Faktor-faktor yang Menyebabkan terjadinya Underachiever

dapat dilakukan dengan pengukuran menggunakan prediktor atau alat tertentu.

2. Faktor-faktor yang Menyebabkan terjadinya Underachiever

Dowdall dan Colangelo, 1982; Reis dan Mc Coach, 2000; dan Whitmore, 1980 dalam McCoach dan Siegle, 2003 mengemukakan ada beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya underachiever yaitu academic self perception yang rendah, sikap negatif terhadap sekolah, sikap negatif terhadap guru dan kelas, motivasi dan self regulation yang rendah, serta rendahnya goal valuation. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut ini : a. Persepsi diri dalam Hal Akademis Academic Self Perception Siswa mengembangkan kepercayaan dirinya dengan berbagai cara. Siswa yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi terhadap kemampuan yang mereka miliki biasanya lebih antusias dalam mengikuti berbagai aktivitas. Persepsi seorang peserta didik mengenai kemampuan yang dimiliki akan menentukan jenis kegiatan apa yang dipilih, dan sejauh mana keuletan mereka dalam menjalankan aktivitas tersebut. Konsep diri akademis meliputi gambarana mengenai evaluasi seorang peserta didik terhadap kemampuan akademisnya Byrne. 1996; Hattie, 1992; dalam McCoach dan Siegle, 2003. Seorang peserta didik biasanya membandingkan kemampuan yang mereka miliki dengan teman sekelasnya. Ketika seorang peserta melihat bahwa dirinya Universitas Sumatera Utara memiliki kemampuan yang setara atau diatas teman-temannya, maka ia akan mengembangkan konsep diri yang tinggi. Konsep diri akademis merupakan prediktor yang signifikan dalam menentukan prestasi akademis seorang pelajar. Penelitian menunjukkan bahwa prestasi akademis dapat diprediksi hanya dengan melihat konsep diri akademis saja Lyon dalam McCoach dan Siegle, 2003. Seorang pelajar underachiever biasanya memiliki konsep diri akademis yang rendah Bruns, 1992; Diaz, 1998; Dowdall dan Colangelo, 1982; Ford, 1996; Supplee, 1990; Whitmore, 1980; dalam McCoach dan Siegle, 2003, oleh karenanya mereka mendapatkan prestasi akademis yang juga rendah. b. Sikap terhadap sekolah Sikap terhadap sekolah meliputi ketertarikan dan perasaan seorang pelajar terhadap sekolahnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pelajar underachiever memiliki sikap yang negatif terhadap sekolah Bruns, 1992; Diaz, 1998; Ford, 1996; Frankel, 1965; Mandel dan Marcus, 1988; McCall, Evahn, dan Kratzer, 1992; Rimm, 1995 dalam McCoach dan Siegle, 2003. Penelitian juga menunjukkan bahwa siswa yang berprestasi baik biasanya memiliki ketertarikan terhadap belajar Weiner dalam McCoach dan Siegle, 2003. c. Sikap terhadap Guru dan Kelas Universitas Sumatera Utara Ketertarikan siswa terhadap sekolah berhubungan dengan penggunaan strategi self-regulatory dan motivasi yang dimiliki Scheifele, 1991; Wigfield, 1994 dalam McCoach dan Siegle, 2003. Kepribadian guru dan kemampuan guru mengatur kelas dapat mempengaruhi prestasi siswa Peters, Grager-Loidl, dan Supplee dalam McCoach dan Siegle, 2003. Pelajar dengan kondisi underachieber biasanya memiliki masalah dengan figur otoritas seperti guru dan personel sekolah Mandel dan Marcus 1988; McCall dkk, 1992; dalam McCoach dan Siegle, 2003 dan para pelajar ini biasanya mengembangkan sikap bermusuhan terhadap figur otoritas termasuk guru Mandel dan Marcus dalam McCoach dan Siegle, 2003. Oleh karena itu, McCoach dan Siegle 2003 menyimpulkan bahwa sikap pelajar terhadap guru dan kelas berhubungan positif dengan prestasi akademis. d. Motivasi dan Pengaturan Diri Self Regulation Self regulation memiliki kedudukan yang penting dalam prestasi akademis siswa. Self regulation adalah kemampuan seseorang mengarahkan pikiran, perasaan, dan perilakunya untuk meraih tujuan secara sistematis Zimmerman dalam McCoach dan Siegle, 2003. Self regulation merupakan prediktor yang signifikan untuk menentukan prestasi akademis, dan penggunaan strategi self regulation akan membantu siswa untuk dapat berprestasi di sekolah. Sayangnya, peserta didik yang mengalami underachiever biasanya kurang termotivasi dan Universitas Sumatera Utara tidak memiliki self regulation yang baik. Seorang underachiever bisa saja memiliki pengetahuan mengenai strategi self regulation, namun tidak melakukan usaha untuk menerapkan strategi tersebut. e. Penghargaan terhadap Tujuan Goal Valuation Penghargaan seorang siswa terhadap tujuan belajarnya merupakan hal penting untuk membentuk motivasi dan academic self regulation. Saat seorang pelajar menghargai tujuannya dalam bersekolah, maka mereka akan menunjukkan keterlibatan yang lebih baik dan menunjukkan usaha lebih dalam belajar, kemudian dengan sendirinya mereka akan meraih prestasi akademis yang baik Pintrich dan de Groot; Wigfield, 1994 dalam McCoach dan Siegle, 2003.

E. Mahasiswa Underachiever di Universitas Sumatera Utara