Personil Sumber Daya Manusia SDM Pengawas ketenagakerjaan Kelembagaan Pengawas Ketenagakerjaan. Operasional Pengawasan Ketenagakerjaan.

3. Pengawas ketenagakerjaan harus bekerjasama dengan institute lain seperti lembaga riset, perguruan tinggi maupun lembaga yang bertanggung jawab dalam jaminan sosial. 4. Pengawas ketenagakerjaan harus berorientasi pada pendekatan pencegahan prevention. 5. Cakupan inspeksi bersifat universal. 72 Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, peranan pengawasan ketenagakerjaan menjadi semakin sangat penting, strategis dan mempunyai tanggung jawab moral serta beban tugas yang cukup berat. Berdasarkan penelitian yang punulis lakukan di PT.Umada Pengawasan ketenagakerjaan di lakukan dengan pendekatan persuasive edukatif prepentif tanpa meninggalkan tindakan represip justitia, sebagaimana pula diterapkan untuk seluruh perusahaan swasta lainnya di Indonesia. 73 Namun perlu diakui bahwa filosofi dan konsepsi pengawasan ketenagakerjaan yang terkandung dalam undang-undang ketenagakerjaan belum dikembangkan secara maksimal dalam suatu system yang lengkap dan komprehensif. Sistem pengawasan ketenagakerjaan yang telah berhasil dikembangkan di Indonesia baru memuat pokok-pokok. Pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan antara lain dilakukan dengan sistem berikut :

1. Personil Sumber Daya Manusia SDM Pengawas ketenagakerjaan

72 Richthoven, Labour inspection, 2002 73 Penjelasan umum Undang-undang Nomor. 3 tahun 1952. Satiruddin Lubis : Analisa Hukum Pengaturan Syarat-Syarat Kerja Dan Hak-Hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama Studi Pada PT.Umada Di Medan, 2009 Agar dapat mempertahankan sekaligus meningkatkan kualitas pengawasan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat industri, diperlukan personil pengawasan yang mampu menjawab setiap tantangan ketenagakerjaan, untuk itulah perlu pengawasan ketenagakerjaan itu diketahui secara manajerial. Pengelolaan secara manajement dibidang personil Sumber Daya Manusia SDM terdiri dari : a. Rekruitmen Rekruitmen dilakukan melalui seleksi sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. b. Pendidikan dan latihan. Pendidikan dan latihan merupakan suatu proses untuk memperoleh kompetensi sesuai dengan standart yang telah ditentukan umum atau spesialis c. Penempatan. Penempatan yang bersangkutan disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi daerah.

2. Kelembagaan Pengawas Ketenagakerjaan.

Di dalam penjelasan umum Undang-undang nomor.3 Tahun 1952 dikemukakan bahwa pengawasan perburuhan merupakan suatu institusi yang sangat penting dalam membuat keputusan atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang ketenagakerjaan secara efektif dan efisien. 74

3. Operasional Pengawasan Ketenagakerjaan.

Operasional pengawasan ketenagakerjaan merupakan mekanisme. Prosedur dan tata kerja pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan yang diperlukan agar 74 Konvensi ILO. nomor.81 Tahun 1947. Satiruddin Lubis : Analisa Hukum Pengaturan Syarat-Syarat Kerja Dan Hak-Hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama Studi Pada PT.Umada Di Medan, 2009 pengawasan ketenagakerjaan dapat menjalankan fungsi dan tugasnya. Cakupan operasional pengawasan ketenagakerjaan meliputi :

a. Pemasyarakatan Norma Ketenagakerjaan.

Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk sosialisasi melalui berbagai kesempatan dan media, sosialisasi dilakukan agar masyarakat industri dapat mengetahui dan memahami norma ketenagakerjaan sehingga diharapkan mampu melaksanakan peraturan perundang-undangan ditempat kerjanya.

b. Penerapan Norma Ketenagakerjaan

Dalam penerapan norma ketenagakerjaan dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Tindakan Preventif Edukatif