10 berhubungan dengan benda konkret, seperti merangkai bunga atau merangkai
benda lain. Sejalan dengan kemajuan komunikasi dan bahasa, lama-kelamaan timbul istilah merangkai kata. Lalu berlanjut dengan istilah merangkai kalimat;
kemudian jadilah apa yang disebut pekerjaan mengarang. Orang yang merangkai atau menyusun kata, kalimat, dan alinea tidak disebut perangkai, tetapi penyusun
atau pengarang. Mengingat karangan tertulis juga disebut tulisan, kemudian timbullah sebutan penulis untuk orang yang menulis suatu karangan. Sebenarnya
mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti halnya berkomunikasi, kegiatan mengarang yang juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya dapat
berlangsung secara lisan. Berdasarkan uraian di atas mengarang adalah pekerjaan merangkai kata,
kalimat, dan alinea untuk menjabarkan, dan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan. Untuk bahan perbandingan, di sini
dikutipkan pendapat Widyamartaya dan Sudiarti, yaitu bahwa mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
11
Adapun pengertian karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang
ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea.
1. Pengertian Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan ini
ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Argumentasi selalu berisi penjelasan tentang
suatu pertalian antara dua pernyataan atau aserasi yang biasa diurutkan. Tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca
agar menerima atau mengambil suatu sikap atau tingkah laku tertentu. Syarat
11
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009, Revisi 3, h. 234.
11 utama untuk menulis karangan argumentasi adalah penulisnya harus terampil
dalam bernalar dan menyusun ide yang logis. Karangan argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
12
1 Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya.
2 Mengusahakan pemecahan suatu masalah. 3 Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu
penyelesaian. Langkah-langkah penyusunan argumentasi yaitu.
13
a. Tentukan dahulu tema atau topik argumentasi b. Susun kerangka karangan berdasarkan topik dan tujuan yang telah
ditentukan. c. Kembangkan kerangka karangan argumentasi menjadi karangan
argumentasi.
2. Langkah Membuat Karangan Argumentasi
Semua bentuk karangan memiliki persamaan dalam langkah-langkah penulisannya. Demikian pula halnya dalam menulis karangan argumentasi.
Tahapan-tahapannya meliputi: a tahap praprenulisan; b tahap penulisan; c tahap pascapenulisan.
14
Tahap prapenulisan yaitu tahap perancangan tulisan dengan melakukan penentuan topik, tujuan, sasaranpembaca, dan kerangka
karangan yang berisi pokok-pokok pikiran yang disusun secara sistematis. Selanjutnya, tahap penulisan dimulai dengan mengembangkan kerangka menjadi
tulisan. Pengembangan karangka ini terbagi lagi menjadi tiga bagian yiatu pendahuluan yang berisi latar belakang atau alasan menulis sesuai topik pilihan,
dilanjutkan dengan menuliskan tujuan dan manfaat karangan dan informasi umum tentang isi karangan. Selanjutnya isi karangan semua dituangkan pada poin isi
12
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009, Revisi 3, h. 249.
13
Jauharoti Alfin, dkk., Bahasa Indonesia I, Bandung: LAPIS {Learning Assistence Programs for Islamic Scholls}, 2008, h. 10—11.
14
Muhammad Yunus, dkk., Menulis I, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009, Cetakan Kedua, h. 9.9 – 9.10.
12 karangan sesuai susunan yang ada pada kerangka karangan dan penutup karangan
yang berisi kesimpulan dan saran-saran. Tahap pascapenulisan dilakukan dengan memperbaiki tulisan. Sebaiknya
penyuntingan dan perbaikan juga dilakukan ketika penyusunan rencana tulisan. Cara ini lebih baik dilakukan agar kesalahan dapat diminimalkan, maka tentukan
topik terlebih dahulu yang akan kita tulis. Selain itu, penulis dalam menulis karangan argumentasi sangat menginginkan agar pembaca atau pendengar
memahami benar apa yang disampaikan. Oleh karena itu, diperlukan juga langkah-langkah lain dalam menulis yang dapat membantu keinginannya itu.
