Charge Bendera Periode Umawiyah hingga Usmaniyah

2. Charge Bendera Periode Umawiyah hingga Usmaniyah

Charge, atau konfigurasi visual yang tertera pada bendera, pada periode Umawiyah hingga Usmaniyah juga beragam. Bentuk tersebut meliputi kaligrafi, bulan sabit bintang, pedang, lingkaran, dan gambar mahluk hidup.

a. Charge Kaligrafi Kalimat Sahadat dan Tulisan Lain Kalimat sahadat, kalimat yang tertulis di bendera Nabi Muhammad, sering dituliskan pada bendera periode Umawiyah hinga Usmaniyah. Pada bendera Khilafah Abasiyah yang berwarna hitam, misalnya, terdapat kalimat tersebut, meskipun ditambah dengan tulisan-tulisan lain. Saat Abasiyah dipimpin al-Qaim, selain laa ilaaha illaa Allah Muhammad Rasul Allah tertulis juga nama pemimpin tersebut, “Al-Qaim bi Amrillah Amir al-

Mukminin.” 90 Rupanya penulisan nama pemimpin di bendera menjadi kebiasaan. Pada bendera pemerintahan Islam di Sudan juga tertulis kalimat sahadat dan nama al-Mahdi sebagai pemimpin (gb.

2.19). 91 Kadang inskripsi diambil dari surat al-Quran. Contohnya ada pada bendera Khilafah Usmaniyah tahun 1683, disamping

90 Al-Hujailiy, 2002, 125-126. 91 Crampton, Flag, 1989, 21 90 Al-Hujailiy, 2002, 125-126. 91 Crampton, Flag, 1989, 21

Fath (gb. 2.21). 92

Surat al-Quran juga tertera di bendera Kanjeng Kyai Tunggul Wulung dari Kesultanan Yogyakarta. Surat Al-Kautsar tertera di sana disamping kalimat sahadat dan asmaul husna (nama-nama

yang baik bagi Allah). 93 Bendera Macan Ali dari Kesultanan Cirebon juga mencantum surat al-Quran, yaitu surat Al-Ikhlas

dan basmallah (gb. 2.6 dan 2.7). 94

Kalimat sahadat tanpa kalimat lain, namun dengan gambar pedang, terdapat pada bendera Aceh yang kini disimpan di Museum Negeri Aceh (gb. 2.20). 95 Kalimat sahadat pada bendera Kesultanan Bugis cukup berbeda. Kalimat persaksian itu ditulis di seputar sisi bendera, mengelilingi gambar orang mengendarai

kuda bersayap (gb. 2.39). 96

92 Siauw, 2011, 133. 93 Soeratno, 2002, 130. 94 Suryanegara, 2009, 149; Elliott, Batik 2004, x. 95 Alfian, 1997, 172. 96 Reid, 2002, 136.

Gambar 2.19

Gambar 2.20 Bendera merah milik pemerintahan

Kalimat sahadat di bendera Islam di Sudan yang ditemukan tentara pasukan Aceh, kini tersimpan di

Inggris pada tahun 1885 Museum Negeri Aceh

Bendera Khilafah Usmaniyah tahun 1682

(Siauw, 2011, 133) (Siauw, 2011, 133)

dikenal ketika Nabi Muhammad mengajarkan Islam. 97 Memang, Khilafah Usmaniyah secara resmi menetapkan bendera bergambar bulan sabit dan bintang sebagai bendera negara, namun pernyataan Arnold bahwa pada zaman Nabi Muhammad belum dikenal bentuk bulan sabit kurang tepat.

Pada masa kehidupan Nabi terdapat beberapa kabilah Arab yang menggunakan bendera bergambar bulan sabit, misalnya, bani Sukun dan bani Hudailah. Bendera bani Sukun yang berwarna putih terlukis bulan sabit berwarna biru. Adapun, gambar bulan sabit merah pada warna dasar putih terdapat pada

bendera bani Hudailah. 98

Simbol bulan sabit juga dipakai di berbagai kebudayaan jauh sebelum kedatangan Islam, misalnya, di Assiria tahun 1900- 612 SM (gb. 2.22). Bentuk ini digunakan sebagai representasi Dewa Sin atau Dewa Bulan. Kadang Dewa Sin juga digambarkan

