Bagi Karyawan Buruh. Analisa Hukum Pengaturan Syarat-Syarat Kerja Dan Hak-Hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama Studi Pada PT.Umada Di Medan

Kerja dan Transmigrasi RI di Jakarta nomor Kep.239MBW1998. PKB saat ini berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2010. Masa berlakunya PKB paling lama 2 dua tahun dan dapat diperpanjang masa berlakunya paling lama 1 satu tahun berdasarkan kesepakatan tertulis antara pengusaha dengan serikat pekerja. PKB juga merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk menjalankan hubungan industrial, dimana sarana yang lain adalah serikat pekerja, organisasi pengusaha, lembaga kerjasama bipartit, lembaga kerjasama tripartit, peraturan perusahaan, peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

C. Sanksi Hukum Dalam Perjanj Kerja Bersama.

1. Bagi Karyawan Buruh.

Dalam dunia ketenagakerjaan di Indonesia masalah Perjanjian Kerja Bersama atau yang biasa kita kenal dengan sebutan PKB telah diatur dalam Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam prakteknya, persyaratan kerja diatur dalam bentuk perjanjian kerja yang sifatnya perorangan. Perjanjian kerja ini dibuat atas persetujuan pemberi kerja dan pekerja yang bersifat individual. Pengaturan persyaratan kerja yang bersifat kolektif dapat dalam bentuk Peraturan Perusahaan PP atau Perjanjian Kerja Bersama PKB. Beberapa sanksi hukum yang secara tegas telah diatur dalam Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, antara lain mengenai mogok kerja, menurut ketentuan Pasal 140 Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Satiruddin Lubis : Analisa Hukum Pengaturan Syarat-Syarat Kerja Dan Hak-Hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama Studi Pada PT.Umada Di Medan, 2009 ketenagakerjaan sekurang-kurangnya dalam waktu 7 tujuh hari kerja sebelum mogok kerja dilaksanakan, pekerjaburuh dan serikat pekerjaserikat buruh wajib memberitahukan secara tertulis kepada pengusaha dan instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat: a. waktu hari, tanggal, dan jam dimulai dan diakhiri mogok kerja. b. tempat mogok kerja. c. alasan dan sebab-sebab mengapa harus melakukan mogok kerja. d. tanda tangan ketua dan sekretaris danatau masing-masing ketua dan sekretaris serikat pekerjaserikat buruh sebagai penanggung jawab mogok kerja. Dalam hal mogok kerja akan dilakukan oleh pekerjaburuh yang tidak menjadi anggota serikat pekerjaserikat buruh, maka pemberitahuan harus ditandatangani oleh perwakilan pekerjaburuh yang ditunjuk sebagai koordinator danatau penanggung jawab mogok kerja. Dalam hal mogok kerja dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka demi menyelamatkan alat produksi dan aset perusahaan, pengusaha dapat mengambil tindakan sementara dengan cara : a. melarang para pekerjaburuh yang mogok kerja berada di lokasi kegiatan proses produksi. b. bila dianggap perlu melarang pekerjaburuh yang mogok kerja berada di lokasi perusahaan. Satiruddin Lubis : Analisa Hukum Pengaturan Syarat-Syarat Kerja Dan Hak-Hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama Studi Pada PT.Umada Di Medan, 2009 Sanksi hukum lainnya yang diatur dalam undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan kepada karyawan buruh adalah mengenai Pemutusan hubungan kerja karena alasan pekerja buruh telah melakukan kesalahan berat. Ketentuan lama yang diatur dalan Pasal 158 undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh dengan alasan pekerjaburuh telah melakukan kesalahan berat sebagai berikut : a. melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang danatau uang milik perusahaan. b. memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan. c. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja. d. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja. e. menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja. f. membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. g. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. h. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya ditempat kerja. Satiruddin Lubis : Analisa Hukum Pengaturan Syarat-Syarat Kerja Dan Hak-Hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama Studi Pada PT.Umada Di Medan, 2009 i. membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara. j. