Metode asosiasi Metode Komunikasi Persuasi yang Dikembangkan BWI

76

3. Metode ganjaran

Metode mengiming-imingi hal yang menguntungkan atau yang memberi harapan. Berbeda dengan metode fear arousing pembangkit rasa takut yg menggambarkan konsekuansi buruk dengan menjanjikan hukuman. Metode ganjaran dapat menumbuhkan kegairahan emosional, fear arousing dapat menimbulkan ketegangan emosional. Metode ini pasti dilakukan BWI untuk mempengaruhi publik. Saat mensosialisasikan wakaf tunai BWI hanya mengiming-imingi calon wakif dengan pahala yang terus mengalir sebagaimana dijanjikan Allah Swt. Iming-iming lain, yang bersifat materi, belum pernah diberikan oleh BWI. 8 Selain itu dengan adanya wakaf tunai juga memberi iming-iming kepada publik bahwa masyarakat dimudahkan dalam berwakaf tanpa harus menjadi tuan tanah terlebih dahulu. Sejauh ini BWI tidak pernah menggunakan metode fear arousing. 9

4. Metode Icing

Seni menata pesan komunikasi dengan emosional atau sedemikian rupa sehingga komunikan tertarik perhatiannya. Fakta dari pesan tetap utuh, tidak diubah, tidak ditambah dan tidak dikurangi. Komunikator mempertaruhkan kehormatanya sebagai pusat kepercayaan, apabila dalam 8 Wawancara melalui email dengan Bapak Nurkaib, Staff Hubungan Masyarakat BWI pada tanggal 14 Mei 2013. 9 Wawancara Pribadi dengan Sigit Indra Prianto, Jakarta, 30 April 2013 77 menghias pesan-pesan membuat faktanya menjadi cacat, maka komunikator akan kehilangan kepercayaan yang sudah dibinanya. Menurut Sigit Indra Prianto, metode ini selalu digunakan BWI ketika akan mensosialisasikan wakaf tunai. BWI mengemas informasi sedemikian rupa agar publik lebih mudah menyerap informasi yang disampaikan sehingga feedback yang terima juga lebih baik. Misalnya ketika BWI menjadi pembicara dalam seminar wakaf. Saat menyampaikan materi BWI mengemas informasi dengan menarik melaui tampilan- tampilan slide yang akan dibaca oleh peserta seminar. 10

5. Metode red-herring

Seni komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan. Mengelakan argumentasinya yang lemah untuk kemudian sedikit-demi sedikit ke aspek yang dikuasainya sebagai senjata ampuh dalam menyerang lawan. Biasanya dilakukan pada saat komunikator dalam posisi terdesak. Metode ini lebih banyak dipakai ketika dalam kegiatan fundraising. Dalam kegiatan fundraising pasti ada penyampaian materi seperti seminar. Ketika menyampaikan materi wakaf tersebut ketika ada audiens yang bertanya dan komunikatorpenyampai materi tidak dapa menjawab, komunikator biasanya akan mengajak penanya untuk berbincang-bincang lebih lama ketika komunikator belum menemukan 10 Wawancara Pribadi dengan Sigit Indra Prianto, Jakarta, 30 April 2013