51
sendiri tidak diukur berdasarkan penghimpunan dana wakafnya, tetapi dilihat dari seberapa banyak orang-orang yang terbantu dari pengelolaan dana wakaf
tersebut.
B. Tugas dan Wewenang Badan Wakaf Indonesia
Sesuai dengan UU No. 412004 Pasal 49 ayat 1 disebutkan, Badan Wakaf Indonesia mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan
mengembangkan harta benda wakaf. 2.
Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan internasional.
3. Memberikan persetujuan dan atau izin atas perubahan peruntukan dan
status harta benda wakaf. 4.
Memberhentikan dan mengganti nazhir. 5.
Memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf. 6.
Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidang perwakafan.
5
Pada ayat 2 dalam pasal yang sama dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugasnya Badan Wakaf Indonesia dapat bekerjasama dengan
instansi Pemerintah baik Pusat maupun Daerah, organisasi masyarakat, para ahli, badan internasional, dan pihak lain yang dianggap perlu. Dalam
melaksanakan tugas-tugas itu Badan Wakaf Indonesia memperhatikan saran
5
Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Badan Tentang Wakaf, h. 19-20.
52
dan pertimbangan Menteri dan Majelis Ulama Indonesia, seperti tercermin dalam Pasal 50.
Dalam Pasal 50 disebutkan bahwa “dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 49, Badan Wakaf Indonesia
memperhatikan saran dan pertimbangan Menteri dan Majelis Ulama Indonesia.
6
Terkait dengan tugas dalam membina nazhir, Badan Wakaf Indonesia melakukan beberapa langkah strategis, sebagaimana disebutkan
dalam PP No.42006 pasal 53, meliputi: 1.
Penyiapan sarana dan prasarana penunjang operasional Nazhir wakaf baik perseorangan, organisasi dan badan hukum.
2. Penyusunan regulasi, pemberian motivasi, pemberian fasilitas,
pengkoordinasian, pemberdayaan dan pengembangan terhadap harta benda wakaf.
3. Penyediaan fasilitas proses sertifikasi Wakaf.
4. Penyiapan dan pengadaan blanko-blanko AIW, baik wakaf benda tidak
bergerak danatau benda bergerak. 5.
Penyiapan penyuluh penerangan di daerah untuk melakukan pembinaan dan pengembangan wakaf kepada Nazhir sesuai dengan lingkupnya.
6. Pemberian fasilitas masuknya dana-dana wakaf dari dalam dan luar negeri
dalam pengembangan dan pemberdayaan wakaf.
7
6
Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Badan Tentang Wakaf, h. 20.
7
Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Badan Tentang Wakaf, h. 78-79.
53
Tugas-tugas itu, tentu tidak mudah diwujudkan. Jadi, dibutuhkan profesionalisme, perencanaan yang matang, keseriusan, kerjasama, dan tentu
saja amanah dalam mengemban tanggung jawab. Untuk itu, Badan Wakaf Indonesia merancang visi dan misi, serta strategi implementasi.
C. Visi dan Misi Badan Wakaf Indonesia
1. Visi
Visi Badan Wakaf Indonesia adalah “Terwujudnya lembaga
independen yang dipercaya masyarakat, mempunyai kemampuan dan integritas untuk mengembangkan perwakafan nasional dan
internasional”.
8
2. Misi
Sedangkan misi Badan Wakaf Indonesia adalah “Menjadikan
Badan Wakaf Indonesia sebagai lembaga profesional yang mampu mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi harta benda wakaf untuk
kepentingan ibadah dan pemberdayaan masyarakat”.
9
D. Strategi Badan Wakaf Indonesia
Adapun strategi untuk merealisasikan Visi dan Misi Badan Wakaf Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kompetensi dan jaringan Badan Wakaf Indonesia, baik
nasional maupun internasional.
8
Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Badan Wakaf Indonesia, Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012, h. 4.
9
Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Badan Wakaf Indonesia, h. 4.