Metode Penelitian
F. Metode Penelitian
Metode penelitian meliputi batas penelitian, instrumen maupun teknik pengumpulan data, dan cara analisis data.
1. Batasan Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif. Data kualitatif lebih berujud kata-kata ketimbang deretan angka. 103 Dengan demikian, pemahaman menjadi tujuan penelitian. 104 Objek penelitiannya adalah bendera liwa dan rayah yang digunakan oleh HTI DIY pada tahun 2010 hingga 2012 di DIY.
Dimensi waktu lebih bersifat pragmatis, yaitu sesuai dengan waktu pelaksanaan penelitian ini. Namun demikian, dalam tahun tersebut terdapat kegiatan HTI DIY yang digelar dalam skala besar, yaitu Konjab 1432 H tanggal 19 Juni 2011 yang diikuti sekitar sepuluh ribu peserta, acara ini sebagai rangkaian kegiatan HTI di berbagai kota di Indonesia. Selain itu terdapat kegiatan darurat, yaitu posko bantuan bencana gunung Merapi tahun 2010. Pada kurun waktu tersebut, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, juga terdapat berbagai macam kegiatan, seperti: aksi turun ke jalan (masiroh), seminar, diskusi, pengajian, pawai menjelang
Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru (Jakarta: UIP, 2009), 1.
104 Merriam, et al., 2002, 5.
Ramadhan, syawalan, dan, tentu saja, halqoh (lingkar studi) sebagai kegiatan rutin mingguan.
Pemilihan lokasi DIY mengingat sabab (aktivis) HTI DIY tergolong beragam, yaitu: dosen, guru, mahasiswa, pelajar, pengusaha, karyawan, ibu rumah tangga, ulama, dan sebagainya. Beberapa tokoh penting HTI juga tinggal atau pernah tinggal di Yogyakarta, misalnya, Ismail Yusanto, Juru Bicara HTI, pernah kuliah di geologi UGM; 105 atau Shidiq al-Jawi, anggota DPP HTI yang sering dijadikan acuan dalam persoalan fikih atau hukum Islam di lingkup para sabab HTI, menetap di DIY. Selain itu, pemilihan lokasi juga mempertimbangkan tempat tinggal peneliti yang berdomisili di DIY.
DIY adalah salah satu propinsi di Indonesia yang berada pada posisi 7 0 33' – 8 0 12' LS dan 110 0 00' – 110 0 51' BT. Sebagian besar penduduk DIY beragama Islam, selebihnya beragama Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu. Banyak pelajar dari berbagai wilayah Indonesia masuk ke DIY, maka Yogyakarta dinamai kota pelajar. Indonesia merupakan negara kepulauan
yang terletak di posisi 6 0 LU – 11 0 LS dan 95 0 – 141 0 BT. Indonesia
Badiatul Roziqin, et al., 101 Jejak Tokoh Islam Indonesia (Yogyakarta: e-Nusantara, 2009), 261.
Gambar 1.10
Posisi DIY di kepulauan Indonesia
(Digambar oleh: Deni Junaedi, 2011)
2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakuakn melalui metode lapangan dan metode pustaka. Tiap metode menggunakan tenik dan instrumen tersendiri.
a. Metode Lapangan
Metode lapangan meliputi teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Y. Bani Istiyar dan Edwarman, ed., Profil Propopinsi Republik Indonesia: Republik Indonesia (Jakarta: Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara, 1992), 66-58, 504.
Masirah adalah aksi turun ke jalan atau demonstrasi, secara literal berarti „berjalan kaki‟. Acara tersebut rata-rata digelar di
perempatan Kantor Pos Besar, setelah sebelumnya berjalan dari DPRD Yogyakarta atau taman Parkir Abu Bakar Ali. Masirah yang diobservasi meliputi a ksi “Mengutuk Rencana Pembakaran al- Quran” 10 Oktober 2010; aksi “Negara Gagal Selamatkan dengan Syariah dan Khilafah” 21 Januari 2011; aksi untuk kaum Muslim Mesir “Tumbangkan Rezim Diktator, Tegakkan Khilafah” 10 Februari 2011; aksi “Terapkan Hukum Quran dan Sunah untuk Keme rdekaan Hakiki” 16 Agustus 2011; aksi “Tolak Obama, Tolak Kapitalisme dan Imperialisme, Tegakkan Syariah dan Khilafah” 13 November 2011; aksi “Tolak Pembatasan BBM” 20 Januari 2012, aksi “Tumbangkan Diktator Basyar al-Asad Tegakkan Khilafah” 4 maret 2012; dan aksi “Kelola BBM dengan Syariah dan Khilafah” tanggal 29 Maret 2012.
