Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Mahasiswa Underachiever di Universitas Sumatera Utara

individu, tenang, hangat, dan penuh penghargaan terhadap individu. Kedekatan antara terapis dan individu biasanya dapat dibentuk dalam waktu yang cukup cepat yaitu 2-4 sesi atau bahkan 10 menit saja, tergantung dari bagaimana pembawaan terapis saat pertama kali bertemu dengan individu. b. Motivasi Subjek Motivasi individu dalam mengikuti terapi adalah kunci utama yang menentukan keberhasilan dari suatu terapi. Motivasi subjek dapat terlihat dari kehadiran subjek dalam seluruh sesi terapi dan kemampuan subjek untuk selalu bersikap kooperatif. c. Kemampuan subjek mempelajari perilaku baru Subjek yang berhasil meraih kesuksesan adalah subjek yang merasa kondisinya lebih baik setelah mengikuti terapi. Hal ini ditunjukkan dengan kesediaan dan kemampuan subjek untuk mempelajari perilaku baru seperti meningkatnya rasa percaya diri, ataupun berkurangnya simptom-simptom yang sebelumnya dimiliki.

C. Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor 1023J05SKPP2005 tentang Peraturan Akademik Program Sarjana S1 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara, 2012 menyebutkan bahwa mahasiswa USU adalah peserta didik yang terdaftar secara sah pada salah satu program akademik, profesi, dan vokasi Universitas. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Biro Akademik USU, untuk menjadi peserta didik yang terdaftar secara sah di program akademik S-1 sarjana USU adalah dengan lulus dari salah satu jalur seleksi masuk mahasiswa USU, yaitu 1 jalur undangan adalah penerimaan dengan cara membandingkan nilai-nilai yang diperoleh para calon mahasiswa saat SMA untuk mendapatkan mahasiswa dengan prestasi akademik terbaik, dan juga diberikan seleksi tertulis yaitu tes kompetensi bidang ilmu yang dilakukan oleh USU, 2 jalur Bidik Misi adalah suatu jalur khusus bagi mahasiswa kurang mampu, dimana seleksi penerimaan pada jalur ini ditentukan oleh rekomendasi dari sekolah dan dinas pendidikan, 3 Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri SNMPTN adalah penerimaan mahasiswa yang dilakukan dengan seleksi melalui ujian tertulis yang diselenggarakan secara nasional, dan 4 jalur mandiri adalah penerimaan mahasiswa yang dilakukan dengan seleksi melalui ujian tertulis yang diselenggarakan oleh USU. Berdasarkan uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa mahasiswa USU adalah peserta didik yang terdaftar secara sah pada salah satu program akademik, profesi, dan vokasi Universitas. Peserta didik yang terdaftar secara sah di program akademik S-1 USU adalah mahasiswa yang dinyatakan lulus seleksi dari salah satu jalur masuk USU yaitu jalur undangan, Bidik Misi, SNMPTN, dan jalur mandiri Universitas Sumatera Utara

D. Underachiever

1. Pengertian Underachiever

Underachiever adalah sebutan untuk peserta didik yang mengalami underachievement, yaitu suatu kondisi dimana angka prestasi seorang pelajar berada jauh di bawah yang diperkirakan perkiraan dapat dilakukan dengan pengukuran menggunakan prediktor atau alat tertentu Thorndike dalam Smith, 2005. Reis dan McCoach dalam McCoach dan Siegle, 2003 menyebuktkan bahwa underachiever adalah suatu kondisi dimana peserta didik menunjukkan adanya perbedaan antara prestasi yang diharapkan atau expected achievement diukur melalui tes akademis terstandar atau pemeriksaan intelektual dengan prestasi aktualnya diukur melalui evaluasi guru atau kesesuaian tingkatan kelas school grade. Penegakan kondisi underachiever dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti menggunakan suatu prediktor atau alat tertentu McCoach dan Siegle, 2003, tes akademis terstandar, maupun pemeriksaan intelektual Reis dan McCoach dalam McCoach dan Siegle, 2003 yang kemudian dibandingkan dengan prestasi aktual yang saat ini dimiliki oleh siswa. Penegakan kondisi underachiever dengan menggunakan prediktor, alat tertentu ataupun tes akademis terstandar dilakukan dengan merancang suatu alat yang dapat memprediksi kemampuan seorang siswa. Universitas Sumatera Utara, misalnya memprediksi kemampuan mahasiswanya dengan memberlakukan sistem seleksi untuk setiap calon mahasiswa yang mendaftar untuk menjadi Universitas Sumatera Utara mahasiswa USU. Sistem seleksi dapat dilakukan dengan beberapa cara, baik melalui evaluasi hasil studi selama duduk di bangku SMA maupun mengikuti ujian tertulis. Latar belakang penerimaan mahasiswa melalui jalur seleksi adalah agar perguruan tinggi negeri dapat memperoleh mahasiswa yang berprestasi akademik tinggi dan diprediksi dapat berhasil menyelesaikan studi di perguruan tinggi berdasarkan prestasi akademik. Apabila seorang mahasiswa yang masuk ke USU melalui jalur seleksi yang telah ditentukan dan kemudian tidak berhasil memperoleh prestasi akademik yang memuaskan, maka mahasiswa tersebut dikategorikan sebagai mahasiswa underachiever. Cara penegakan kondisi underachiever yang kedua adalah dengan melakukan pemeriksaan intelektual. Galagher dalam Coil, 1999 menyebutkan bahwa siswa underachiever adalah siswa yang memiliki kesenjangan antara nilai akademisnya dengan skor tes inteligensinya. Kowitz dalam Coil, 1999 menyebutkan bahwa underachiever adalah siswa yang prestasinya berada di bawah level statistik yang diprediksi untuk siswa yang memiliki IQ sama dengan siswa tersebut. Apabila seorang mahasiswa memiliki prestasi akademis yang tidak sesuaisenjang dengan prediksi prestasinya berdasarkan IQ yang dimiliki, maka mahasiswa tersebut dikategorikan sebagai mahasiswa underachiever. Berdasarkan uraian definisi diatas, dapat dinyatakan bahwa underachiever adalah suatu kondisi dimana suatu kondisi dimana angka prestasi seorang pelajar berada jauh di bawah yang diperkirakan perkiraan Universitas Sumatera Utara dapat dilakukan dengan pengukuran menggunakan prediktor atau alat tertentu.

