77
menghias pesan-pesan membuat faktanya menjadi cacat, maka komunikator akan kehilangan kepercayaan yang sudah dibinanya.
Menurut Sigit Indra Prianto, metode ini selalu digunakan BWI ketika akan mensosialisasikan wakaf tunai. BWI mengemas informasi
sedemikian rupa agar publik lebih mudah menyerap informasi yang disampaikan sehingga feedback yang terima juga lebih baik. Misalnya
ketika BWI menjadi pembicara dalam seminar wakaf. Saat menyampaikan materi BWI mengemas informasi dengan menarik melaui tampilan-
tampilan slide yang akan dibaca oleh peserta seminar.
10
5. Metode red-herring
Seni komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan. Mengelakan argumentasinya yang lemah untuk kemudian sedikit-demi
sedikit ke aspek yang dikuasainya sebagai senjata ampuh dalam menyerang lawan. Biasanya dilakukan pada saat komunikator dalam posisi
terdesak. Metode ini lebih banyak dipakai ketika dalam kegiatan
fundraising. Dalam kegiatan fundraising pasti ada penyampaian materi seperti seminar. Ketika menyampaikan materi wakaf tersebut ketika ada
audiens yang bertanya dan komunikatorpenyampai materi tidak dapa menjawab, komunikator biasanya akan mengajak penanya untuk
berbincang-bincang lebih lama ketika komunikator belum menemukan
10
Wawancara Pribadi dengan Sigit Indra Prianto, Jakarta, 30 April 2013
78
jawaban atas pertanyaan dari publik. Biasanya komunikator akan berusaha mengingat atau mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Atau dapat juga
komunikator mlempar pertanyaan tersebut ke audiens dengan harapan audiens ada yang dapat membantu menjwab.
79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi public relations yang digunakan oleh Divisi Hubungan
Masyarakat Badan Wakaf Indonesia dalam mensosialisasikan wakaf tunai adalah strategi persuasif. Dalam mewujudkan strategi tersebut
BWI menerapkan beberapa langkah strategi, yaitu: a.
Bekerja sama dengan media massa seperti talkshow di Ras FM, TV One, dan Metro TV.
b. Memanfaatkan media internal yaitu menggunakan spanduk,
kalender, buku profil BWI, serta brosur. c.
Melaksanakan kegiatan fundraising yaitu kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan dana wakaf. Kegiatan ini dilakukan baik
oleh BWI sendiri atau bekerja sama dengan pihak lain seperti bank maupun pemerintah.
d. Memanfaatkan media online yaitu sosialisasi melalui website
pribadi BWI www.bwi.or.id
2. Metode komunikasi persuasi yang digunakan oleh BWI dalam
mensosialisasikan wakaf tunai adalah metode asosiasi BWI menitikberatkan pada pejabat seperti Bapak Presiden Susilo Bambang