Konferensi yang diobservasi adalah Konferensi Rajab (Konjab) 1432 H dengan tema “Hidup Sejahtera di Bawah Naungan
Khilafah” di Jogja Expo Center (JEC) tanggal 19 Juni 2011. Kegiatan yang lain adalah Seminar Rajab 1431 H “Islam Menjawab
Problematika Indonesia dan Dunia” di gedung Mandala Bhakti Wanitatama tanggal 10 Juli 2010; diskusi “Separatisme, Terorisme, dan Negara Islam dalam Sorotan” di masjid Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tanggal 24 Oktober 2010; diskusi meja Forum Intelektual Muslim yang diikuti oleh dosen-dosen dari
berbagai universitas di DIY dengan tema “Refleksi atas Indonesia: Menggagas Masa Depan Gemilang untuk Negeri Muslim Terbesar” di Hotel Cakra Kusuma tanggal 15 Januari 2011; pawai
“Ramadhan: Bulan Penegakan Syariah dan Khilafah” dari terminal bus pariwisata hingga alun-alun utara tanggal 29 Juli 2011;
kegiatan Posko Peduli Merapi HTI di Maguwoharjo ketika bencana letusan Merapi tahun 2010; dan beberapa kali k ajian rutin “Kitab Syakhshiyah Islamiyah” di masjid kampus UGM.
Adapun instrumen yang digunakan dalam observasi adalah kamera digital dan catatan lapangan.
ii. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap: Ismail Yusanto, Juru Bicara HTI; Rosyid Supriyadi, Ketua DPD I HTI DIY; Dhuha Ghufron, Penanggungjawab ( Mas‟ul) HTI DIY; Aruman, anggota HTI DIY yang juga kaligrafer (khattat) yang pernah mendesain liwa
dan rayah; Andika Dwijatmiko, anggota HTI DIY dan desainer logo HTI maupun desainer visual kegiatan HTI; Muhammad Nazir, anggota HTI DIY dan koordinator publikasi acara Konferensi Rojab 1432 H; Eko Pujiyanto dan Nunuk Dwi Hariyani, suami istri pemilik perusahaan Ahsanta Design and Product yang biasa memproduksi liwa dan rayah; Indarjo, pemilik Solfi Advertising and Printing Textile, pembuat liwa dan rayah untuk acara Konferensi Rajab 1432 H; dan beberapa anggota maupun pelajar HTI DIY yang hanya disebutkan inisialnya. Instrumen yang digunakan untuk wawancara adalah perekam suara dan catatan lapangan.
iii. Dokumen Studi dokumen dilakukan terhadap bendera, foto, video, dan terbitan resmi HT, HTI, atau HTI DIY. Terbitan HT berupa buku materi halqoh, majalah al- Wa‟ie, tabloit Media Umat, buletin al- Islam, selebaran, spanduk, banner, poster, maupun website HT. Instrumen dokumentasi menggunakan kamera, komputer, internet, scanner, flashdisc, dan catatan lapangan.
b. Metode Pustaka
Metode pustaka dilakukan dengan memanfaatkan pustaka yang telah ada. Pustaka tersebut diperoleh dari Perpustakaan
UGM Yogyakarta, Perpustakaan Pascasarjana UGM Yogyakarta, Perpustakaan ISI Yogyakarta, Perpustakaan Pascasarjana ISI Yogyakarta, Perpustakaan Kolese St. Ignatius Yogyakarta, Perpustakaan IVAA Yogyakarta, Perpustakaan DIY, Perpustakaan Kota DIY, dan perpustakaan pribadi. Metode ini juga memanfaatkan sumber buku elektronik yang disediakan oleh situs www.library.nu maupun en.bookfi.org. Instrumen yang digunakan pada metode pustaka ini adalah buku catatan, laptop, modem, flashdisc, dan kamera.
3. Cara Analisis Data
Cara analisis merujuk pendapat Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman. Analisis dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari lapangan. Penyajian data, dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk bagan. Hal ini dibuat untuk menggabungkan informasi agar tersusun dalam satu bentuk yang padu. Penarikan kesimpulan merupakan pencarian arti yang terus diverifikasi selama penelitaian berlangsung. Reduksi data, penyajian data, dan Cara analisis merujuk pendapat Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman. Analisis dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari lapangan. Penyajian data, dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk bagan. Hal ini dibuat untuk menggabungkan informasi agar tersusun dalam satu bentuk yang padu. Penarikan kesimpulan merupakan pencarian arti yang terus diverifikasi selama penelitaian berlangsung. Reduksi data, penyajian data, dan