36
2. Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif
a. Komunikator SourcePersauder
Dalam komunikasi persuasif, komunikator disebut “persuader” yaitu
orang dan atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain,
baik secara verbal maupun nonverbal.
42
Persuader dituntut untuk memilki kredibilitas dan daya tarik, baik secara fisik maupun
psikologis.
43
b. Pesan Message
Pesan adalah sesuatu yang perlu disampaikan dari persuader kepada persuade. Dalam menyajikan pesan komunikasi persuasif dapat
dilakukan dengan melihat tujuannya, yakni menarik perhatian, meyakinkan, dan menyentuh atau menggerakkan.
44
Secara umum ada tiga aspek yang terkait langsung dengan pengorganisasian pesan dalam
komunikasi persuasif, yakni sisi pesan, susunan penyajian, dan pernyataan kesimpulan.
45
c. Media Medium
Media merupakan saluran pembawa pesan kepada komunikan. Media pula yang menerjemahkan pesan-pesan tersebut agar dapat dicapai
oleh khalayak.
46
42
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 157.
43
Liestianingsih Dwi Dayanti dan Frida Kusumastuti, Hubungan Masyarakat, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, h. 5.25.
44
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 160.
45
Liestianingsih Dwi Dayanti dan Frida Kusumastuti, Hubungan Masyarakat, h. 5.25.
46
Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah, Public relations 2.0, h. 144.
37 d.
Komunikan Persuadee Persuadee adalah orang danatau kelompok orang yang menjadi tujuan
pesan itu disampaikandisalurkan oleh persuaderkomunikator baik secara verbal maupun non verbal. Menurut Mar’at1982 walaupun
telah menerima pesan dari persuader, namun sikapnya belum tentu berubah.
47
Beberapa hal yang menentukan komunikan dalam merespons pesan-pesan persuasif antara lain keyakinan, sikap dan
nilai-nilai yang dimiliki oleh komunikan.
48
e. Efek Effect
Dalam komunikasi persuasif efek yang ingin dicapai adalah adanya perubahan baik secara kognitif berkaitan dengan pendapat, pandangan
dan opini komunikan, afektif berhubungan dengan emosi dan kondisi psikologis komunikan maupun behavioral berhubungan dengan sikap
dan perilaku yang timbul sebagai akibat dar penerimaan pesan.
49
f. Feed Back
Feed back dapat diartikan sebagai tanggapan, umpan balik, jawaban atau respon komunikan kepada komunikator, bahwa komunikasinya
dapat diterima dan berjalan.
50
Secara umum, proses komunikasi dibangun oleh tiga unsur yaitu komunikator , pesan, dan komunikan. Akan tetapi, selain tiga unsur
47
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 162.
48
Liestianingsih Dwi Dayanti dan Frida Kusumastuti, Hubungan Masyarakat, h. 5.26.
49
Liestianingsih Dwi Dayanti dan Frida Kusumastuti, Hubungan Masyarakat, h. 5.26.
50
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 46.
38
tersebut dapat juga ditambah dengan unsur-unsur yang lain, yaitu media, efek effect dan feedback.
3. Metode Komunikasi Persuasif
a. Metode Asosiasi
Metode asosiasi adalah penyajian pesan komunikasi dengan jalan menumpangkannya pada suatu obyek atau peristiwa yang sedang
menarik perhatian khalayak.
b. Metode Integrasi
Metode integrasi adalah kemampuan seseorang untuk menyatukan diri dengan komunikan, dalam arti menyatukan diri secara komunikatif.
c. Metode Pay Off and Fear Arousing
Metode pay off rewarding adalah mengiming-iming dengan hal yang menguntungkan atau memberi harapan-harapan yang baik.
Fear arousing
punishment adalah
menakut-nakuti atau
menggambarkan konsekwensi yang buruk. d.
Metode Icing Metode icing adalah menata pesan komunikasi dengan emotional
appeal sedimikian rupa, sehingga komunikan menjadi lebih tertarik. e.
Metode Red Herring Metode Red Herring adalah cara seorang persuader mengelakkan
argumentasinya yang lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke segi yang dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh
dalam menyerang lawan.
51
D. Wakaf Tunai
1. Pengertian Wakaf Tunai
Wakaf tunai adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, dan lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai.
52
Wakaf tunai cash waqfwakaf al-nuqud dapat juga diartikan sebagai wakaf yang
diberikan oleh muwakifwakif orang yang berwakaf dalam bentuk uang
51
Roudhonah, Ilmu Komunikasi,h. 167-169.
52
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Pedoman Pengelolaan Wakaf tunai, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006, h. 1.