2. Faktor-faktor yang Menyebabkan terjadinya Underachiever

Dowdall dan Colangelo, 1982; Reis dan Mc Coach, 2000; dan Whitmore, 1980 dalam McCoach dan Siegle, 2003 mengemukakan ada beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya underachiever yaitu academic self perception yang rendah, sikap negatif terhadap sekolah, sikap negatif terhadap guru dan kelas, motivasi dan self regulation yang rendah, serta rendahnya goal valuation. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut ini : a. Persepsi diri dalam Hal Akademis Academic Self Perception Siswa mengembangkan kepercayaan dirinya dengan berbagai cara. Siswa yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi terhadap kemampuan yang mereka miliki biasanya lebih antusias dalam mengikuti berbagai aktivitas. Persepsi seorang peserta didik mengenai kemampuan yang dimiliki akan menentukan jenis kegiatan apa yang dipilih, dan sejauh mana keuletan mereka dalam menjalankan aktivitas tersebut. Konsep diri akademis meliputi gambarana mengenai evaluasi seorang peserta didik terhadap kemampuan akademisnya Byrne. 1996; Hattie, 1992; dalam McCoach dan Siegle, 2003. Seorang peserta didik biasanya membandingkan kemampuan yang mereka miliki dengan teman sekelasnya. Ketika seorang peserta melihat bahwa dirinya Universitas Sumatera Utara memiliki kemampuan yang setara atau diatas teman-temannya, maka ia akan mengembangkan konsep diri yang tinggi. Konsep diri akademis merupakan prediktor yang signifikan dalam menentukan prestasi akademis seorang pelajar. Penelitian menunjukkan bahwa prestasi akademis dapat diprediksi hanya dengan melihat konsep diri akademis saja Lyon dalam McCoach dan Siegle, 2003. Seorang pelajar underachiever biasanya memiliki konsep diri akademis yang rendah Bruns, 1992; Diaz, 1998; Dowdall dan Colangelo, 1982; Ford, 1996; Supplee, 1990; Whitmore, 1980; dalam McCoach dan Siegle, 2003, oleh karenanya mereka mendapatkan prestasi akademis yang juga rendah. b. Sikap terhadap sekolah Sikap terhadap sekolah meliputi ketertarikan dan perasaan seorang pelajar terhadap sekolahnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pelajar underachiever memiliki sikap yang negatif terhadap sekolah Bruns, 1992; Diaz, 1998; Ford, 1996; Frankel, 1965; Mandel dan Marcus, 1988; McCall, Evahn, dan Kratzer, 1992; Rimm, 1995 dalam McCoach dan Siegle, 2003. Penelitian juga menunjukkan bahwa siswa yang berprestasi baik biasanya memiliki ketertarikan terhadap belajar Weiner dalam McCoach dan Siegle, 2003. c. Sikap terhadap Guru dan Kelas Universitas Sumatera Utara Ketertarikan siswa terhadap sekolah berhubungan dengan penggunaan strategi self-regulatory dan motivasi yang dimiliki Scheifele, 1991; Wigfield, 1994 dalam McCoach dan Siegle, 2003. Kepribadian guru dan kemampuan guru mengatur kelas dapat mempengaruhi prestasi siswa Peters, Grager-Loidl, dan Supplee dalam McCoach dan Siegle, 2003. Pelajar dengan kondisi underachieber biasanya memiliki masalah dengan figur otoritas seperti guru dan personel sekolah Mandel dan Marcus 1988; McCall dkk, 1992; dalam McCoach dan Siegle, 2003 dan para pelajar ini biasanya mengembangkan sikap bermusuhan terhadap figur otoritas termasuk guru Mandel dan Marcus dalam McCoach dan Siegle, 2003. Oleh karena itu, McCoach dan Siegle 2003 menyimpulkan bahwa sikap pelajar terhadap guru dan kelas berhubungan positif dengan prestasi akademis. d. Motivasi dan Pengaturan Diri Self Regulation Self regulation memiliki kedudukan yang penting dalam prestasi akademis siswa. Self regulation adalah kemampuan seseorang mengarahkan pikiran, perasaan, dan perilakunya untuk meraih tujuan secara sistematis Zimmerman dalam McCoach dan Siegle, 2003. Self regulation merupakan prediktor yang signifikan untuk menentukan prestasi akademis, dan penggunaan strategi self regulation akan membantu siswa untuk dapat berprestasi di sekolah. Sayangnya, peserta didik yang mengalami underachiever biasanya kurang termotivasi dan Universitas Sumatera Utara tidak memiliki self regulation yang baik. Seorang underachiever bisa saja memiliki pengetahuan mengenai strategi self regulation, namun tidak melakukan usaha untuk menerapkan strategi tersebut. e. Penghargaan terhadap Tujuan Goal Valuation Penghargaan seorang siswa terhadap tujuan belajarnya merupakan hal penting untuk membentuk motivasi dan academic self regulation. Saat seorang pelajar menghargai tujuannya dalam bersekolah, maka mereka akan menunjukkan keterlibatan yang lebih baik dan menunjukkan usaha lebih dalam belajar, kemudian dengan sendirinya mereka akan meraih prestasi akademis yang baik Pintrich dan de Groot; Wigfield, 1994 dalam McCoach dan Siegle, 2003.

