schunk dan Zimmerman 1998 menyatakan bahwa self regulated learning berkembang melalui dua pengaruh utama, yaitu pengaruh sosial dan Universitas Sumatera Utara pengaruh diri sendiri. Self regulated learning memiliki empat tingkat perkembangan yaitu tingkat pengamatan, peniruan, kontrol diri, dan regulasi diri. Pada level pengamatan dan peniruan, self regulated learning peserta didik berkembang melalui pengaruh sosial baik dari guru, orangtua, pelatih, maupun teman sebaya. Selanjutnya pada level control diri dan regulasi diri, peserta didik sudah mampu menerapkan strategi self regulated learning secara mandiri. Untuk keterangan yang lebih jelas mengenai perkembangan self regulated learning, dapat dilihat pada tabel 1 berikut : Tabel 2. Perkembangan Self Regulated Learning Level Perkembangan Pengaruh Sosial Pengaruh Diri Sendiri 1. Pengamatan Observational 2. Peniruan emulative Modeling, instruksi verbal, umpan balik dari lingkungan, adanya pengawasan, peer teaching, cooperative learning. 3. Kontrol diri self controlled 4. Pengaturan diri self regulated Standar dari diri sendiri, self reinforcement, proses self regulatory, self efficacy Sumber : Schunk dan Zimmerman 1998 a. Level pengamatan observational Level pengamatan merupakan suatu level awal dalam perkembangan self regulated learning. Saat berada dalam level ini, seorang peserta didik Universitas Sumatera Utara melakukan pengamatan terhadap model guru, orangtua, dsb yang menjelaskan bagaimana proses berpikir saat sedang mengerjakan tugas. Peserta didik kemudian mempersepsikan adanya kesamaan dengan model dan seolah-olah melakukan apa yang dilakukan model. Peserta didik selanjutnya akan termotivasi untuk mengembangkan self regulated learning. b. Level peniruan emulative Level peniruan emulative adalah ketika peserta didik menunjukkan performansi yang hampir sama dengan model. Peserta didik biasanya tidak langsung meniru model, namun berusaha menyamakan pola-pola umum yang dilakukan oleh model. Level ini cukup penting, sebab seorang peserta didik perlu melakukan strategi secara langsung agar strategi tersebut masuk ke dalam skema berfikir mereka. c. Level kontrol diri self controlled Level kontrol diri adalah suatu fase dimana peserta didik sudah mampu menggunakan sendiri strategi-strategi belajar ketika mengerjakan tugas. Strategi yang digunakan peserta didik biasanya sudah terinternalisasi meskipun masih dipengaruhi oleh standar performansi yang ditunjukkan oleh model. d. Level pengaturan diri self regulated Level pengaturan diri adalah level terakhir, dimana peserta didik mulai menggunakan strategi yang telah disesuaikan dengan situasi dan sudah Universitas Sumatera Utara pula termotivasi oleh tujuan tertentu dan memiliki self efficacy. Peserta didik yang berada pada level ini sudah dapat menggunakan strategi- strategi khusus dan mengadaptasinya untuk kondisi yang berbeda baik dengan petunjuk model ataupun tanpa petunjuk model.

B. Terapi Realitas