97 Thomas Arnold, ―Symbolism and Islam‖, dalam jurnal The Burlington Magazine for Connoisseurs (Vol. 53, No. 307, Oktober 1928),

155. 98 Al-Hujailiy, 2002, 114 —115.

berupa sapi bertanduk yang mirip bulan sabit. 99 Dalam budaya Hindu, bulan sabit ditempatkan di kepala Dewa Siwa, 100 hal ini untuk menyatakan penguasaannya atas waktu. 101

Gambar 2.22 Simbol bulan sabit dan bintang, di bagian tengah atas, digunakan di Assiria tahun 1900-612 SM, bulan sabit sebagai representasi Dewa Sin atau Dewa Bulan (Bowker, 2002, 11)

Penggunaan simbol bulan sabit pada masyarakat Muslim sering kali disalahpahami, sebagaimana yang dilakukan Cathy Burns. Burns, mengikuti pendapat Robert A. Morrey, menyatakan bahwa Tuhan orang Islam yang disebut Allah adalah Dewa Bulan

99 John Bowker, God a Brief History (London, New York, Stuttgart, Moskow: DK Publishing, 2002), 11.

Constance A. Jones dan James D. Ryan, Encyclopedia of Hinduism (New York: Facts On File, 2007), 104.

Svami Harshananda, Deva-Devi Hindu, terj. I Wayan Maswinara (Surabaya: Paramita, 2007), 43.

Dalam Al-Quran surat al-Baqarah ayat 189 disebutkan, ―… bulan sabit adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji ….‖ 104 Ayat itu turun karena orang-orang bertanya kepada Nabi Muhammad tentang bulan sabit. Menurut tafsir Ibnu Katsir, yang dimaksud tanda-tanda waktu, antara lain, adalah tanda untuk puasa, hari raya, maupun ibadah haji. 105 Dengan demikian, ketika itu bulan sabit menjadi tanda untuk kepentingan praktis dan termasuk tanda berjenis indeks, yaitu berkoeksistensi dengan pergantian waktu; bulan sabit tidak bermakna simbolis yang berhubungan dengan kepercayaan pada dewa tertentu.

Abdul Qadim Zallum mencatat, ketika liwa diserahkan kepada Abdullah bin Jahsy, Saad bin Malik diberi panji hitam

Cathy Burns, Masonic and Occult Symbol Illustrated (Pennsylvania: Sharing, 1998, cetakan kedelapan 2009), 389.

... َنُّهَقَلَخ يِذَلا ِهَلِل اوُدُجْساَو ِرَمَقْلِل اَلَو ِسْمَشّلِل اوُدُجْسَت اَل... (…laa tasjuduu lisy- syamsi wa laa lil-qamari wasjuduu lillaahilladzi khalaqahunna …). 104 ... ِجَّحْلاَو ِساَنّلِل ُتيِقاَوَم َيِه... (…hiya mawaaqiitu lin-naasi wal-hajj…).

Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 1, terj. Salim Bahreisy dan Said Bahreisy (Surabaya: Bina Ilmu, tanpa tahun), 365.

Untuk selanjutnya, Bulan sabit dan bintang menjadi simbol yang digemari di masyarakat Muslim. Misalnya, pada zaman Umawiyah ditemui koin dirham bergambar bulan sabit (gb. 2.23). 107

Gambar 2.23 Simbol bulan sabit dan bintang di keempat sisi koin uang dirham Umawiyah (Bosworth, 1997, plate XI)

Di kekhilafahan terakhir, bulan sabit dan bintang secara resmi digunakan sebagai charge bendera Khilafah Usmaniyah. Sebelum berkuasa secara resmi tahun 1517, 108 sejak 1299 Usmaniyah telah memiliki bendera sendiri yang rata-rata berbasis

Abdul Qadim Zallum, Malapetaka Runtuhnya Khilafah, terj. Terj. Arief B. Iskandar (Bogor: Al-Azhar Press, 2007), 194. 107 Bosworth, 1997, plate XI. 108 Al-Usairy, 2003, 351.

