Tujuan Wakaf Tunai Tujuan dan Manfaat Wakaf Tunai

48

b. Manfaat Wakaf Tunai

Menurut M. Syafei Antonio ada empat manfaat wakaf tunai, yaitu: 1 Seseorang yang memiliki dana terbatas sudah bisa memulai memberikan dana wakafnya tanpa harus menunggu lama. 2 Melalui wakaf uang, aset-aset wakaf yang berupa tanah-tanah kosong bisa mulai dimanfaatkan dengan pembangunan gedung atau diolah untuk lahan pertanian. 3 Dana wakaf tunai dapat dimanfaatkan untuk membantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam. 4 InsyaAllah, umat Islam dapat lebih mandiri dalam mengembagkan dunia pendidikan tanpa harus bergantung pada anggaran pendidikan negara yang memang semakin lama semakin terbatas. 67 Dapat disimpulkan bahwa manfaat wakaf tunai adalah mempermudah masyarakat untuk berwakaf tanpa harus menunggu lama, membantu dalam pemanfaatan aset-aset tanah wakaf, serta membantu pengembangan pendidikan-pendidikan Islam 67 M. Syafii Antonio, Cash Waqf dan Anggaran Pendidikan Kumpulan Hasil Seminar Perwakafan, Jaksarta: Bimas dan Haji DEPAG RI, 2004, h. 212. 49

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN WAKAF INDONESIA

A. Sejarah Berdiri Badan Wakaf Indonesia

Kelahiran Badan Wakaf Indonesia BWI dilatarbelakangi dari kondisi perwakafan Indonesia yang masih belum profesional pelayanannya. Kelahiran BWI juga merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Kehadiran Badan Wakaf Indonesia, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk memajukan dan mengembangkan perwakafan di Indonesia. Untuk kali pertama, Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat oleh Presiden Republik Indonesia, sesuai dengan Keputusan Presiden Kepres No. 75M tahun 2007, yang ditetapkan di Jakarta, tanggal 13 Juli 2007. Jadi, Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia yang dalam melaksanakan tugasnya bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, serta bertanggung jawab kepada masyarakat. 1 Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di Provinsi danatau KabupatenKota sesuai dengan kebutuhan. 2 Dalam kepengurusan, Badan 1 “Profil Badan Wakaf Indonesia”, artikel di akses pada tanggal 21 Februari 2013 dari http:www.bwi.or.idindex.php?option=com_contentview=sectionlayout=blogid=13Itemid =136lang=in 2 Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf, Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012, h. 48 50 Wakaf Indonesia terdiri atas Badan Pelaksana dan Dewan Pertimbangan, masing-masing dipimpin oleh satu orang Ketua dan dua orang Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh para anggota. Badan pelaksana merupakan unsur pelaksana tugas, sedangkan Dewan Pertimbangan adalah unsur pengawas pelaksanaan tugas Badan Wakaf Indonesia. Jumlah anggota Badan Wakaf Indonesia terdiri dari paling sedikit 20 dua puluh orang dan paling banyak 30 tiga puluh orang yang berasal dari unsur masyarakat. Pasal 51-53, UU No.412004. 3 Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Keanggotaan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah diangkat dan diberhentikan oleh Badan Wakaf Indonesia. Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat untuk masa jabatan selama 3 tiga tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 satu kali masa jabatan. Untuk pertama kali, pengangkatan keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diusulkan kepada Presiden oleh Menteri. Pengusulan pengangkatan keanggotaan Badan Wakaf Indonesia kepada Presiden untuk selanjutnya dilaksanakan oleh Badan Wakaf Indonesia. Pasal 55, 56, 57, UU No.412004. 4 Saat ini, BWI sedang menyelesaikan pembangunan Rumah Saki Ibu dan Anak di Serang Banten, yang dana pembangunannya tentu saja dengan memanfaatkan wakaf tunai yang sudah terkumpul. Hal ini sudah cukup menjadi indikator keberhasilan BWI. indikator utama keberhasilan BWI 3 Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Badan Tentang Wakaf, h. 21. 4 Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Badan Tentang Wakaf, h. 22-23.