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 lima tahun atau lebih. Ketentuan Pasal 158 ayat 1 ini telah dibatalkan pada tanggal 7 tujuh Januari 2005 dengan Surat Edaran Menteri tenagakerja dan transmigrasi Republik Indonesia Nomor : SE.13MENSJ-HKI2005. Dengan ketentuan ini pengusaha yang akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja PHK dengan alasan pekerja buruh melakukan kesalahan berat eks Pasal 158 ayat 1, maka Pemutusan Hubungan Kerja PHK hanya dapat dilakukan setelah ada putusan hakim pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pada Pasal 161 ayat 1 dinyatakan dalam hal pekerjaburuh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerjaburuh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut. Pada ayat 2 dinyatakan, Surat peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 masing-masing berlaku untuk paling lama 6 enam bulan, kecuali ditetapkan lain dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Ketentuan Pasal 164 ayat 1 Undang-undang No.13 tahun 2003 menyatakan bahwa Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh karena perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara Satiruddin Lubis : Analisa Hukum Pengaturan Syarat-Syarat Kerja Dan Hak-Hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama Studi Pada PT.Umada Di Medan, 2009 terus menerus selama 2 dua tahun, atau keadaan memaksa force majeur, dengan ketentuan pekerjaburuh berhak atas uang pesangon sebesar 1 satu kali ketentuan Pasal 156 ayat 2 uang penghargaan masa kerja sebesar 1 satu kali ketentuan Pasal 156 ayat 3 dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 4. Kerugian perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus dibuktikan dengan laporan keuangan 2 dua tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik. Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh karena perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 dua tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa force majeur tetapi perusahaan melakukan efisiensi, dengan ketentuan pekerjaburuh berhak atas uang pesangon sebesar 2 dua kali ketentuan Pasal 156 ayat 2, uang penghargaan masa kerja sebesar 1 satu kali ketentuan Pasal 156 ayat 3 dan uang penggantian hak sesuai sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 4. Pasal 165 Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh karena perusahaan pailit, dengan ketentuan pekerjaburuh berhak atas uang pesangon sebesar 1 satu kali ketentuan Pasal 156 ayat 2, uang penghargaan masa kerja sebesar 1 satu kali ketentuan Pasal 156 ayat 3 dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 4. Disamping ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang No.13 tahun 2003 tersebut di PT.Umada dalam memberikan sanksi pada Pekerja buruh antara lain sebagai berikut : Pekerja yang melanggar ketentuan yang terdapat dalam Perjanjian Kerja Bersama PKB akan diberikan teguran secara lisan oleh bagian Sumber Daya Manusia Satiruddin Lubis : Analisa Hukum Pengaturan Syarat-Syarat Kerja Dan Hak-Hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama Studi Pada PT.Umada Di Medan, 2009 SDM, jika kejadian yang sama terulang kembali maka, kepada pekerja buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama yang berlaku selama 6 enam Bulan. Jika pekerja buruh yang bersangkutan mengulangi kembali melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama PKB dalam kurun waktu kurang dari 6 enam Bulan, maka kepada pekerja buruh yang bersangkutan diberikan lagi peringatan kedua dan ketiga. Jika masih melakukan pelanggaran kembali pekerja buruh yang bersangkutan dapat diputus hubungan kerjanya oleh pengusaha. 61 Sanksi lain yang tidak diatur dalam ketentuan Undang-undang No.13 Tahun 2003 yang diterapkan di PT.Umada adalah, bahwa kepada pekerja buruh yang mendapat surat peringatan, pada waktu penerimaan bonus yang biasanya dilakan di PT.Umada pada Bulan April setelah selesai audit yang dilakukan akuntan publik kepada perkerja buruh yang mendapat surat peringatan tersebut akan diberikan lebih rendah dibandingkan dengan pekerja buruh yang mempunyai prestasi baik. Demikian pula dalam penentuan persentase kenaikan upah, bagi perkerja yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Perjanjian Kerja Bersama PKB akan memperoleh persentase kenaikan upah yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pekerja buruh yang menunjukkan prestasi yang baik dan memuaskan. Dengan adanya sanksi yang diberlakukan tersebut diharapkan pekerja buruh dapat memotifasi para pekerja buruh untuk dapat melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya. 61 Hal ini sesuai denga ketentuan Pasal 161 Undang-undang No.13 Tahun 2003. Satiruddin Lubis : Analisa Hukum Pengaturan Syarat-Syarat Kerja Dan Hak-Hak Normatif Dalam Perjanjian Kerja Bersama Studi Pada PT.Umada Di Medan, 2009

2. Bagi Pengusaha.