Charge bulan sabit dan bintang digunakan ketika Khilafah Usmaniyah mengumandangkan komando jihad tahun 1914 (gb. 2.24). Bendera yang sama juga dipakai ulama India di Delhi pada tahun

gerakan untuk mempertahankan kekhilafahan dan menentang penjajahan Inggris (gb. 2.25). Sebelumnya, bulan sabit tanpa bintang dipakai pemerintahan Usmaniyah di bentengnya pada akhir abad ke-15 (gb. 2.28). 109 Kavaleri Usmaniyah di perang Malta tahun 1565 juga membawa bendera bergambar bulan sabit tanpa bintang (gb 2.26). 110 Demikian pula, angkatan lautnya saat perang Lepanto mengibarkan berbagai panji yang bergambar bulan sabit (gb. 2.27). 111

109 Turnbull, tanpa tahun, 42. 110 Turnbull, tanpa tahun, 55.

Burton F. Beers, World History Patterns of Civilitation (New Jersey: Prentice Hall, 1983) 375.

Spekualsi makna disematkan pada simbol bulan sabit dan bintang di masa Usmaniyah. Konon, bulan sabit digunakan untuk melambangkan kekuasaan Usmaniyah terhadap tiga benua. Salah satu ujung bulan sabit menunjukkan benua Asia, ujung lainnya mewakili Afrika, dan tengahnya menggambarkan Eropa. Adapun bintang menunjukkan posisi ibu kota, Istambul. 112

Gambar 2.24

Bendera bergambar bulan sabit dan bintang digunakan Khilafah Umsmaniyah

saat komando jihad tahun 1914 (Sumber: Miller, www.manorhouse.clara.net, 5/2/2012)

112 Purnama, 2011, 39.

Gambar 2.25 Charge bulan sabit dan bintang, bendera Khilafah Usmaniyah, digunakan ulama India di Delhi tahun 1920 (Media Umat, edisi 40, 16 Juli – 5 Agustus 2010, 2)

Gambar 2.26 Charge bulan sabit pada bendera Usmaniyah di perang Malta tahun 1565 (Turnbull, tanpa tahun, 55)

Gambar 2.27 Charge bulan sabit digunkan Angkatan laut Usmaniyah saat pertempuran Lepanto (Burton F. Beers, 1983, 375)

Gambar 2.28

Bendera bergambar bulan sabit di benteng Usmaniyah

akhir abad ke-15 (Turnbull, tanpa tahun, 42)

Terkait dengan simbol bintang segi lima atau pentagram sebagaimana yang digunakan Khilafah Usmaniyah, simbol itu juga telah ada sebelum kelahiran Islam. Menurut Dan Brown dalam novelnya yang terkenal, The Da Vinci Code, pentagram adalah simbol Dewi Venus. 113 Dewi ini menjadi lambang cinta atau kecantikan dalam tradisi Romawi Kuno. Venus adalah nama lain untuk Dewi Aphrodite di masa Yunani Kuno, dan merupakan wujud lain dari Dewi Ishtar pada kebudayaan Babilonia kuno. 114 Bisa jadi, kata star dalam bahasa Inggris yang berarti ‗bintang‘ berasal dari nama Isthar. 115 Kini simbol pentagram digunakan di berbagai penjuru dunia, termasuk dalam bendera Amerika Serikat atau di dada Garuda Pancasila sebagai lambang ketuhanan.

Bendera Usmaniyah juga ada yang menggunakan charge bintang segi enam atau heksagram. Bendera itu dipasang di atas makam Canbulat, pahlawan perang Famagusta tahun 1571 (gb. 2.29). 116 Heksagram kini dikenal dengan nama Bintang David, simbol yang diterapkan di bendera Israel (gb. 2.30). Asal usul lambang ini tidak jelas. Namun, sejak tahun 1897 digunakan

Dan Brown, The Da Vinci Code, terj. Isma B. Koesalamwardi (Jakarta: Serambi, cetakan ke-13, 2005), 53-55.

Eric Chaline, The Book of Gods and Goddesses: a Visual Directory of Ancient and Modern Deities (New York: HarpeCollins, 2004), 14 dan 37. 115 Purnama, 2011, 42. 116 Turnbull, tanpa tahun, 67.

Gambar 2.29 Heksagram di bendera

Gambar 2.30 Usmaniyah 1571

Heksagram pada bendera Israel (Turnbull, tanpa tahun, 67)

(Junaedi, 2010, 14)

Di Kesultanan Nusantara, juga terdapat bendera bergambar bulan sabit atau bulan sabit dan bintang. Simbol itu, antara lain, tertera pada bendera Kesultanan Pontianak, bendera Si Singamangaraja XII, dan bendera Aceh yang digunakan pada tahun 1850-1900 maupun saat perang Singkil.

