Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif Komunikasi Persuasif

38 tersebut dapat juga ditambah dengan unsur-unsur yang lain, yaitu media, efek effect dan feedback.

3. Metode Komunikasi Persuasif

a. Metode Asosiasi Metode asosiasi adalah penyajian pesan komunikasi dengan jalan menumpangkannya pada suatu obyek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak. b. Metode Integrasi Metode integrasi adalah kemampuan seseorang untuk menyatukan diri dengan komunikan, dalam arti menyatukan diri secara komunikatif. c. Metode Pay Off and Fear Arousing Metode pay off rewarding adalah mengiming-iming dengan hal yang menguntungkan atau memberi harapan-harapan yang baik. Fear arousing punishment adalah menakut-nakuti atau menggambarkan konsekwensi yang buruk. d. Metode Icing Metode icing adalah menata pesan komunikasi dengan emotional appeal sedimikian rupa, sehingga komunikan menjadi lebih tertarik. e. Metode Red Herring Metode Red Herring adalah cara seorang persuader mengelakkan argumentasinya yang lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke segi yang dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh dalam menyerang lawan. 51

D. Wakaf Tunai

1. Pengertian Wakaf Tunai

Wakaf tunai adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, dan lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai. 52 Wakaf tunai cash waqfwakaf al-nuqud dapat juga diartikan sebagai wakaf yang diberikan oleh muwakifwakif orang yang berwakaf dalam bentuk uang 51 Roudhonah, Ilmu Komunikasi,h. 167-169. 52 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Pedoman Pengelolaan Wakaf tunai, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006, h. 1. 39 tunai yang diberikan kepada lembaga pengelola wakaf nadzir untuk kemudian dikembangkan dan hasilnya untuk kemashlahatan umat, sementara pokok wakaf uangnya tidak boleh habis sampai kapanpun. 53 Wakaf uang adalah salah satu wakaf produktif. Dilihat dari dasar pelaksanaannya wakaf memang ditujukan untuk produktif agar hasilnya dapat lebih optimal. Untuk mengelola wakaf secara produktif, terdapat beberapa asas yang mendasarinya, yaitu : a. Asas keabadian manfaat b. Asas pertanggungjawaban c. Asas profesionalitas manajemen d. Asas keadilan sosial. 54 Bank Indonesia memberikan defenisi wakaf tunai sebagai penyerahan aset wakaf berupa uang tunai yang tidak dapat dipindahtangankan dan dibekukan selain untuk kepentingan umum yang tidak mengurangi ataupun menghilangkan jumlah pokok. 55 Berdasarkan beberapa defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa wakaf tunai merupakan salah satu wakaf produktif yang dilakukan 53 Ryan Indrawan, Strategi Pengelolaan Wakaf Uang pada Badan Wakaf Indonesia, Jakarta: FSH UIN JAKARTA, 2012, h. 16 54 Direktorat pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimas Islam, Departemen Agama RI, Wakaf for Beginners-Panduan Praktis untuk Remaja agar Mencintai Wakaf, Jakarta: Direktorat pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimas Islam, Departemen Agama RI, 2009, h. 61. 55 Direktorat pemberdayaan Wakaf, Wakaf for Beginners-Panduan Praktis untuk Remaja agar Mencintai Wakaf, h. 91 40 seseorang atau kelompok orang dalam bentuk uang tunai yang tidak dapat dipindahtangankan selain untuk kepentingan umum.

2. Dasar Hukum Wakaf tunai

Wakaf tunai diperbolehkan berdasarkan firman Allah, hadits Nabi, dan pendapat ulama, yaitu : a. Firman Allah                  Artinya: “kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahui”. QS : Ali Imran ayat 92 Dalam ayat ini dijelaskan bahwa seseorang tidak akan mencapai tingkat kebaikan di sisi Allah, sebelum ia dengan ikhlas menafkahkan di jalan Allah harta yang dicintainya. Dalam ayat ini dikemukakan juga kapan dan bagaimana sehingga nafkah seseorang dapat bermanfaat. Yakni, bahwa yang dinafkahkan hendaknya harta yang disukai, karena Kamu sekali-kali tidak meraih kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan dengan cara yang baik dan tujuan serta motivasi yang benar yakni sebagian dari harta benda yang kamu sukai. Jangan khawatir akan merugi atau menyesal dengan pemberian yang tulus, karena apa saja yang telah dinafkahkan baik itu