Hak- hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama di PT.Umada Medan

Tabel 4 : Perbandingan PKB dan PP Menurut Kepmenakertrans No. 482004 Permenakertans No. 082006 Perihal Perjanjian Kerja Bersama PKB Peraturan Perusahaan PP Pembuat Serikat Pekerja dengan pengusaha atau beberapa pengusa atau asosiasi pengusaha. Pengusaha. Substansi isi Syarat kerja,hak dan kewajiban para pihak. Syarat kerja dan tata tertib perusahaan. Peran Pekerja Aktif dan sangat menentukan karena harus ada kesempatan para pihak. Pasif, hanya dapat memberikan pertimbangan dan saran sebagai bahan pertimbangan jika diminta. Asas Kesepakatan Ada, jika tidak terpenuhi dapat diperselisihakan. Tidak ada, tidak dapat diperselisihkan. Mengikat Setelah ditandatangani para pihak didaftarkan ke instansi ketenaga kerjaan yang berwenang. Setelah disahkan oleh pejabat Disnakertrans setempat. Pengusaha, Serikat Pekerja Serikat Buruh dan Pekerja Perusahaan wajib melaksanakan isi Perjanjian Kerja Bersama PKB secara utuh dan keseluruhan dan Pengusaha dan Serikat Pekerja Serikat Buruh wajib memberitahukan isi Perjanjian Kerja Bersama PKB atau perubahannya kepada seluruh pekerja. 43