Terkadang, bentuk bulan sabit berdekatan dengan bintang sebagaimana yang ada di bendera Aceh tahun 1850-1900; bintang

Deni Junaedi, Freemasonry Pelatuk Pluralisme (Yogyakarta: Bendera Hitam, 2010), 14.

Gambar 2.32 Bulan sabit dan bintang di bendera

Gambar 2.31

Bulan sabit dan bintang di Aceh yang dipakai 1850 hingga 1900

bendera Kesultanan Pontianak

(Sumber: www.plik-u.com, 16/1/2012) (Sumber: free- logovector.blogspot.com,

c. Charge Pedang Pada periode Umawiyah hingga Usmaniyah banyak juga dijumpai bendera bergambar pedang. Selain pedang berujung tunggal, charge yang khas adalah pedang bermata dua. Pedang itu c. Charge Pedang Pada periode Umawiyah hingga Usmaniyah banyak juga dijumpai bendera bergambar pedang. Selain pedang berujung tunggal, charge yang khas adalah pedang bermata dua. Pedang itu

Bendera Usmaniyah pada saat Selim I berkuasa tahun 1512 bergambar pedang Zulfikar dalam stilisasi yang sangat indah, dipenuhi dengan kaligrafi Arab (gb. 2.33). 119 Bendera Usmaniyah yang dipakai saat perang Famagusta tahun 1571 juga bergambar Zulfikar, namun charge ini mirip gambar jangka (gb. 2.29). 120 Demikian pula, bendera yang dikibarkan Bani Usmaniyah saat pertempuran Slankamen tahun 1691 juga bergambar Zulfikar, namun deformasinya menghilangkan esensi bentuk pedang (gb. 2.34). 121

Gambar 2.33 Bendera Usmaniyah tahun 1512, bergambar pedang Zulfikar (Bosworth, 1997, plate XVII)

118 Suryanegara, 2009, 236. 119 Bosworth, 1997, plate XVII. 120 Turnbull, tanpa tahun, 67. 121 Bosworth, 1997, plate XVII

Gambar 2.34 Bendera Usmaniyah saat pertempuran Slankamen, 1691 (Bosworth, 1997, plate XVII)

Charge berbetuk pedang Zulfikar juga banyak dijumpai di Kesultanan Nusantara. Bendera perang pasukan Aceh pada pertempuran di Jambo Anyer tahun 1902 menunjukkan hal itu, namun aneh, bentuknya justru menjadi mirip gunting (gb. 2.17). 122 Deformasi bentuk pedang Zulfikar yang bersifat simplifikatif tampak indah pada bendera pasukan Aceh saat pertempuran Singkil dan Barus (gb. 2.8). Sementara stilisasi bentuk Zulfikar, yang mengingatkan pada ornamen tetumbuhan yang banyak tersebar di Nusantara, tampak pada bendera Aceh di pertempuran Batee Ilie tahun 1901 (gb. 2.9). 123 Gambar pedang Zulfikar juga tercantum di bendera Macan Ali Kesultanan Cirebon

122 Alfian, 1997, 173 123 Alfian, 1997, 173-174.

(gb. 2.6 dan 2.7). Demikian pula, bendera Kanjeng Kyai Tunggul Wulung dari Kesultanan Yogyakarta terdapat gambar pedang berujung dua itu. Sebagaimana yang terjadi pada bendera Umawiyah tahun 1571, bentuk Zulfikar di bendera Kraton Yogyakarta ini seperti jangka (gb. 2.12). 124

Kasus menarik terjadi pada bendera Si Singamangaradja XII. Selain gambar bintang bersinar delapan dan lingkaran yang berhimpitan dengan bulan sabit, charge bendera ini adalah pedang Zulfikar, meskipun deformasinya tampak aneh (gb 2.36). 125 Agama pahlawan Indonesia itu banyak diperdebatkan, banyak yang menyatakan bahwa dia beragama Kristen, namun Suryanegara mengindikasikan bahwa ia adalah seorang Muslim. Kesimpulan itu diambil karena benderanya terdapat gambar pedang Zulfikar. Selain itu, Singamangaradja XII juga memiliki stempel yang memuat huruf Arab dan tahun Hijriyah. 126 Akan tetapi hal itu perlu diteliti lebih lanjut, termasuk hubungannya dengan agama lokal di Tapanuli.

