7 d. Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat,
dengan makna yang menyatakan waktu, yakni sebelum itu, sesudah itu, dan sementara itu.
e. Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat, dengan makna yang menyatakan menguatkan atau menegaskan, yakni itu
pun, lagi pula, apa lagi, selain itu, dan tambahan lagi. f. Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat,
dengan makna yang menyatakan pertentangan, yakni sebaliknya.
2. Jenis-Jenis Konjungsi
Jenis-jenis konjungsi dibagi menjadi empat jenis: 1 konjungsi
koordinatif, 2 konjungsi korelatif, 3 konjungsi subordinatif, dan 4 konjungsi antarkalimat, yang berfungsi pada tataran wacana.
7
a. Konjungsi Koordinatif Konjungsi koordinataif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur
atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama. Konjungtor koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain karena konjusngsi itu, di samping
menghubungkan klausa, juga dapat menghubungkan kata. Meskipun demikian, frasa yang dihasilkan bukanlah frasa preposisional. Perhatikan contoh berikut: 1
Toni dan Ali sedang belajar bahasa Indonesia di kamar, 2 Kamu mau ikut atau tinggal di rumah saja?
Mengenai konjungsi dan dan atau, orang kadang-kadang memakai keduanya secara bersamaan. Dalam hal ini cara menulisnya adalah dengan
memakai garis miring di antara kedua konjungsi tersebut: danatau. Makna konjungsi dan berarti ‘penambahan’. Di samping konjungsi atau bermakna
‘pemilihan’, konjungsi atau juga mempunyai makna ‘penambahan’. Untuk makna penambahan seperti itu, konjungsi atau pada umumnya dipakai bila makna
kalimatnya berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan kurang baik.
7
Alwi Hasan, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2003, h. 297.
8 b. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama.
8
Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa
yang dihubungkan. Misalnya pada entah disetujui entah tidak, dia tetap akan mengusulkan gagasannya.
c. Konjungsi Subordinatif Konjungsi Subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua
klausa atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat. Konjungsi subordinatif dapat dibagi
menjadi tiga belas kelompok sebagai berikut: 1 Konjungsi subordinatif waktu, yaitu sejak, semenjak, sedari, sewaktu,
ketika, tatkala, sementara, begitu, selama, serta, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, dan sampai.
2 Konjungsi subordinatif syarat, yaitu jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, dan manakala.
3 Konjungsi subordinatif pengandaian, yaitu andaikan, seandainya, umpanya, dan sekiranya.
4 Konjungsi subordinatif tujuan, yaitu agar, supaya, dan biar. 5 Konjungsi subordinatif konsesif, yaitu konjungsi atau kluasa yang
menyatakan keadaan atau kondisi yang berlawanan dengan apa yang dinyatakan di dalam klausa utama.
9
Penggunaan konjungsi subordinatif konsesif,
yakni biarpun,
meskipun, walaupun,
sekalipun, sungguhpun, dan kendatipun.
6 Konjungsi subordinatif pembandingan, yaitu seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, dan daripada.
8
Alwi Hasan, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2003, h. 289.
9
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Ketiga, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993, h. 118.
9 7 Konjungsi subordinatif sebab, yakni sebab, karena, oleh karena, dan
oleh sebab. 8 Konjungsi subordinatif hasil, yaitu sehingga, sampai, dan makanya.
9 Konjungsi subordinatif alat, yaitu dengan dan tanpa. 10 Konjungsi subordinatif cara, yaitu dengan dan tanpa.
11 Konjungsi subordinatif komplementasi, yaitu proses penggabungan proposisi untuk mengisi bagian yang kosong dari proposisi lain.
10
Penggunaan konjungsi komplementasi, yakni bahwa. 12 Konjungsi subordinatif atributif, yaitu yang.
13 Konjungsi subordinatif perbandingan, yaitu sama ... dengan, lebih ... daripada.
d. Konjungsi Antarkalimat Berbeda
dengan konjungsi
di atasa,
konjungsi antarkalimat
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungsi seperti ini selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf
pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Contoh konjungsi antarkalimat: 1 Keadaan memang sudah aman; 2 Kita harus tetap waspada. Pada kalimat 1 dan
2 maka digunakan konjungsi antarkalimat akan tetapi, sehingga menjadi 3 Keadaan memang sudah aman. Akan tetapi, kita harus tetap waspada. Dari contoh
tersebut jelas bahwa konjungsi antarkalimat menghubungkan dua kalimat yang utuh karena kedua kalimat itu terpisah, subjek pada kalimat kedua tetap
dipertahankan meskipun subjeknya sama dengan kalimat sebelumnya.
B. Karangan Argumentasi