Tinjauan Pustaka

3. Pustaka terkait Kaligrafi

Pustaka terkait kaligrafi sebagai simbol dalam Islam perlu dibahas karena bendera yang digunakan HTI DIY mencantumkan kaligrafi Arab. Berikut ini, dari berbagai pustaka mengenai kaligrafi yang cenderung mudah didapat, terdapat empat pustaka yang terbagi dalam dua kecenderungan. Satu sisi memandang kaligrafi sebagai lambang keillahian, sisi lain tidak menerima pandangan tersebut.

Islah Gusmian lewat “Kaligrafi Islam: dari Nalar Seni hingga Simbolisme Spiritual” 23 yang dimuat dalam jurnal Al- Jami‟ah, menyatakan bahwa setiap kaligrafi Arab mempunyai kepribadian tersendiri untuk melambangkan bentuk visual Tuhan dan sifatNya. Selain itu juga melambangkan gerak hati kehambaan. Setiap karakter huruf menjadi tafsir atas kesadaran spiritual. Sebelumnya, Seyyed Hossein Nasr telah membicarakan hal serupa

dalam Spiritualias dan Seni Islam. 24 Menurutnya, titik di bawah huruf ba melambangkan Pusat Teragung atau Esensi Tuhan. Oliver Leaman dalam Estetika Islam Menafsirkan Seni dan Keindahan 25 menyatakan bahwa simbolisme dalam huruf Arab merupakan kesalahan dalam memandang seni Islam. Peneliti lain yang tidak menerima gagasan simbolisme huruf Arab adalah

Isma‟il R. al-Faruqi dan Louis Lamnya al-Faruqi. Dalam buku mereka, Atlas Budaya Islam: Menjelajah Khazanah Peradaban

Cemerlang 26 dinyatakan bahwa kaligrafi simbolis yang memakai bentuk huruf untuk makna tertentu tidak dapat diterapkan dalam seni Islam.

23 Islah Gusmian, “Kaligrafi Islam: dari Nalar Seni hingga Simbolisme Spiritual” dalam jurnal Al-Jami‟ah (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, Volume 41, No. 1, 2003), 107-132.

24 Seyyed Hossein Nasr, Spiritualias dan Seni Islam, terj. Sutejo (Bandung: Mizan, 1993), 46.

25 Oliver Leaman, Estetika Islam: Menafsir Seni dan Keindahan, terj. Irfan Abubakar (Bandung: Mizan, 2005), 29-42.

26 Isma‟il R. Al-Faruqi dan Lois Lamya Al-Faruqi, Atlas Budaya Islam: Menjelajah Khazanah Peradaban Cemerlang, terj. Ilyas Hasan

(Bandung: Mizan, 1986. Cetakan keempat), 407

Dalam penelitian ini tidak menggunakan pengertian simbol atau simbolisme untuk kaligrafi Arab sebagaimana pemahaman Nasr atau Gusmian. Istilah simbol yang digunakan di sini berada dalam konsep semiotika Peircean.