Selain pedang pedang Zulfikar yang berujung ganda terdapat pula charge pedang berujung tunggal. Charge seperti ini, antara lain, dapat dilihat pada bendera pasukan Aceh yang dirampas Belanda di Barus pada tahun 1540 (gb. 2.8), maupun

124 Soeratno, 2002, 130. 125 Suryanegara, 2009: 237-238. 126

Suryanegara, 2009, 237-238.

bendera Aceh yang kini tersimpan di Museum Negeri Aceh (gb. 2.20). 127

Gambar 2.35

Charge pedang Zulfikar di Bendera Si Singamangaraja XII

(Suryanegara, 2009, 236)

d. Charge Lingkaran Lingkaran kadang digunakan sebagai charge pada periode Khilafah Umawiyah hingga Usmaniyah. Bentuk seperti itu mengingatkan pada stempel Nabi Muhammad, misalnya, yang dikirimkan kepada al-Mundhir bin Sawa, gubernur al-Ahsa (gb.

2.36) dan untuk Hiraql, Raja Bizantium (gb. 1.8). 128

127 Alfian, 1997, 172 128 Al-Azami, 2005, 138.

Gambar 2.36 Surat Nabi Muhammad untuk al-Mundhir (Al-Azami, 2005: 138)

Selain beberapa tulisan, bentuk lingkaran putih di ground hitam terdapat di bendera al-Qaim pada masa Khilafah Abbasiyah. 129 Di Nusantara, visual seperti bendera al-Qaim namun tanpa tulisan, dijumpai dalam illustrasi cerita Menak yang termuat di Serat Menak Kunistan dumugi Kuwari, buku yang dibuat pada akhir abad ke-19 (gb. 2.37). Dalam versi Melayu, serat Menak merupakan cerita kepahlawanan Amir Hamzah, paman Nabi Muhammad. 130 Hingga kini, bendera sebagaimana dalam cerita Menak masih dibawa prajurit Kesultanan Yogyakarta. Panji yang

129 Al-Hujailiy, 2002, 125-126.

James J. Fox, ed., Indonesia Heritage: Sejarah Modern Awal (Jakarta: Buku Antar Bangsa, 2002), 15.

Selain itu, charge lingkaran, di samping bentuk yang lain, terdapat pada bendera pasukan Aceh (gb. 2.8.). 132 Demikian pula, lingkaran digunakan untuk bendera Si Singamangaraja XII (gb. 2.35). 133

Gambar 2.37 Charge lingkaran di ground hitam dalam Cerita Menak (Fox, 2002: 15)

Soeprapto, Suratmin, dan Bambang Sularto, Upacara Tradisional Sekaten Daerah Istimewa Yogyakarta (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991-1992), 63-70.

132 Alfian, 1997, 172. 133 Suryanegara, 2009, 236.

Gambar 2.38 Bendera dengan charge lingkaran di ground hitam dibawa prajurit Kraton Yogyakarta (Foto: Deni Junaedi, 2011)

e. Charge Mahluk Hidup Kendati jarang, charge mahluk hidup, baik manusia maupun binatang, muncul di bendera pemerintahan Islam. Bentuk manusia muncul di bendera Kesultanan Bugis. Pada bendera ini tergambar seseorang menaiki kuda bersayap (gb. 2.39). 134 Adegan seperti ini segera mengingatkan pada peristiwa

isra’ mi’raj. Saat peristiwa itu, sebagaimana dituturkan Ibnu Hisyam, Nabi Muhammad menaiki buraq, yaitu hewan berbentuk antara kuda dan keledai yang di kedua pahanya terdapat sayap. 135 Penggambaran mahluk hidup pada bendera pemerintahan Islam adalah sebuah ironi jika mengingat berbagai hadis tentang