E. Mahasiswa Underachiever di Universitas Sumatera Utara

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor 1023J05SKPP2005 tentang Peraturan Akademik Program Sarjana S1 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara, 2012 menyebutkan bahwa mahasiswa USU adalah peserta didik yang terdaftar secara sah pada salah satu program akademik, profesi, dan vokasi Universitas. Peserta didik yang terdaftar secara sah di program akademik S-1 USU adalah mahasiswa yang dinyatakan lulus seleksi dari salah satu jalur masuk USU yaitu jalur undangan, Bidik Misi, SNMPTN, dan jalur mandiri. Universitas Sumatera Utara Memberikan kategori underachiever pada mahasiswa USU didasarkan pada Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor 1023J05SK2005 tentang Peraturan Akademik Program Sarjana S-1 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara, 2012 yang menyebutkan bahwa salah satu hal yang menyebabkan putus studi pada mahasiswa USU yang terdaftar di program sarjana adalah karena pada evaluasi akhir semester II, IV, VI, dan VIII tidak dapat mengumpulkan SKS yang lulus masing-masing sekurang-kurangnya 22 SKS, 45 SKS, 72 SKS, dan 96 SKS dengan bobot nilai sekurang-kurangnya C. Adanya sistem seleksi yang diberlakukan untuk setiap calon mahasiswa USU menunjukkan bahwa setiap mahasiswa telah melewati persaingan ketat untuk menjadi mahasiswa USU, dan juga dianggap telah memenuhi kriteria tertentu sehingga dianggap layak dan mampu untuk mengikuti pendidikan di USU. Oleh karena itu, mahasiswa yang tidak berhasil mengumpulkan beban SKS yang telah ditentukan pada setiap semester dapat dinyatakan memiliki suatu permasalahan sehingga tidak dapat meraih prestasi sesuai dengan yang telah diprediksi saat lulus seleksi. Thorndike dalam Smith 2005 menyebutkan bahwa angka prestasi seorang pelajar yang berada jauh dibawah angka yang diperkirakan perkiraan dilakukan dengan pengukuran menggunakan prediktor atau alat tertentu disebut dengan kondisi underachievement. Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa untuk program sarjana, mahasiswa underachiever di Universitas Sumatera Utara adalah mahasiswa yang secara sah terdaftar sebagai peserta didik di program akademik S-1 USU dan pada Universitas Sumatera Utara evaluasi akhir semester II, IV, VI, dan VIII tidak dapat mengumpulkan SKS yang lulus masing-masing sekurang-kurangnya 22 SKS, 45 SKS, 72 SKS, dan 96 SKS dengan bobot nilai sekurang-kurangnya C.

F. Efektivitas Terapi Realitas untuk Meningkatkan Self Regulated Learning