74
Jadi masyarakat lebih dipermudah ketika ingin bertanya menegnai wakaf, khususnya wakaf uang. Selain itu masyarakat juga dapat
mendownload rekaman talkshow mengenai wakaf baik itu diradio maupun televisi di website ini.
B. Metode Komunikasi Persuasi yang Dikembangkan BWI
Seperti yang dijabarkan di atas, strategi public relations yang digunakan oleh BWI adalah strategi persuasif. Karena menggunakan strategi
persuasif, tentulah BWI juga membutuhkan metode komunikasi yang tepat. Hal ini karena kegiatan public relations pada hakikatnya merupakan bagian
dari metode berkomunikasi technique of communication dengan ciri khas komunikasi dua arah two way traffic communiction antara organisasi yang
diwakilinya dengan publik atau sebaliknya.
5
Metode komunikasi yang digunakan adalah metode komunikas persuasif. Metode-metode tersebut
adalah:
1. Metode asosiasi
Penyajian pesan komunikasi dengan cara menumpangkan pada suatu objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak, yang
sering dilakukan dunia bisnis dan politik. Menurut Sigit Indra Prianto, saat ini BWI belum memiliki duta
wakaf seperti yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa yang mempunyai duta wakaf yaitu Inneke Koeserawati. Tetapi untuk wakaf tunai duta wakafnya
atau dapat artikan pencanang wakafnya adalah Presiden Susilo Bambang
5
Rosady Ruslam, Kiat dan Strategi Kampanye Public relations, ih. 19.
75
Yudhoyono. Inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi BWI. Mereka ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa orang yang berpengaruh
saja seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berwakaf, ini berarti bahwa masyarakat yang lain juga bisa berwakaf. Intinya, BWI ini menitik
beratkan pada pejabat buka orang terkenal seperti artis.
6
2. Metode integrasi
Kemampuan komunikator menyangkutkan diri secara komunikatif dengan komunikan, menggunakan kata-kata verbal atau nirverbal, yang
menggambarkan komunikator “senasib” dengan komunikan. Contoh: penggunakan kata “kita” bukan “saya” atau “Kami”.
Metode ini juga dilakukan BWI. Misalnya ketika BWI diundang sebagai narasumber mengenai wakaf, ketika menyampaikan pesannya BWI akan
menggunakan kata- kata kita seperti “Perkembangan wakaf di Indonesia
bukan lah tanggung jawab BWI saja, tetapi juga kita ”.
7
Kata kita disini dapat artikan kita sebgai BWI ataupun masyarakat lain baik itu Pemda,
DPR, maupun masyrakat lainnya. Melalui metode ini, BWI berusaha menyampaikan kepada masyrakat bahwa perkembangan wakaf tunai
bukan hanya menjadi tanggung jawab BWI ataupun nazhir-nazhir wakaf yang lain, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh umat Islam.
6
Wawancara Pribadi dengan Sigit Indra Prianto, Jakarta, 30 April 2013
7
Wawancara Pribadi dengan Sigit Indra Prianto, Jakarta, 30 April 2013