Adapun langkah-langkah yang biasa dikembangkan dalam karangan argumentasi adalah penalaran, penalaran induktif dan deduktif, dan penolakan.
a. Penalaran Penalaran reasoning atau jalan pikiran adalah suatu proses berfikir yang
sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan pengetahuan, keyakinan, atau opini.
15
Penalaran juga bukan saja dapat dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos, tetapi juga dapat
dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang telah dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Kalimat semacam ini,
dalam hubungan dengan proses berpikir tadi disebut preposisi. Preposisi dapat kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat
ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya. Sebuah pernyataan dapat dibenarkan bila terdapat bahan-bahan atau fakta-fakta untuk membuktikannya.
Sebaliknya subuah pernyataan atau preposisi dapat disangkal atau ditolak bila terdapat fakta-fakta yang menentangnya.
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak. Untuk mewujudkannya diperlukan lambang. Lambang yang digunakan dalam penalaran
akan tampak berupa argumen. Kesimpulan adalah pernyataan atau konsep yang abstrak dan lambangnya adalah kata. Lambang proposisi adalah kalimat kalimat
15
E.Kusnadi dan Mahsusi, M.M., Mahir Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004, h. 19.
13 berita dan lambang penalaran adalah argumen. Argumenlah yang dapat
menentukan kebenaran konklusi dari premis. Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia
adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada proposisi tanpa pengertian dan tidak ada penalaran tanpa proposisi. Bersamaan dengan terbentuknya
pengertian, perluasan akan terbentuk pula proposisi dan proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Dengan kata lain, dapat juga dikatakan untuk
menalar dibutuhkan proposisi, sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
b. Penalaran Induktif dan Deduktif Teknik induktif adalah salah satu teknik pengembangan karangan
argumentasi yang memulai penulisannya dengan bukti-bukti kemudian atas nukti tersebut ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum.
16
Sedangkan penalaran deduktif itu sendiri adalah satu teknik pengembangan karangan argumentasi yang
mengawali tulisan dengan menuliskan kesimpulan umum dilanjutkan dengan tulisan berupa hal-hal yang khusus. Meskipun demikian di dalam hal yang khusus
itu diperlukan bukti-bukti yang menunjang menunjang. Bukti yang menunjang karangan argumentasi tersebut disebut sebagai premis.
Dalam penalaran induksi, untuk menurunkan suatu kesimpulan, penulis harus mengumpulkan bahan-bahan atau fakta-fakta terlebih dahulu. Semakin
banyak fakta yang dikumpulkan, dan semakin baik ciri kualitas fakta-faktanya itu, maka akan semakin mantap pula kesimpulan yang diturunkan itu. Sedangkan
dalam penalaran yang bersifat deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan fakta- fakta. Oleh karena itu bila kita membandingkan penalaran dalam induksi dan
penalaran dalam deduksi, maka kesimpulan dalam induksi kemungkinan kebenaran. Benar tidaknya proposisi itu tergantung dari kebenaran dan sifat-sifat
data yang dipergunakan itu. Sebaliknya konklusi dalam sebuah deduksi dapat dipastikan sebagai konklusi yang benar kalau proposisinya itu mengandung
kebenaran.
16
Ibid, h. 9.11.
14 Pada dasarnya kekuatan argumen terletak pada kemampuan penutur atau
penulis dalam menentukan tiga prinsip pokok, yaitu apa yang disebut pernyataan claim, alasan supportground, dan pembenaran warrant. Pernyataan mengacu
pada kemampuan menulis dalam menentukan tulisan. Alasan mengacu pada kemampuan penulis untuk mempertahankan pernyataannya dengan memberikan
alasan-asalan yang relevan. Sedangkan pembenaran mengacu pada kemampuan penulis dalam menunjukkan hubungan antara pernyataan dan alasan.
Jadi, prinsip argumentasi dibangun oleh tiga elemen pokok, yaitu: 1 pernyataan claim, 2 alasan Supportground, dan 3 pembenaran warrant.
Sedangkan elemen pelengkapnya adalah: 1 pendukung, 2 modal modal qualifers, 3 sanggahan rebutta.
17
Dengan demikian, dalam sebuah karangan argumentasi elemen-elemen tersebut disusun menjadi rangkaian kalimat yang jika
susunannya baik akan menghasilkan karangan yang baik.
C. Konjungsi dalam Karangan Argumentasi