Visual Liwa dan Rayah

1. Visual Liwa dan Rayah

Pembahasan visual liwa dan rayah pada masa Nabi Muhammad meliputi ground, charge, shape, ukuran, rasio, material, dan displai.

a. Ground Liwa dan Rayah Pada masa Nabi Muhammad, liwa berwarna dasar putih, sedangkan rayah menggunakan ground hitam. Hal ini sesuai

dengan hadis yang disampaikan Ibnu Abas, “Rayah Rasulullah saw berwarna hitam, dan liwa- nya berwarna putih.” Hadis serupa juga diriwayatkan oleh Aisyah, Abu Hurairah, Abdullah bin

Buraidah, maupun Rasyid bin Saad. 10 Penggunaan bendera putih dan hitam, tanpa tulisan sahadat, terekam dalam film The Message yang disutradarai Mustapha Akkad (gb. 2.1.); film yang

9 C. Snouck Hurgronje, “Ke hadapan Yang Mulia Daerah Jajahan”, Leiden 23 Desember 1925, dalam E. Gobée dan C. Adriaanse, Nasihat-

Nasihat C. Snouck Hurgronje Semasa Kepegawaiannya kepada Pemerintahan Hindia Belanda 1889-1936, Terj. Sukarsi (Jakarta: INIS, 1995), 2176.

10 Al-Hujaili, 2002, 44-50.

diproduksi tahun 1997 ini mengisahkan perjalanan dakwah Nabi Muhammad. 11

Gambar 2.1 Liwa dan rayah dalam film The Message (Akkad, 2006)

Al-Hujaili menyatakan, rayah berwarna hitam dengan unsur putih. Kesimpulan ini didasarkan pada bahan yang dipakai untuk membuat rayah, yaitu an-namirah atau kain wool yang bermotif

garis-garis putih. 12 Bahkan, keterangan dari Ibnu Hisyam, pencatat sirah yang hidup pada awal abad ke-9, warna rayah yang digunakan dalam perang Khaibar adalah putih. 13 Terhadap hal ini al-Hujaili menyimpulkan, karena pada rayah Nabi terdapat unsur

11 Moustapha Akkad, Film: The Message, versi Arab (MIM, 2006). 12 Al-Hujaili, 2002, 68.

13 Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam al-Muafiri, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, Jilid 2, Terj. Fadhli Bahri (Jakarta: Darul

Falah, cetakan ke-7, 2008), 304.

warna putih, maka orang yang melihat panji itu dari jarak dekat

menyatakan bahwa panji itu berwarna putih. 14

Terdapat pula hadis yang menyatakan rayah Nabi Muhammad berwarna kuning. Hadis ini disampaikan oleh Abu Dawud, “Aku melihat panji Rasulullah saw b erwarna kuning.” 15 Untuk masalah ini al-Hujaili menyatakan, seseorang yang melihat rayah Nabi setelah peperangan akan menyatakan berwarna

kuning karena panji tersebut telah berdebu. 16

Dari berbagai keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa ground liwa yang digunakan Nabi Muhammad adalah putih, sedangkan ground rayah adalah hitam. Kesimpulan ini terutama berdasarkan jumlah hadis yang banyak menggambarkan hal itu.

b. Charge Liwa dan Rayah Charge liwa yang digunakan Nabi Muhammad berupa kalimat sahadat. Pencantuman kalimat persaksian itu terekam dalam hadis yang disampaikan Abu Hurairah dan Ibnu Abbas, “Liwa Nabi saw tertulis laa ilaaha illaa Allah Muhammad Rasul Allah .” Mahmud Abbas memperkirakan bahan yang digunakan untuk menulis adalah arang hitam atau jelaga yang dicampur dengan getah pohon. Khat yang dipakai adalah Makkiy dan

14 Al-Hujaili, 2002, 68. 15 Al-Hujaili, 2002, 54-55. 16 Al-Hujaili, 2002, 68.

Madaniy. 17 Adapun untuk rayah, Al-Hujaili menyatakan bahwa panji itu tidak terdapat tulisan maupun gambar. 18 Berbeda dengan keterangan tersebut, Philip K. Hitti dalam History of the Arabs menyatakan bahwa bendera Nabi bergambar burung elang. 19 Hal ini tidak tepat, karena burung elang, yang dalam bahasa Arab disebut uqab, bukan charge bendera Rasulullah tapi nama panjinya. Menurut Ibnu Ishaq dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, bendera Nabi yang berwarna hitam ini

disebut al-uqab. 20 Hal ini sesuai dengan hadis yang disampaikan Ibnu Asakir dari Abu Hurairah, “Panji Rasulullah… diberi nama al- uqab .” Sebelum Islam, nama al-uqab juga digunakan sebagai nama bendera suku Qurais. Penyaman bendera dengan burung memang biasa terjadi di Arab, misalnya, dalam syair jahiliyah disebutkan,