D. Hak- hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama di PT.Umada Medan

Dalam penyusunan syarat-syarat kerja haruslah memperhatikan ketentuan- ketentuan perundang-undangan yang berlaku, jangan sampai apa yang di tuangkan diperjanjikan dalam PKB Perjanjan Kerja Bersama memuat justru lebih rendah dari apa yang telah diatur dalam ketentuan perundang-undangan. Perjanjian Kerja Bersama, hendaknya mengatur ketentuan-ketentuan apa-apa yang belum diatur pada 43 Pasal 28, Kepmenakertrans No.48 Tahun. 2004. Satiruddin Lubis : Analisa Hukum Pengaturan Syarat-Syarat Kerja Dan Hak-Hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama Studi Pada PT.Umada Di Medan, 2009 Undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku dan sedapat mungkin hendaknya mengatur lebih baik dengan apa yang telah diatur dalam perundang-undangan ketenagakerjaan yang ada. Dari Hasil Penelitian yang Penulis lakukan di PT.Umada hak-hak normatif antara lain telah diatur sebagai berikut : 1. Waktu Kerja Jumlah jam kerja adalah 7 tujuh jam sehari dan 40 empat puluh jam seminggu untuk 6 enam hari kerja dalam seminggu, atau 8 delapan jam sehari dan 40 empat puluh jam seminggu untuk 5 lima hari kerja dalam seminggu. Ketentuan ini diatur pada Pasal IV Perjanjian Kerja Bersama PKB Badan Kerja Sama Perusahaan Perkebunan Sumatera BKS-PPS dan dijadikan dasar dalam ketentuan jam kerja normal. Setiap Tenaga Kerja yang bertugas melebihi jumlah jam kerja 8 delapan jam sehari atau melebihi jumlah jam kerja akumulatif 40 empat puluh jam seminggu, harus sepengetahuan dan dengan surat perintah tertulis dari pimpinan perusahaan yang diperhitungkan sebagai jam kerja lembur. 44 Perusahaan dapat melakukan penggantian dan atau perubahan waktu kerja. Pergantian atau perubahan tersebut diatas wajib diberitahukan terlebih dahulu oleh perusahaan kepada PUK SP.PP.SPSI setempat sekurang-kurangnya 30 tiga puluh hari sebelum tanggal perubahan dilaksanakan serta memberitahukan secara tertulis kepada Disnakertrans kabupatenkota. Dalam hal pekerjaan yang menyangkut teknis 44 Keputusan Bersama Menteri Tenaga kerja Republik Indinesia dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor : Kep.275Men1989 . No.Pol : Kep04V1989. Satiruddin Lubis : Analisa Hukum Pengaturan Syarat-Syarat Kerja Dan Hak-Hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama Studi Pada PT.Umada Di Medan, 2009 produksi, yang sifatnya insidentil danatau darurat, kepentingan perusahaan bersifat menentukan dalam perubahan waktu kerja. 45 2. Hari Istirahat Mingguan. Pada umumnya hari istirahat mingguan, ialah hari Minggu, kecuali jika setempat ditetapkan hari lain oleh Pengusaha, mengingat kepentingan Perusahaan dan keinginan Pekerja satu dan lain atas dasar kesepakatan. Ketentuan ini merupakan kesepakatan yang dilakukan berhubungan dengan penggangtian hari kerja kepada hari libur resmi sehingga libur umum bisa diperpanjang sesuai dengan kesepakatan penggantian hari kerja antara pengusaha dan Pekerja buruh. Kesepakatan ini dilakukan dengan tidak memperhitungkan sebagai hari kerja libur. 3. Hari Libur Resmi. Hari libur resmi ialah hari-hari yang ditetapkan oleh Pemerintah. Hari libur resmi tidak menutup kemungkinan dijadikan sebagai hari kerja biasa sepanjang ada kesepakatan antara Perusahaan dengan Pekerja. 46 4. Pekerjaan pada hari-hari istirahat mingguan dan hari-hari libur resmi. Pada hari-harinistirahat mingguan dan pada hari-hari libur resmi, pekerja tidak dipekerjakan, kecuali jika pekerjaan menurut sifatnya tidak dapat dihindarkan dan jika timbul keadaan yang memerlukan pekerjaan ketika itu juga misalnya 45 Perjanjian Kerja Bersama, BKSPPS, Ibid, halaman. 8 46 Hal ini biasa dilakukan sesuai dengan permohonan Buruh Pekerja kepada pengusaha guna memperpanjang hari libur Buruh Pekerja terutama pada hari hari libur terjepit. Satiruddin Lubis : Analisa Hukum Pengaturan Syarat-Syarat Kerja Dan Hak-Hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama Studi Pada PT.Umada Di Medan, 2009 dalam hal bencana, dengan mengingat peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Pekerjaan diwaktu hari-hari hujan untuk pekerja yang bekerja diluar gedung. a. Dalam hal pekerja telah masuk bekerja, dan untuk sementara waktu oleh karena hujan harus menghentikan pekerjaannya atas petunjuk pengusaha, maka waktu tunggu itu dianggap sebagai jam kerja. b. Dalam hal pekerja disebabkan hujan belum mulai melakukan pekerjaannya pada jam masuk kerja hari itu, maka waktu kerja yang 7 tujuh jam sehari itu dihitung dari waktu pekerja mulai bekerja sesudah hujan selesai dengan ketentuan, bahwa pergeseran waktu pengakhiran bekerja hanya dapat berlaku sampai selambat-lambatnya jam 16.00 enam belas c. Dalam hal hujan turun sebelum pekerja mulaibekerja dan hujan itu terus berlangsung sampai jam 16.00 enam belas maka pekerja dianggap sebagai telah bekerja 7 tujuh jam. d. Dalam hal pekerja mulai bekerja sesudah hujan dan belum mendapat istirahat atau kesempatan ½ setengah jam untuk makan, maka pekerja tersebut harus diberikan istirahat ½ setengah jam untuk makan. e. Terutama ditempat-tempat terpencil, Pengusaha menyediakan rumah-rumah hujan agar pekerja dapat berteduh sewaktu menjalankan tugas di hari hujan. Satiruddin Lubis : Analisa Hukum Pengaturan Syarat-Syarat Kerja Dan Hak-Hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama Studi Pada PT.Umada Di Medan, 2009 6. Pekerja Wanita. a. Pekerja wanita yang berumur kurang dari 18 delapan belas tahun dilarang dipekerjakan antara jam 23.00 dua puluh tiga sampai dengan jam 07.00 tujuh. b. Pengusaha dilarang memperkerjakan pekerja wanita hamil yang menerut Dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara jam 23.00 dua Puluh tiga sampai jam 07.00 tujuh.

7. Upah