134 Reid, 2002, 136. 135 Al-Muafiri, 2000, 358-359.

pelarangan penggambaran

hidup. Lebih-lebih, penggambaran seorang tokoh, apalagi Nabi, yang dapat menimbulkan kemungkinan penyembahan, dihukumi oleh para ulama, termasuk Yusuf al-Qardhawy, dengan status haram. 136

mahluk

Penggambaran buraq sering muncul dalam budaya visual masyarakat Muslim meskipun terdapat hadis pelarangan menggambar mahluk hidup. Salah satu gambar buraq terlihat di manuskrip yang ada di kota Bagdad tahun 1380-an (gb. 2.40). 137 Bentuk sejenis juga masih dipakai di era kontemporer, misalnya, dalam komik Indahnya Surga Pedihnya Neraka. Akan tetapi, dalam komik itu MB. Rahimsyah dan Ema Wardhana menghilangkan figur Nabi Muhammad lalu menggantinya dengan lingkaran bertuliskan Muhammad dalam huruf Arab (gb. 2.41). 138 Upaya ini merupakan

menghingdari penggambaran Nabi.

Yusuf al-Qardhawy, Seni dan Hiburan dalam Islam, terj. Hadi Mulyo (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1998), 89-113.

B. Lewis,ed., et al., The Encyclopaedia of Islam, Volume III (Leiden: E. J. Brill, 1971), plate XI. 138 MB. Rahimsyah dan Ema Wardhana, Indahnya Surga Pedihnya Neraka (Jakarta: Bintang Indonesia, tanpa tahun), 35.

Gambar 2.39 Buraq di bendera Kesultanan Bugis (Reid, 2002, 136)

Gambar 2.40

Gambar 2.41

Buraq di manuskrip Bagdad

Buraq dan tulisan Muhammad

tahun 1380-an

dalam komik kontemporer

(Lewis, 1971, plate XI)

(Rahimsyah, tanpa tahun, 35)

Adapun charge binatang, yaitu harimau, terdapat di bendera Kesultanan Cirebon. Bahkan, gambar itu menjadi sumber nama bendera, yaitu Macan Ali. Istilah itu berasal dari kata Asadullah atau ‗Singa Allah‘, julukan untuk Ali sahabat Nabi. 139 Gambar

macan pada bendera ini tidak distilisasi sebagaimana gambar

139 AR., 2007, 166.

buraq pada bendera Kesultanan Bugis, namun tersusun dari huruf Arab (gb. 2.6 dan 2.7). 140 Pembuatan gambar Macan Ali tidak hanya ada di Cirebon, di Persia pada abad ke-19 juga terdapat bentuk sejenis. Konfigurasi kaligrafi itu berlafaz Ali ibn Abi Thalib radiya Allah ta’ala anhu wa karrama wajhahu, yang berarti ‗Ali ibn Abi Thalib semoga Allah Yang Maha Besar berkenan padanya dan

menjunjungnya‘ (gb. 2.42). 141

Gambar 2.42 Kaligrafi Macan Ali di Persia, diperkirakan abad-19 (Safadi, 1986: 138)

140 Suryanegara, 2009, 149 141 Safadi, 1986, 138.

Charge binatang yang meragukan ada pada bendera Usmaniyah yang digambar oleh Stephen Turnbull di buku The Otoman Empire 1326 —1699. Pada karya itu, pasukan Usmaniyah digambarkan membawa bendera dengan charge burung elang yang tengah membentangkan sayapnya (gb. 2.43). 142 Alasannya bukan karena pelarangan penggambaran mahluk hidup karena saat itu lukisan mahluk hidup banyak dibuat terutama untuk miniatur atau illustrasi manuskrip, 143 tetapi karena gambar seperti itu merupakan simbol Bizantium. 144 Padahal Bizantium adalah kekaisaran yang pada tahun 1453 ditahlukkan Usmaniyah, 145 dengan demikian meragukan jika Usmaniyah menggunakan simbol yang telah dipakai musuhnya. Selain itu, sebagaimana telah disinggung dalam subbab charge bulan sabit dan bintang, basis charge bendera Khilafah Usmaniyah adalah bulan sabit.

142 Turnbull, tanpa tahun, 18. 143 Giovanni Curatola, Islamic Art (Florence: Itali, 2011), 148-161. 144

Philip Sherrad dan Para Editor Pustaka Time-Life, Bizantium (Jakarta: Tirapustaka, 1983), 10. 145 Siauw, 2011, passim.

Gambar 2.43 Charge burung elang pada pasukan Usmaniyah di pertempuran Varna tahun 1444, potongan karya Stephen Turnbull (Turnbull, tanpa tahun, 18)