”Bendera bagaikan bayangan burung yang beterbangan.” 21 Penggambaran burung elang juga tidak sejalan dengan pelarangan menggambar mahluk hidup, sebagaimana hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah, yaitu: suatu ketika malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad, namun dia terhalang tidak dapat masuk rumah

17 Al-Hujaili, 2002, 65-67. 18 Al-Hujaili, 2002, 68.

19 Philip K. Hitti, History of the Arabs, terj. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, cetakan ke-

2, 2010), 215. 20 Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri, Sirah

Nabawiyah Ibnu Hisyam, Jilid 1, Terj. Fadhli Bahri (Jakarta: Darul Falah, cetakan ke-7, 2009), 590.

21 Al-Hujaili, 2002, passim.

karena terdapat beberapa gambar, Jibril memerintahkan agar memotong kepala gambar-gambar tersebut agar menjadi bentuk

pohon. 22 Dengan demikian dapat diringkas bahwa pada masa Nabi Muhammad charge liwa adalah kalimat sahadat berwarna hitam dan rayah tidak memiliki charge, kecuali motif garis putih pada bendera tersebut. Baik bendera maupun panji itu tidak terdapat gambar apapun, termasuk gambar burung elang.

c. Shape, Ukuran, dan Rasio Liwa dan Rayah Bentuk (shape) bendera Rasulullah adalah segiempat. Hal ini sebagaimana hadis yang disampaikan oleh Bara bin al-Azib,

“Bendera Rasulullah saw berwujud segiempat.” Adapun ukuran rayah adalah sehasta kali sehasta (hasta adalah panjang lengan

bawah), dengan demikian panji itu berbentuk bujur sangkar atau memiliki rasio 1:1. Adapun liwa berukuran lebih besar. Bendera itu terbuat dari serban, dan ukuran serban lebih dari sehasta kali

sehasta. 23

22 Syaikh bin Bazz, “Fatwa Ulama Tentang Hukum Gambar”, terj. Idral Haris, dalam majalah Salafy (Edisi V, 1996), 6-7.

23 Al-Hujaili, 2002, 64.

d. Material Liwa dan Rayah Pada masa Nabi Muhammad, material atau bahan untuk membuat bendera tidak tidak dipilih secara khusus. Liwa maupun rayah dapat terbuat dari kain bulu, wool, atau jenis kain yang lain. Ibnu Abbas menyampaikan, “Panji Rasulullah saw… terbuat dari kain wool.” Hadis sejenis juga disampaikan oleh Said bin al-

Musayab dan Bara. 24 Bahan itu kadang dimanfaatkan dari kain baju, serban, atau bahkan selendang milik istri Nabi. At-Tirmidzi meriwayatkan dari Bara bin Azib, bahwa panji Rasulullah saw

terbuat dari namirah, yaitu jubah berwarna hitam. 25 Di kesempatan lain, Imam Waqidi menyatakan, “Panji Rasulullah

saw … terbuat dari kain bulu milik Aisyah ra.” 26

e. Displai Liwa dan Rayah Mengenai displai atau cara pemasangan bendera, Abu Bakar bin al-Arabi mengatakan, liwa diikat pada ujung tombak lalu dililitkan pada batangnya. Dengan demikian bendera itu tidak berkibar. Sementara itu, rayah dipasang pada bagian tengah

tombak dan dibiarkan meliuk diterpa angin. 27

24 Al-Hujaili, 2002, 52. 25 Abdul Qodim Zallum, Sistem Pemerintahan Islam, terj. M. Maghfur W. (Bangil: Al-Izzah, cetakan ke-3, 2002), 192. 26 Al-Hujaili, 2002, 50-63. 27 Abdul Qadim Zallum, Sistem Pemerintahan Islam, terj. M. Maghfur W. (Bangil: Al-Izzah, cetakan ke-3, 2002), 192.